Keluarga ku

839 57 4
                                    

Sekarang aku tau bagaimana perhatiannya seorang papah terhadap putri kecilnya







--------------👨‍👧-------------



Keadaan windi mulai membaik, hari sudah menjelang malam saat ia terbangun dari tidur akibat suntikan obat bius yang di suntikan oleh suga.

"Enggh" Lenguhan itu terdengar di telinga fadlan, suga yang duduk di samping windi.

Yerin malam ini diminta oleh fadlan pulang terlebih dahulu, fadlan tau kondisi kekasihnya itu mulai terlihat lelah akibat terus-terusan menunggu windi. Jangan lupakan, yerin terus menangis ketika windi baru di bawa kerumah sakit.

"Selamat malam adenya kakak yang cantik" Sapaan selamat malam itu terucap oleh fadlan.

Windi yang baru terbangun, ia menyesuaikan  pengelihatan nya untuk melihat di sekitar. Wajah yang pertama kali ia lihat saat terbangun, tentu saja wajah fadlan dan suga yang sedang memperhatikan dirinya.

Dilihat dari sudut manapun, mereka bertiga nampak seperti kakak adik kandung bukan kakak dan adik angkat. Perlakuan dan sikap mereka berdua terhadap windi, mencerminkan sekali sosok kakak yang sayang terhadap adiknya.

"Kakak" Windi memanggil kedua kakaknya, ia tampak masih terlihat lemah, tapi fadlan dan suga bersyukur sekarang keadaan adiknya sudah baik-baik saja.

"Iya sayang apa? " Tanya fadlan.

Tangan windi bergerak untuk melepaskan selang kasal kanula yang dipasang oleh dokter tadi sore.

Suga yang melihat hal itu segera menahan tangan windi, lalu ia menggeleng. Tanda tidak memperbolehkan windi untuk melepaskan kasal kanula yang terpasang di hidung mungil windi.

"Jangan dilepas ya sayang" Kepala windi menggeleng, ia benar-benar merasa tidak nyaman dengan selang kasal kanula yang menyumbat hidungnya.

Tangan fadlan menepuk bahu suga, yang berdiri di sebelah ranjang windi. Fadlan mencoba meyakinkan suga, bahwa tidak apa-apa melepaskannya. Fadlan tau, ada ketakutan yang tercipta di diri fadlan setelah kesakitan nya windi tadi sore.

"Gapapa hyung, kita lepas ya. Ade keliatan gak nyaman banget"

Kepala suga, memperhatikan windi. Memang keliatan sekali jika adik perempuan nya ini, nampak tidak nyaman.

Jadi, mau tidak mau. Kepala suga mengangguk.

Selanjutnya fadlan segera melepaskan selang kasal kanula itu.

"Terimakasih kakak" Ucap windi lemah, tapi disertai dengan senyuman cantik, terpatri di bibir yang masih nampak pucat.

Suga dan fadlan mengangguk, senang rasanya melihat senyum itu kembali. Setelah kemarin malam dan satu hari ini, windi tertidur.

Walaupun tadi windi sempat terbangun, tapi sayang sekali kesakitan itu kembali mengharuskan tertidur kembali.

"Bubur windi mana ka" Fadlan terkekeh, nampaknya sang adik masih mendengar kata-kata saat ia berjanji untuk membawakan windi bubur untuk di makan saat malam hari.

Begitupun yang terjadi dengan suga, ia nampak terkekeh kecil. Lucu sekali adiknya ini, windi baru bangun tapi sudah minta bubur yang di janjikan oleh fadlan.

"Ade laper hmm? " Tanya suga, windi mengangguk dengan bibir mengerucut sebal. Ia mengelus daerah perutnya.

"Sabar ya perut, sebentar lagi kamu bakal penuh sama bubur buatan kakak" Windi tampak berbicara dengan perutnya.

ALONE ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang