Bab 5 - Sebuah Batasan

39 13 12
                                    

            Alisia berlari secepat mungkin kembali ke kendang Koyuki, disana ia melihat sosok ibunya. Baru saja Zeline ingin membuka mulut untuk menjelaskan kondisi Koyuki, Alisia langsung membuka pintu besi yang menahan Koyuki

Melihat pintu yang terbuka, Koyuki langsung melompat keluar kendang. Tubuh besar Koyuki yang melompat kearah Alisia membuatnya terjatuh ke lantai. Kucing besar itu kini berada di atas Alisia, ia menunjukkan semua taringnya seakan sedang mengancam Alisia, Zeline panik dan langsung berlari keluar untuk memanggil militer yang sedang berjaga

"kau pasti sedang mengkhawatirkan Karin, tenang saja aku kesini untuk mereka juga"

Alisia menunjukkan layar telepon genggamnya

"bawa aku ke tempat mereka, Koyuki"

Kucing putih itu langsung menyingkir dari Alisia, Zeline kembali dengan tiga orang penjaga bersamanya

"aku baik baik saja, aku tidak punya banyak waktu jadi aku akan menjelaskannya secara singkat"

Alisia mengambil posisi berdiri disamping Koyuki

"Karin dan Hea sekarang sedang diculik, penculiknya menghubungiku meminta sejumlah uang yang dikirimkan ke lokasi yang dikirimkan melalui pesan Hea, kondisi Hea baik baik saja sedangkan Karin sekarang sedang susah bernapas juga tidak sadarkan diri"

Alisia mengirimkan semua bukti dan lokasi yang penculik itu sampaikan ke nomor Zeline

"aku tidak yakin dengan lokasi yang ia kirimkan adalah lokasi tempat Hea dan Karin berada, oleh sebab itu aku membutuhkan Koyuki, karena mereka dapat saling mengetahui lokasi masing-masing"

Zeline dengan keras menolak rencana Alisia, ia memaksa anaknya untuk menelpon polisi

"bagaimana jika polisi sampai disana tetapi Karin dan Hea tidak ada? Lalu saat mereka tau bukan aku yang berada disana malah akan mengancam keselamatan kedua temanku!"

Alisia tidak membuang waktu lebih lama lagi, ia naik keatas Koyuki yang sudah menunggunya dari tadi

"tunggu nona Alisia"

Alisia menoleh dan mendapati Lorn mengajukan sebuah benda yang tidak pernah terpikirkan olehnya bahwa suatu hari ia akan menggunakan benda ini

"Desert Eagle"

Pistol dingin itu terasa berat ketika ia pegang, warna silvernya memantulkan cahaya dari lampu, sepertinya pistol ini terawat dengan sangat baik

"mama akan menelpon polisi lalu menyusulmu menggunakan mobil bersama dengan ketiga orang ini"

Alisia mengangguk

"terimakasih, kalau begitu aku duluan"

Koyuki langsung melesat secepat kilat, mereka tidak tahu bahwa Koyuki dapat berlari secepat itu, akan susah menyamai kecepatan laju Koyuki dengan kecepatan motor jika mereka harus mengejar Koyuki yang kabur

~•~•~•~•~•~

Hea berusaha menahan kepala Karin agar tidak terjauh, keringat dingin terus bercucuran dari dahi Karin. Hea tidak yakin kondisi Karin sekarang tetapi sepertinya kondisi Karin semakin memburuk, ia takut sesuatu akan terjadi bila Karin tidak segera mendapatkan pertolongan

Walau Hea khawatir dengan Karin, ia lebih khawatir dengan Alisia. Lokasi yang diberikan kepada Alisia bukanlah lokasi dimana mereka berada sekarang

"kau pintar sekali bos, dengan begini kita bisa meminta tebusan lagi lalu menjual 3 anak"

3 sosok laki-laki dihadapannya tertawa lepas, Hea mulai merasakan putus asa. Bukan hanya mereka tidak bisa pergi dari genggaman pada penculik tetapi mereka juga menyeret Alisia kedalamnya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My HalfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang