Bagian 24

2.9K 290 87
                                    


dr. Fazi yang melihat Raja senyum senyum sendiri mengernyit heran, kenapa dia?

'
'
'
'
'

"Bang, beritahu Helma semuanya, semuanya yang bahkan belum aku ketahui" ujar Raja tiba tiba, dengan kedua manik yang masih terpejam.

dr. Fazi yang mendengar itu kembali mengerutkan keningnya.

"Semuanya?" berusaha meyakinkan kalau ia tidak salah dengar.

"Iya, dia berhak tau asal tidak membocorkannya kepada yang lain. Sekarang orangnya dimana?" ucap Raja dengan membuka lagi matanya.

"Ah oke oke, dia kayaknya tadi pergi sekolah, ditelpon sama walikelasnya, nanti abang kasih tahu, sekarang jangan banyak pikiran, kamu masih harus istirahat total Zaidan"

Raja tidak menjawab apapun, namun ia segera melakukan apa yang diperintahkan oleh dr. Fazi. Tidak ada yang bisa membuatnya meninggalkan pikiran pikiran itu kecuali dengan tidur. Bahkan sekarang ia sepertinya sudah menjelma sebagai kukang, hidupnya hanya tentang tidur, capek dikit tidur, lemes dikit tidur, sakit dikit tidur, nyeri dikit tidur. Walaupun kadang dalam artian tidur yang berbeda.

dr. Fazi terus memandang wajah itu, ada yang bilang mata adalah jendela hati, ia mengakui kalau itu memang benar nyata setelah ia mengenal Raja, binarnya sudah hilang saat pertama kali mereka bertemu, entah apa saja yang dilalui oleh pemuda yang menjabat sebagai pasiennya ini, mau sekonyol apapun tingkahnya, matanya tidak bisa berbohong dengan terus menyiratkan kesedihan yang mendalam. Apa yang sudah dilakukan Raffi? Mengingat Raffi adalah salah satu orang yang berjasa dalam hidup seorang Fazi Daniel Anggara.

Sosok itu yang membuatnya masih tetap hidup sampai sekarang, saat dirinya akan menjadi korban karena sengitnya persaingan dunia kerja kedua orangtua, disekap dengan bayangan kematian yang selalu datang saat membuka mata, hingga tiba tiba entah datang darimana seseorang itu datang membawa banyak sekali harapan tentang kehidupan. Melepaskan tali yang telah menyakitinya beberapa hari itu, lalu mengajaknya pergi dengan mengendap menghindari para penjahat. Dan membantunya menyelesaikan semua masalah tersebut hingga para pelaku berhasil diringkus oleh pihak yang berwajib, menggantikan sosok orangtuanya yang selalu hilang kontak saat berada diluar negeri. Raffi lah orang garda depan yang mendukungnya menjadi seorang dokter saat itu, membuatnya kembali bangkit dan berani menegaskan kepada orangtua tentang impiannya itu.

Seolah olah dulu Raffi mendukungnya menjadi seorang dokter untuk menolong anaknya saat ini. Entahlah, semua yang terjadi memang sudah kehendak author.

Setelah puas memandang wajah damai itu, dr. Fazi mengeluarkan benda pipih dan mengetik pesan disana, setelah itu ia langsung menuju ruangannya.










































































Helma kini sedang berada di kelas IPA I, menemui kekasihnya yang beberapa hari ini tidak ia kasih kabar. Untung saja acara ngambeknya tidak berangsur lama, mudah sekali membujuk Rain, asalkan alasannya jelas. Jadi sekarang mereka sudah kembali merangkai tawa bersama.

Tidak tahu saja sejak tadi ada hati yang terbakar karenanya, tangannya sudah mengepal sejak Helma masuk ke kelas dan menghampiri gadis itu.

Andai saja ada kakaknya mungkin ia sudah melepaskan emosi yang kini sudah mencapai batasnya.

Ah bahkan sudah beberapa hari ini ia tidak melihat batang hidung Si Raja itu, tidak pulang ke rumah, dan tidak ada di sekolah, sepertinya Raja marah karena kejadian saat ia menghajarnya. Dasar payah. Ah iya, dia harus melaporkan ini kepada ayahnya bukan? Kalau salah satu anaknya sudah bolos beberapa hari ini, akan menyenangkan kan? Biarlah, bahkan ini belum sebanding dengan sakit hati yang ia rasakan.















































Tinggal tersisa dua jam pelajaran, namun Helma sudah tidak sabar untuk kembali ke rumah sakit saat mendapat pesan dari om nya,

OmAangMamen

Setelah pulang sekolah, langsung ke ruangan om, ada yang perlu kamu ketahui, tentang Idan.

