Pengantaran makanan

523 43 4
                                    

Geraldi sedang duduk di kursi kerjanya, ia saat ini sedang serius sekali bekerja.

Banyak berkas-berkas yang harus ia cek.

Pun sama seperti geraldi para lelaki keluarga anugrah dan adidaya yang lain juga sibuk dengan pekerjaannya.

Kalau kalian ingin tau, saat ini seluruh orang sudah kembali ke Korea, yah mereka semua memutuskan untuk kembali ke Korea atas permintaan windi.

Kondisi windi membaik setelah pulang ke Korea, tapi ya itu windi tetap harus menjalani pengobatan nya di rumah sakit keluarga anugrah.

Dengan dokter pribadi yang tak lain dan tak bukan adalah fadlan dan juga suga.

-------------🦋-----------

Siang ini seorang wanita yang menggunakan pakaian kelewat seksi sedang berjalan di lobby kantor.

Banyak pasang mata yang melihatnya, bukan karena terpesona. Tapi karena mereka memilih segan, yah sopan.

Wanita tersebut adalah Adelin Abimana, Putri salah satu konglomerat di Korea. Dia keturunan Korea Indonesia.

Juga, dia adalah tunangan dari Geraldi Putra Anugrah.

Entah apa yang merasuki geraldi, sampai mau bertunangan dan begitu sangat mencintai Adelin.

Status wanita itu yang menjadi tunangan Geraldi sekaligus putri konglomerat Korea, membuat pegawai Perusahaan A'Crop menunduk saat ia berjalan.

Adelin berjalan dengan angkuh, langkahnya membawa dia sampai di depan lift khusus CEO. Atau orang-orang penting saja.

Ketika lift mulai naik, lift langsung berhenti tepat di depan ruang kerja CEO, itu artinya ruangan ini adalah ruang kerja Geraldi.

Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, ia langsung membuka pintu. berjalan sampai di samping geraldi yang masih belum menyadari akan kedatangan dirinya karena terlalu fokus pada berkas-berkas yang sedang geraldi cek.

"Sayang" Panggil Adelin sambil memeluk geraldi dari samping.

Geraldi meletakkan berkas yang sedang ia baca, menoleh ke samping. Dimana sang tunangan sedang memeluknya.

"Iya, ada apa? Ko kamu tumben ke sini ngga ngabarin aku dulu? " Tanya geraldi.

"iss kamu mah, emang aku ngga boleh buat ke sini ya"

"Bukan kaya gitu sayang, kamu bebas kesini kapan aja kamu mau"

Mendapat jawaban seperti itu, membuat Adelin tersenyum.

"Kamu udah makan siang? " Tanya geraldi pada Adelin.

Adelin menggeleng "belum, aku ke sini mau ngajak kamu makan siang. Udah lama ngga makan siang bareng kamu, kamu kan sibuk terus sama ade kamu itu. Sampe ngga ingat ke aku dan jarang ada waktu buat aku" Jawab Adelin cemberut.

Memang Adelin tidak menyukai windi. Menurut Adelin windi itu mengganggu dirinya dengan geraldi.

Geraldi memegang tangan Adelin yang sudah berdiri di depannya "bukan kaya gitu sayang, jangan kaya gitu dong. Windi kan adik aku, calon adik ipar kamu juga. Kamu bisa terima keadaan dia kan?"

Adelin mengangguk, demi menjaga image nya terlihat baik di depan geraldi ia akan melakukan apapun.

"Kita makan siang di sini aja ya, aku pesenin makan siang buat kita makan di sini"

"Iya udah terserah kamu aja deh, jangan lupa pesen makanan dari restoran tempat biasa kita makan ya" Geraldi mengganguk.

Geraldi menghubungi asisten pribadinya, memesan makanan untuk ia makan bersama Adelin sangat tunangan.

Ketika ia sudah memesan makanan, ia ingin ke kamar mandi terlebih dahulu. Sekedar buang air kecil dan cuci muka.

"Aku mau ke kamar mandi dulu ya, sebentar"

"Ya sayang"

----------------🍁----------------

Sementara itu seorang gadis sedang berjalan memasuki perusahaan keluarganya.

Tujuannya ke sini untuk mengantarkan makanan yang telah di buat oleh sang mamah untuk kakak pertamanya.

Gadis itu adalah windi.

Ketika windi berjalan, banyak pegawai yang tersenyum manis dan menyapa windi. Meskipun windi masih asing di kantor ini, dan jarang sekali ke sini. Malah windi baru beberapa kali saja ke sini entah untuk sekedar mengantarkan makanan untuk kakak atau papahnya, atau pun menjemput kakak dan papahnya yang kadang sampai lupa waktu jika sudah bekerja.

Tapi karena sifat windi yang humble, wajah polos dan cantiknya. Membuat pegawai di sini begitu cepat berbaur dengan dirinya.

"Ade" Panggil seseorang dari belakang ketika ia sedang berjalan.

Windi berhenti, membalikan badannya untuk melihat orang yang memanggil dirinya dengan panggilan ade.

Windi tau, yang memanggil dirinya adalah Aksa.

"Kakak"

Windi berlari sambil merentangkan tangannya, aksa dan orang-orang yang melihat tingkah windi seketika di buat gemas.

Bagaimana tidak.

Windi berlari seperti anak kecil, tas punggung berisi makanan untuk kakak nya terombang-ambing.

"Sayang jangan lari, nanti jatuh" Peringat Aksa.

Windi terus berlari ke arah Aksa, tanpa memperdulikan ucapan Aksa.

Ketika windi sudah memeluk Aksa, Aksa juga segera memeluk windi.

"Sayang jangan lari lagi kaya tadi, nanti kalau kamu jatuh gimana? "

Windi mendongakkan kepalanya "hehehe" Ia tertawa dengan sangat manis.

"ih adenya kakak ko malah ketawa sih" Windi tidak memperdulikan ucapan Aksa.

Ia malah makin mengeratkan pelukannya pada Aksa.

"Windi cape ka"

Tiada angin tiada hujan, windi berbicara yang membuat Aksa terdiam.

"Ade cape lari? Kita duduk dulu ya" Windi mengangguk.

Aksa berjalan sambil menggendong windi menuju sofa yang berada di tengah lobby perusahaan. Sofa yang sengaja disediakan untuk orang-orang yang sedang menunggu atau hal lainnya.

Ketika Aksa ingin melepas pelukannya dengan windi untuk melihat wajah windi, windi menggeleng.

"Jangan di lepas ka, sebentar aja. Windi pengen tidur"

ALONE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang