Bersama Hujan

3.9K 130 1
                                    

Malam ini hujan turun dengan derasnya, membasahi bumi dan seluruh makhluk hidup yang tidak dapat berteduh.

Malam ini juga ditengah derasnya hujan ada seorang gadis cantik, dia tinggi, kulitnya putih bersih, senyum selalu melekat di bibir berwarna pink miliknya.

Tapi, senyum itu adalah sebuah senyum palsu dia selalu menyembunyikan kesakitan nya sendiri tidak pernah bercerita pada siapapun.

Nama gadis itu adalah Windi Putri Anugrah anak terkahir dari 4 bersaudara satu-satunya anak perempuan di keluarga nya.

Dia memiliki sahabat bernama Yudistira Kamal Wiratama, sahabat baiknya, dia tampan, cuek terhadap orang sekitar tapi tidak dengan windi, windi sudah dia anggap sebagai saudara sekaligus adik yang harus ia lindungi.

Keluarga kaya yang hidup dengan bahagia,semua kakaknya memiliki hidup yang menyenangkan tapi tidak dengan dirinya.

"Anak pembawa sial dimana kamu? " Panggil kakak pertamanya. Nama nya adalah Geraldi Putra Anugrah, dia memiliki sifat dingin, ramah kepada semua orang tapi tidak kepada windi, memiliki wajah yang tampan semua pasti wanita akan bertekuk lutut kepadanya. Dia juga adalah CEO di perusahaan keluarga nya

"Yh ka ada apa? " Ucap windi menjawab panggilan dari kakaknya itu dia lari tergesa-gesa dari kamarnya yang berada di lantai 3 lantai paling atas dirumahnya untuk menghampiri kakaknya yang
berada di ruang tamu tepatnya di lantai 1

"mana kemeja saya yang saya suruh cuci 2 hari yang lalu" Kakaknya tampak sangat marah mungkin akibat dia terlalu lama menghampiri kakaknya saat dipanggil tadi

"Masih basah ka, dan kemejanya juga baru windi cuci kemarin" Geraldi menghampiri adiknya itu kemudian dia langsung menarik rambut windi "saya suruh kamu cuci kemeja saya dari 2 hari yang lalu sialan, dan kenapa baru kamu cuci sekarang? Kamu tau tidak kemeja itu akan saya pakai besok, dasar bodoh" Kepala windi seketika langsung mendongak keatas dia memejamkan matanya karena terlalu takut dengan kakak pertamanya ini.

padahal geraldi punya banyak kemeja di lemarinya bahkan kemarin windi baru melihat ada maid yang mengantarkan kemeja yang baru saja di beli ke kamar kakaknya. Tapi kenapa kakaknya ini malah mencari kemeja yang baru saja ia cuci?

"Kak lepasin dulu rambut windi ka" "Windi bakal keringin kemeja kakak sekarang tapi lepasin dulu" Dia mencoba menahan air matanya dia tidak mau
terlihat semakin lemah di hadapan kakaknya ini

"huh dasar bodoh saya sudah tidak mau memakai kemeja itu lagi, sekarang sebagai hukumannya kamu keluar tidur diluar sana" Sungguh tega kakaknya ini padahal geraldi tau di luar sedang hujan lebat

"tapi kak diluar sedang hujan, aku mohon kak jangan suruh aku keluar" Ucap windi tapi geraldi mana peduli pada windi dia memang suka melihat windi kesusahan

"KELUAR SEKARANG SIALAN" Suara geraldi semakin meninggi dia paling tidak suka dibantah

"aku mohon ka" Lagi dan lagi ucapan windi hanya di anggap angin lalu oleh geraldi yang ada sekarang geraldi terlihat semakin marah
"KELUAR SENDIRI SEKARANG ATAU AKU SERET? "

Tidak ada pilihan lagi lebih baik sekarang dia keluar sendiri dari pada harus diseret oleh geraldi.
Windi mulai berjalan menuju pintu dan ketika dia sudah membuka pintu geraldi kembali berkata

"Tidur diluar dengan nyaman ANAK PEMBAWA SIAL" Windi harus kuat dia kemudian keluar dari rumah dan menutup pintu, Setelah itu dia duduk di bangku yang ada didepan terasnya sambil melihat hujan yang sekarang menjadi temannya untuk tidur diluar malam ini.

"Tuhan aku mulai lelah dengan semua ini tapi Tuhan aku juga tidak bisa menyerah. Kuatkan aku dan Tuhan aku mohon jadikan hari esok lebih baik dari sekarang"

Satu tetes air mata menetes dari kedua kelopak matanya disusul oleh tetes lain yang semakin deras dan mendesak ingin keluar dari matanya.
Malam ini di tengah hujan yang lebat dia mulai menutup matanya mencoba tertidur walaupun tidak nyaman

Semoga suka ya tulisan pertama ku jadi maaf kalau banyak typo nya

ALONE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang