4

2.8K 57 1
                                    

KEINARA POV

Semenjak kejadian itu hubungan kami semakin dekat, bahkan tak jarang Liam menginal di appart ku. Ya tentunya kami berbagi desahan setiap ia kemari. Sebenarnya ia menyuruhku pindah ke appartnya. Atau ke mansionnya. Lebih besar dan luas. Namun aku berpikir bagaimana aku mengatakan pada Ayahku? Alasanku pun diterima Liam. Namun ia benar benar sangat protektif, terutama pada sosial media dan cara berpakaian ku. Bahkan kadang ia yang memilihkan baju untukku kuliah.

Sudah 3 hari kami tak bertemu, Liam benar benar sibuk, namun ia masih sempat chat aku tiap menit. Dan memberiku sebuah foto kalau ia benar benar sedang bekerja.
Sebenarnya aku percaya saja, bahkan mungkin ketika ia berbohong aku tak masalah. Aku mencoba mengontrol perasaan ku pada Liam. Aku takut sakit hati.
Namun aku mencoba setia padanya, seperti membatasi statusku dengan pria lain.

Jam kuliah telah usai, aku melihat jam tangan ku pukul 02.00 PM, aku merasa bosan. Tiba tiba ada tangan yang menarik tanganku, dan membawa ku ke suatu ruangan.
Ruangan yang besar, dan sepertinya tak terpakai. Disini pun gelap.
"Siapa kau!!" Kata ku karena pria ini menggunakan hoodie hitam, dan topi serta masker yang menutupnya.
"Apa kau kekasihku, kau sungguh bodoh tidak mengenaliku" suara yang tak asing lagi
Aku pum memukul lengan pria ini, ia mengangetkan saja. Ia pun tertawa berhasil membuatku kaget. Ia memelukku
"Kangen" katanya
Aku pun hanya tersenyum saat pria ini manja denganku
"Heii kau tak membalas pelukanku, apa kau tak rindu aku?" Ia pun melepas pelukannya dan menatapku tajam
"Tidak" kataku
"Ishhh apa kau punya pria lain ha!" Katanya sambil mencubit pipi ku
Aku pun tertawa.
"Ayo keluar. Disini gelap" kataku melangkahkan kaki keluar namun tangannya meraih pinggulku
"Aku tidak punya banyak waktu. Bisakah 1 jam kita bercinta?" Katanya membuatku kaget
"Disini?????"
"Tidak ada pilihan lain sayang" ia pun mencumbu bibirku, melahapnya dengan lembut. Tubuhku merespon dengan baik. 3 hari tak menerima sentuhannya membuatku tadi pagi solo player di kamar mandi.
Ia kini sudah berada di leherku, memainkan rambutku yang terurai , menjilatnya inchi demi inchi. Aku hanya mengadah kepalaku ke atas menikmati setiap sentuhan pria ini
Tiba tiba ia membuka kancing kemejaku, akupun kaget dan menghentikan geraka tangannya
"Apa disini aman?" Tanyaku
"Bahkan ketika kau mendesah kencang pun tak apa. Ini ruang band yang tak terpakai jadi kedap suara"
"Lanjutkan. Kau yang pimpin" kataku dengan ekspresi menggoda
Liam dengan cepat menanggalkan pakaianku, agak aneh memang telanjang slain di kamar. Tapi aku suka hal baru.
Ia menempatkan aku pada tembok, di suruh nya aku menghadap tembok, dan membungkukkan tubuhku ke depan.
Untung hari aku aku menggunakan high heels sehingga aku bisa menyamakan posisi ku saat doggy style begini.
Liang ku sudah basah, benda itu dengan mudah masuk ke dalam.
"Ahhhhh" desahku
"Mendesahlah hebat sayang. Call my name"
Liam pun main dengan sedikit lebih kasar, mungkin ia terburu buru. Namun tak masalah, aku mengerti.
Ia menghentakkan dengan keras.
"Ohhhhh more more moreeee shhhhhh"
"Kau selalu seksihhhh" pujinya
"I need more, harder me ouhhhhh"