Bagaimana bisa fokus, pikirannya sudah melayang jauh kemana mana, waktu semakin ditunggu semakin lama berlalu. Hingga akhirnya..

Tririringg.. dingdong.. Teruntuk pelajaran hari ini telah selesai, sampai jumpa besok pagi dengan semangat belajar baru, tririring..

Semua murid bersorak ramai.

Helma dengan langkah besar sedang berjalan menuju parkiran namun, ditengah jalan ia dihalangi oleh Reja,

"Si Raja dimana?" tanya Reja to the point

"Lah? Lu adeknya, ngapa nanya ke gue? Udalah minggir, gue lagi buru buru" jawab Helma sambil menyingkirkan tubuh Reja. Reja hanya tersenyum miring melihat kepergian sahabat kakaknya itu, dan melihat layar hp nya yang menunjukan rekaman kejadian beberapa detik barusan.

"Habis lu Ja!"

╭∩╮
╭∩╮
╭∩╮
╭∩╮
╭∩╮
╭∩╮

"Ini, baca dulu, kalo ada yang gak ngerti tanya om aja" ucap dr. Fazi sambil menyodorkan beberapa berkas kehadapan Helma. Membuat Helma kebingungan dengan tulisan tulisan didepannya, hanya satu yang dapat ia simpulkan, kalau Raja mengidap penyakit kanker otak stadium III,

Ia sudah menyiapkan mental sejak tahu kalau Raja adalah pasien om nya, ia harus lebih kuat dari Raja dalam menerima kenyataan ini, Raja orang yang sesungguhnya membutuhkan bantuan. Helma! Lu pasti kuat! Jangan nangis! Lu kuat demi dia! -Teriak batinnya

"Tolong jelasin om, apa sudah separah itu?" meskipun terlihat biasa saja, tidak dapat dipungkiri, matanya memperlihatkan kehancuran.

"Jauh dari dugaan, kankernya tumbuh dengan sangat cepat, mungkin karena ada pengaruh dari luar, sering mendapat pukulan dikepala juga bisa menjadi salah satu penyebab, bahkan banyak pikiran pun akan memperburuk kondisinya. Kanker dia juga sudah mulai menyebar ke paru paru karena dia mempunyai riwayat penyakit asma sebelum ini, mempermudah sel ganas itu untuk menyerang organ tersebut" Jelas dr. Fazi, Helma hanya menyimak dengan tidak sadar tangannya meremas berkas yang dipegangnya. "Banyak gejala yang ia alami, sakit kepala, mual, muntah, mimisan, kelemahan otot atau mati rasa pada sebagian tubuh, kesulitan berbicara, masalah dipenglihatan, didaya ingat atau berpikir, batuk darah, sesak dan nyeri dada. Itu gejala di garis besarnya. Om mohon, Idan sedang butuh dukungan sekarang ini. Bantu dia untuk kembali semangat hidup dan bujuk untuk melakukan pengobatan" jelas dr. Fazi panjang lebar, memanfaatkan kesempatan, saat Raja sendiri yang menyuruhnya membuka ini semua, setidaknya akan ada seseorang didekatnya yang akan siap siaga, karena ia tidak bisa terus berada disamping anak itu.

"Ss-separah itu? Tapi kenapa dia selalu terlihat baik baik aja om? Seniat itu dia nyembunyiin hal penting ini?" lirih Helma sambil mengusap kasar wajahnya.

"Bersikap biasa saja saat nanti kamu menemui dia, alasan dia nyembuiin ini, dia gak mau buat orang disekitarnya khawatir, oke? Kamu yang kuat!" ucap dr. Fazi lalu merengkuh tubuh yang sedang hancur itu. Membiarkan Helma meneteskan air matanya sekarang,

Dari jutaan manusia, kenapa harus dia Ya Tuhan? -Tangis batin Helma.
























AKU KURANG PAHAM SOAL PENJELASAN MEDIS NYA HELP! KALO ADA YANG TAHU, KOREKSI AJA YA, HM...

SALAM RAGU,


RAJA (TERBIT) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang