0.0

12.2K 534 25
                                    

"Shh"

Terdengar ringisan seorang pemuda berumur 17 tahun di dalam kamarnya, dia masih meringkuk di dinginnya lantai padahal sekarang jam sudah menunjukan pukul 06.38, yang artinya 12 menit lagi gerbang sekolah akan ditutup.

"Tok tok tok

Terdengar seseorang mengetuk pintu kamar pemuda tersebut.

"Permisi den,, ini ibu bawakan sarapan"

Namun tidak ada sahutan dari dalam, seseorang yang memanggil dirinya "ibu" itu pun akhirnya membuka pintu tersebut yang ternyata tidak dikunci.

Clek

"Astagfirulloh denn..., den masih bisa denger ibu? astagfirulloh den kok bisa begini aduhh gimana ini"
Panik bu Rina, iya wanita paruh baya itu bernama Rina, dia merupakan ART di rumah megah keluarga Aldebaran, namun sudah dianggap ibu oleh Raja. Bagaimana tidak panik, begitu membuka pintu, ia disuguhkan keadaan Raja yang meringkuk di lantai dengan muka yang pucat pasi.

"Shh.. Raja baik baik aja kok bu" lirih Raja bahkan hampir tidak terdengar, namun apa yang dikatakan sebenarnya hanyalah omong kosong, karena yang sebenarnya terjadi adalah sebaliknya, tubuhnya terasa remuk, kepalanya terasa mau pecah, sangat sakit, apalagi kalau bajunya dibuka, terpampanglah sudah hadiah dari ayahnya semalam.

Bu Rina akhirnya membantu Raja bangkit untuk tidur di kasurnya, meskipun tidak besar namun setidaknya Raja akan sedikit merasa nyaman, semalaman sudah Raja tertidur di lantai yang dingin, karena sesudah dari ruang kerja ayahnya dan diberi hadiah, kegelapan datang padahal Raja belum sampai ke tempat tidurnya.

Dengan cepat Bu Rina ke lantai bawah untuk mengambil kotak P3K, dan langsung mengobati luka ditubuh Raja, dia tau apa yang terjadi, karena Bu Rina sudah lama bekerja di keluarga Aldebaran.

🌵🌵🌵

Sedangkan di meja makan, keluarga Aldebaran sedang sarapan dibumbui banyaknya kehangatan dan terkadang tertawa karena lelucon anak bungsu keluarga aldebaran, yaitu Reja Zainan Aldebaran, lebih tepatnya adik kembar dari Raja Zaidan Aldebaran.

"Bunda, nanti aku pengen dianter ya sekolahnya sama bunda, mobil aku lagi dibengkel nih" ujar Reja sambil menampilkan muka memohon pada sang bunda, yang tak lain bernama Citra Paradisha Aldebaran.

Sang bunda menautkan alisnya, apa tadi anak kesayangannya itu bilang? Mobilnya dibengkel? Kenapa?

Seakan tahu apa yang ada dipikiran sang bunda, Reja pun segera menjelaskan yang terjadi, kalau kemarin dia tidak sengaja menabrak pohon saat pulang main bersama temannya.

Ayahnya yang sedari tadi hanya menyimak pun ikut bicara "Yaampunn adek ati ati dong, untung gaada luka serius, tapi kamu gapapa kan? Dia gak berulahkan?" ujar ayahnya sambil mengusap dada kiri sang anak tepat didaerah jantungnya, sang bunda pun ikut menghampiri Reja dan memeluknya dengan penuh kasih sayang dan kekhawatiran.

Reja memang punya penyakit kelainan jantung sejak kecil, itu juga yang menjadi alasan ketidakadilan dikeluarga Aldebaran, karena keluarganya yang sangat overprotektif kepada Reja dengan mengesampingkan hal lain, termasuk Raja, karena dalam pikiran mereka, Raja itu anak yang kuat jadi tidak butuh perhatian lebih, sehingga muncul ketidak pedulian bahkan tidak ada kasih sayang yang diberikan kepada Raja. Sejak kecil, Raja juga sudah diasuh oleh Bu Rina. Pernah juga Raja dititipkan dirumah neneknya, karena ibu dan ayahnya mau fokus ke pengobatan Reja, namun saat Raja berumur 10 tahun, neneknya meninggal dunia karena penyakit yang diderita, akhirnya Raja kembali ke rumah disambut dengan pahitnya kenyataan semesta akan ketidakadilan dikeluarganya.

🌵🌵🌵

"Den ayo makan dulu yah.. Ini udah ibu buatin bubur, biar cepet sembuh" dengan telaten Bu Rina menyuapi Raja, yang memang sudah ia anak sendiri, sifat Raja yg baik dan sopan kepada semua orang membuatnya disayangi banyak orang pula.

"Udah bu,, Raja udah kenyang, lagi pula Raja mau mandi terus berangkat sekolah", lalu Raja bangkit dengan langkah sempoyongan menuju kamar mandi, tidak menghiraukan ucapan Bu Rina yang melarangnya untuk pergi ke sekolah dulu karena badannya yang masih lemah.

"Loh.. Denn yaampun jangan maksain sekolah dulu, libur dulu yah nanti ibu buatin surat ke sekolah" tapi percuma, Raja bukannya pembangkang tapi dia takut jika dia tidak sekolah malah orang tuanya semakin membenci dirinya karena sudah menyianyiakan biaya sekolah yang sudah dikeluarkan oleh mereka. Lalu bagaimana dengan harapannya yang ingin merasakan kasih sayang mereka?

"Raja udah sembuh bu, udah jangan khawatir ya, sekarang lebih baik ibu teruskan pekerjaan ibu yang tertunda, makasih udah bantuin Raja" diakhiri senyuman manis lalu masuk ke kamar mandi. Bu Rina pun pasrah akhirnya keluar dan meneruskan pekerjaannya.


Salam manis,

RAJA (TERBIT) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang