「 03 」

485 99 73
                                    

Minggu pagi, biasanya aku akan tetap tidur sampai menjelang siang namun berbeda dengan hari ini .

Pukul 07.00 tanganku berhasil meraih weker serta bangun tanpa tertidur kembali.Bahkan saat sarapan ,kak Teru yang  baru saja kembali patroli terheran-heran melihatku sudah sibuk mondar-mandir di dapur, memasak omelette sembari bersenandung sebuah lagu riang untuk menyambut pagi.

"Tumben? " Komentarnya seraya duduk di depan meja makan dan mengangkat secangkir kopi yang sudah ku siapkan untuknya " Setauku setiap minggu rumah ini akan sarapan jam sembilan? ".

Aku membalasnya seiring tawa  " Aku sudah janji akan menemui temanku pagi ini, jadi aku harus bersiap-siap".

"Oh, siapa? Mitsuba? Satoo?".

" Bukan, dia seorang gadis " .

Kak Teru hampir saja tersedak mendengar jawabanku "kau.. Kau punya pacar???".

" Kan sudah kubilang dia seorang teman! " .

"Aish, kou~ kau tak usah malu-malu begitu lah~".

" Diam dan makan saja, kak" Ucapku tegas,meletakan sebuah piring berisi Omlatte yang masih hangat di depannya.

"Aish, adikku dingin sekali" Celetuknya memasang mimik sedih "memangnya kalian akan melakukan apa hari ini? ".

Aku mengangkat bahu " Hmm, entahlah? Hanya bermain-main di bukit belakang sekolah ".

" Sungguh tidak gentle kau mengajak seorang gadis bermain di hutan , kou"kak Teru menghela napas.

"H-hei! Tapi dia sendiri juga menyukai alam! Makanya kami bermain di sana! "Bantahku cepat.

" Ohh, begitu... Dia gadis yang tomboy ya..".

Aku hanya mangut-mangut, walau sebenarnya tampilan si gadis momiji ini jauh dari kata tomboy.

Ah, tapi mengingat tenaganya memukulku tempo lalu tidak menutup kemungkinan juga gadis itu belajar sebuah seni bela diri.

Sungguh, rasa sakitnya itu masih terngiang olehku meski tidak meninggalkan bekas seperti lebam atau bengkak. Mengerikan.

"Namun kau juga harus hati-hati kou, jangan bermain sampai larut di bukit itu" Peringat kak Teru tiba-tiba.

Aku pun mengernyit "mengapa? ".

Karena selama ini aku baik-baik saja meski pulang di waktu matahari sudah tenggelam ,dan ini pertama kalinya aku mendengar kak Teru memperingatkanku dengan wajah muram seperti itu.

" Peringatan ini lebih untuk ke teman perempuan mu itu sih. Akhir-akhir ini banyak anak yang hilang, dan kebanyakan gender perempuan. Tidak ada yang tahu kapan tepatnya waktu si pelaku menculik  dan korban diincar secara acak".

"Apa penculik tersebut mengincar uang dari keluarga korban? Seperti uang tebusan? ".

Pria itu menggeleng " Keluarga korban tidak menerima telepon ancaman dari si pelaku, jadi bukan materi yang mereka incar dan karena itulah pelaku sulit dilacak".

Aku termenung "... Sulit juga yah. Berapa jumlah anak yang menghilang saat ini? ".

" Sembilan anak dan tujuh diantaranya adalah anak perempuan" Jawab kak Teru gusar" Makanya kou, jaga teman perempuanmu itu. Dia bisa menghilang kapan saja dalam situasi seperti ini. Jangan sampai memakan korban lagi".

"Baik aku mengerti kak " Ujarku dengan ekspresi serius " Aku pasti akan melindunginya, tenang saja".

°°°

ꓸ᭄ꦿ⃔☕ 𝑨𝒖𝒕𝒖𝒎𝒏┊M. KOU ˎˊ- ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang