"selamat datang bagi seluruh peserta Reguler di lantai ujian ke-20.ー
ーUjian kali ini adalah ujian ketahanan selama 30 menit, 10 Reguler akan saling bertarung dalam satu ronde dan peserta akan masuk setiap 3 menit. Peraturannya mudah, Reguler di persilahkan menggunakan cara apapun untuk mengeliminasi peserta lain. Siapapun yang berhasil bertahan 30 menit akan lolos ke babak selanjutnya."
Baam berdiri di depan lift dengan tulisan "WAIT" besar tertera di pintu, menunggu lawan apapun yang akan menantangnya bertarung. Aturannya masih sama, kalian boleh menggunakan cara apapun, berarti dia tidak perlu sampai membunuh, tapi terakhir kali dia dilantai ini....
"Yo Chibi? Apa yang kau lakukan di tempat ini ha? Pulang saja dan merengek pada ibumu, aku akan berbaik hati melepaskan mu untuk saat ini." Seorang pria berbadan kekar tanpa rambut keluar dari pintu, matanya menatap Baam dengan remeh sementara bibirnya menyerigai lebar.
"...." Apa orang ini tidak lelah mati di tangannya?.
Baam mengalihkan pandangan, sama sekali tidak tertarik dengan pertarungan melawan orang bodoh yang hanya tau cara mengejek dan meremehkan lawan, orang seperti ini akan selalu menjadi yang pertama mati di Medan perang.
"Oi, oi! Apa kau meremehkan ku? Kau sangat kurus hingga aku salah mengartikanmu dengan tape, apakau wanita?"
"...."
"Oi jawab aku! Apa kau mau mati?!" Pria itu berjalan mendekati Baam, kemudian meraih kerah bajunya dan menariknya hingga terangkat beberapa centi dari tanah.
Baam hanya membalas tatapannya dari balik poni rambutnya yang tumbuh sangat panjang hingga menutupi mata dan pipinya.
"Apa kau tuliー"
"Ting" sekali lagi pintu terbuka, kali ini menampilkan seorang pria dengan tubuh yang lebih kecil dari pada pria sebelumnya.
"Oh sudah mulai?" Pria dengan surai putih berjalan masuk, mengibaskan sebuah tongkat mercusuar berwarna kuning.
Pria berbadan kekar melepas Baam dan mengganti target, dia mulai menyerang kearah pria yang baru masuk, Baam menghela nafas kemudian menepuk-nepuk jubah hitam dengan lambang mata FUG.
Awalnya dia tidak memiliki niat untuk bertarung seperti di kehidupan terakhir, namun dua orang itu terus bertarung untuk membunuh satu sama lain. Jika Aguero berada disini dia pasti berkata 'apa mereka bodoh? Pengawas tidak membatasi jumlah Reguler yang bertahan, Mengapa repot-repot mencari musuh?', sayangnya tidak Benyak yang berpikir panjang seperti Khun.
Sekali lagi pintu terbuka, kali ini masih pria dengan badan kekar dan otot besar, tapi tidak sebesar pria yang pertama. Pria itu tampaknya mengabaikan dua orang yang bertarung dan berlari menyerang Baam yang terlihat menganggur.
Baam menghela nafas, tanpa kata menjentikkan Shinshu dari jarinya, pria itu terlempar kebelakang dan menghempas dinding dengan keras.
Suara hempasan mengalihkan perhatian orang yang bertarung pertama, Baam tidak repot-repot menarik tangannya.
"Kalian menyerah saja, aku sedang tidak dalam mood untuk bertarung" Baam menyahut dengan dingin. Dia tidak begitu bersimpati untuk orang-orang egois dan memandang rendah orang lain.
Pada akhirnya mereka bersikeras untuk bertarung, Baam hanya butuh satu tendangan dan menyapu keduanya sekaligus.
Pintu berbunyi lagi beberapa detik setelah itu.
"Oi! lihat kesini pecundang! Aku adalah yang terhebat Wangnan Jahー"
Pria berambut oranye yang familiar membeku di depan pintu, matanya melebar karna shock. Baam berkedip pada pria di depannya, dia lupa jika akan bertemu dengan Wangnan di lantai dan ujian ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Improvement [BaamxKhun]
FanfictionFanfiction Tower of God Baam x Khun Original work belongs to SIU "ーapakau yakin? Bisa jadi masa depan yang kau harapkan tidak seindah yang kau bayangkan" "Aku bisa dan aku akan" "Jika seperti itu aku akan mengabulkan permintaanmu" "Administrator, ak...