Gaada perkenalan resmi seperti nama lengkap, usia, alamat, makanan kesukaan dan lainnya. Ini cuma perkenalan biasa, dengan orang biasa.
Namanya Asahi. Dia bukan orang istimewa. Cuma bahasa dan tingkah lakunya yang bikin dia beda. Rasanya sepanjang hidup, gapernah aku nemuin cowok kaku yang manggil dirinya sendiri 'saya', bukan aku, gue, atau semacamnya.
Asahi itu beda.
Dia bukan sebatas cowok dingin yang diam - diam perhatian. Asa suka tantangan. Sekiranya dia pengen ngelakuin sesuatu, ya udah pokoknya harus terjadi.
Asa itu pemaksa.
Tapi bukan berarti dia suka bertingkah kasar. Sekalipun dia marah, pasti bakal dilampiaskan ke kanvas kosong di dalam kamarnya.
Bukan, dia bukan sekedar melukis. Dia melukis kanvas itu dengan darahnya sendiri.
Iya, segila itu.
Tapi dia ga tertarik buat bunuh diri. Asahi terlalu sayang dengan dirinya sendiri. Dia terlalu pusing memikirkan betapa repotnya orang tua dan teman - teman yang akan mengurus pemakamannya nanti.
Alasan yang konyol bukan?
Tapi Asahi tetaplah Asahi. Manusia biasa yang jarang sekali bicara pada manusia lainnya. Aku cukup beruntung dapat mengenalnya selama hampir dua tahun. Setidaknya dua tahun itu cukup mengisi masa putih abu - abuku yang lumayan membosankan.
Lalu, siapa aku?
Aku cuma masa lalu Hamada Asahi.