Liam mengganti posisi, kali ini kami berhadapan, ia menggendongku di depan dengan selangkanganku masuk ke dalam batangnya
"Shhhhhh shittt. Mengapa kau begitu menggoda" desahnya
"I'm yours Liamm ahhhhh lebih kerassss" desahku

Ruangan kosong itu pun bergema dengan desahakan kami berdua, 1 jam aku mendapat 4x klimaks hebat dan ia hanya 2x. Aku pun sempat protes ia mengeluarkannya di dalam, mengingat aku sedang masa subur
"Jika kau hamil, berarti aku akan punya anak darimu"
"Aku tidak ingin menikah"
"Kau tidak ingin menikah denganku?"
"Oh ayolah. Aku ini masih kecil, tidak seperti kau sudah seperti om om"
"Wanita di luar sana mengantri ingin ku hamili. Dan kau menolakku? Dasar bocah!" Candanya
Kami pun tertawa, sejujurnya aku mengingingkannya lagi, aku sangat bernafsu sekarang.
"Lagi?" Katanya
Aku mengangguk.
"Tidak nona kecil, aku bukan pria pengangguran. Pulanglah"
Aku cemberut, padahal aku ingin memimpin permainan.
"Menginaplah nanti malam" kataku masih memelukkan dengan tubuh kami yang masih telanjang
"Aku tidak janji"
"Aku yang akan menginap di tempatmu" kataku mengancam
"Aku tak masalah, tapi kadang aku bekerja sampai pagi. Aku tak rela jika membuat mu menganggur. Tidak, mungkin kerjaanku tak selesai melihatmu mondar mandir dirumahku dengan baju seksimu"
Aku pun tertawa.

Aku pun pulang ke appart ku, raut wajahku bahagia menghabiskan waktu singkat dengan Liam.
Sesampainya di Appart. Aku mengecek handphoneku. Panggilan gak terjawab dari Ayah

Aku pun menekan panggilan pada Ayah
"Hai sweety. Kau kemana saja?"
"Hmm sorry. Ada apa?"
"Lusa kau senggang? Papa ingin kamu datang ke acara papa. Sepertinya jomblo membuat papa malu datang sendiri hahaha"
"Acara apa?" Tanyaku
"Nanti papa kirim undangannya ya. Tidak ada penolakan"
"Hmmm baiklah"
"See u tomorrow sayang"

Liam belum mengabari ku hari ini, aku sebenarnya sedikit menunggu chat atau telpon darinya tapi yasudahlah. Aku harus mengontrol diriku
Aku bersiap datang ke acara papa, menurut undangan memakai dresscode warna putih. Aku pun membuka jajaran bajuku. Aku memilih mini dress putih. Aku lupa jika mempunyai dress secantik ini.
Aku merias wajahku singkat, yey nyaris sempurna.
Aku bercermin meliuk liuk kan tubuhku, berputar apakah penampilanku sudah oke?
HP ku berbunyi ada telepon dari Ayah.
"Ayah di lobby sayang. Cepatlah turun"

Aku menutup telpon mengambil tas kecilku lalu turun ke bawah.
"Woowwww. Anakku" Ayahku memelukku
"Ayahhhh. Banyak orang" kataku malu
"Ayah tak menyangka anak gadis ku sekarang sudah besar" aku pun hanya tersenyum mendengar pujian ayah

Sepanjang perjalanan menuju venue ayah cukup banyak bercerita, bahwa ini adalah acara peluncuran produk baru salah satu rekan Ayah.
Ayah tak henti hentinya bercerita kalau ia tak sabar mengenalkan ku pada para koleganya. Mengingat mereka tak percaya kalau Ayahku memiliki anak gadis.

Aku tak bilang pada Liam kalau aku akan menghadiri Acara Ayah. Siang tadi kami sempat berbicara lewat telpon, tapi ketika aku ingin mengatakan aku ada acara, Liam pun tiba tiba memutuskan sambungan telpon.
Saat berjalan menuju tempat acara,banyak mata tertuju pada Aku dan Ayahku. Ayahku pun tak henti hentinya memujiku di depan rekannya sampai aku merasa Ayah terlalu berlebihan memujiku.

"Sayang, kau pasti ingat denga teman Ayah yang ini. Kau selalu mengatakan dia jahat"
"Hah?" Aku kebingungan
Kemudian ayah menarik tanganku, hingga pada akhirnya mata kami bertemu. Ya mata pria yang saat ini mengisi separuh hari hari ku, tak hanya sepasang matanya saja, namun di sampingny terdapat wanita yang tangannya sedari tadi menggandeng pria di depan ku ini.

"Kau ingat anakku? Dia yang selalu membuat kesal mu dulu. Hahahhaa" Ayah seperti tak tahu bahwa pria di depanku ini yang sudah menelanjangiku akhir akhir ini
Aku menampilkan senyumku, aku harus bertahan seolah tak terjadi apa apa
"Maaf Ayah. Sepertinya aku lupa"
Terlihat Liam kaget mendengar jawabanku
"Oh ayolah nak. Dia yang sering kau...."
Belum selesai Ayah berbicara
"Aku Liam" ia menjabat tanganku
"Kei" kataku singkat

Aku pun tertuju pada wanita di sampingnya. Refleks wanita itupun menjabat tanganku
"Hallo Aku Bella. Tunangannya Liam"
"Kei. Salam kenal" aku tersenyum
Dan seperti tertangkap basah. Raut wajah Liam berubah drastis.
"Ayah, aku permisi sebentar. Aku melupakan handphoneku di mobil"
"Ok sweety"

Akupun berjalan menghindari bajingan itu. Aku merasa tertipu olehnya selama ini. Walaupun aku menaruh sedikit hati padanya, namun tetap saja. Rasa sakit itu ada. Mengingat baru kemarin batangnya memasukiku di gudang kampus.
Aku pergi menghindarinya bukan hanya alasan, HP ku memang tertinggal. Saat aku sampai pada parkiran mobil tiba tiba Liam di belakangku
"Keiiii.." ia pun seperti bingung menjelaskan dari mana
"Iya Liam?" Kataku mencoba tenang
"Aaakuu akuuuu....."
"Stttttt" akupun mendekatinya mengecup bibirnya sekilas
"Kau tidak marah?" Katanya
Akupun membuka mobil, membawanya masuk.

Ku longgarkan dasi dan sabuknya. Ia kaget melihat perilaku ku.
"Keiiii kau yakin?" Aku hanya diam, lalu mencium bibirnya. Aku naik ke pangkuannya menyibakkan dress ku sehingga aku duduk di atas batangnya yang aku tau saat ini pasti akan mengeras.
Akupun membuka sabuk dan resleting celananya,
Mengeluarkan batangnya melalui sela sela celana. Akupun membuka dressku hingga setengah , menurun kan celana dalamku dan membuangnya asal.
Aku menaikinya, berpangku padanya sambil menggesek gesekkan batangnya ke liangku
"Ohhhhh Keiiiiiiii kauhhhhh...."
"Ahhhhhhhh shhhhhh " desahku
Aku bergoyang di atas Liam, payudaraku pun ikut bergoyang di depan wajahnya. Sesekali ia hisap nipple ku membuat aku menjadi semakin liar.
"Kenapa kau begituhhh seksi"
"Kau suka???? Yesss aku yang pimpin. Nikmatihlaahhh"
"Ahhh ahhhhshhhhh ahhhhh ouhhhhh Liaaaaammm shhhhhh" desahku
"Aku keluarkan di dalam??"
"Yeahhhhhh shhh aku akan sampai"
"Aku jugaa ohhh shhhhhhhhh Keiiiiii shhhhhh"
"Ouhhhhh Liaaammmm"

Cairan hangat memasuki liangku, akupun melepaskan pelepasan kami. Membersihkan sisa sisa cairan yang ada.
"Keiiii. Aku akan jelaskan nanti. Aku akan menginap"
Aku hanya tersenyum dan keluar dari mobil. Meninggalkannya disana

Ini baru permulaan Liam...
Kau belum tau siapa aku

Vanilla LatteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang