08

35 14 0
                                    

Dukung author dengan vote dan comment nya. Terima kasih.

Happy reading (◠‿◕)

"tutturu, tutturu."
"Lo ngapain nyanyi nyanyi, suara lo jelek."
"Mau mau gue lah hyung."

"Terserah lo dah,乁( ⁰͡ Ĺ̯ ⁰͡ ) ㄏ"
"Kita ngapain ke kantin hyung?"
"Baca buku."

"Lah kenapa nggak ke perpus saja?" Tanya Subin yang polosnya kebangetan.
"=_= Nih anak emang polos banget yah." Batin Seungwoo.

"Nggak usah di pikirin hyung, Subin mah gitu."
"Untung gue sabar sama nih anak Byung."

Seungwoo, Byungchan, dan Subin mengantri di kantin untuk memesan makanan. Mereka sepakat memilih makanan yang sama.

"Hyung, gimana kalo kita makan ramyeon?" Tanya Byungchan menyarankan pada Seungwoo dan Subin.

"Boleh juga, sudah lama gue nggak makan mie."
"Ide bagus Byungchan hyung, gue juga ikut deh."

Tak berselang lama, pesanan mereka akhirnya datang. Byungchan yang mau makan karena lapar dipanggil Subin.

"Hyung, ambilkan saus lombok dong."
"Ambil sendiri sana, gue mau makan."
"Hyung ayolah, 。◕‿◕。" ucap Subin sambil mengeluarkan ekspresi memohon nya yang nggak bisa ditolak.

"Baiklah, tapi jangan berekspresi gitu."
"Entar gue cubit pipi lo saking gemesnya." Lanjut Byungchan.

Ia pun mengambilkan Subin saus lombok yang di samping meja.

"Nih, udah kan?! Jangan ganggu gue."
"Ok Hyung, thanks."
"Byungchan, ambilkan gue kecap sana."

Byungchan yang tengah makan langsung tersedak karena Seungwoo Hyung tiba tiba menyuruhnya.

"Nih hyung, habis ini jangan suruh gue lagi."

Belum sempat ramyeon Byungchan habis, bel sudah berbunyi menandakan siswa harus masuk ke kelas. Byungchan hanya melihat ramyeon nya sambil menghela nafas.

Setelah kelas selesai, Byungchan dan Subin pergi mencari Seungwoo untuk nebeng. Mereka emang biasanya sama sama pulang walaupun nggak satu arah.

"Byungchan hyung, Seungwoo hyung mana?"
"Entah, kita tunggu disini saja seperti biasa."

"Dia nggak lupa sama kita kan?!" Tanya Subin.
"Kalo dia lupa, kita pulang bareng saja naik bis." Ucap Byungchan.

Berjam jam Subin dan Byungchan nunggu tapi nggak ada tanda tanda Seungwoo datang. Akhirnya mereka berdua naik bis berdua.

"Aduh gawat, gue lupa lagi sama mereka."
"Pasti mereka udah pulang nih." Ucap Seungwoo.

Seungwoo yang ketiduran di kelas lupa kalau dia harus mengantar adik adik kecilnya itu. Lebih tepatnya dia anggap adik.

"Hm, apaan tuh?"

Seungwoo melihat seseorang yang berada di ruang teater. Ia penasaran dan pergi kesana untuk melihat lebih dekat.

"Wahh, keren sekali dia menari."
"Tapi itu kan tarian balet."
"Kenapa dia nggak di ruang khusus menari saja?"

Seungwoo kaget melihat ternyata orang yang menari itu adalah Chorong.

"Astaga, dia rupanya pintar menari."
"Auranya berbeda sekali kalo dia menari." Batin Seungwoo.

Ia tidak mau melewatkan momen ini, ia pun mengeluarkan kamera ponsel nya dan merekam tarian Chorong diam diam. Sayangnya Chorong menyadari adanya seseorang yang melihatnya.

"Siapa lo? Kenapa rekam gue?!"
Bentak Chorong.
"Mampus, gue harus kabur nih." Ucap Seungwoo

Seungwoo pun lari keluar dari ruang teater dan dikejar Chorong. Chorong yang berlari cepat terpeleset dan hampir jatuh. Untungnya Seungwoo langsung dan memegang nya.

"Hati hati dong, bahaya kalo jatuh."
"(●__●)" itulah ekpresi Chorong saat melihat Seungwoo yang memegangnya.

"Ehem, gue nggak bermaksud berbuat yang nggak nggak yah."
"Gue tau kok, mending lo serahkan rekaman balet itu ke gue."

"Nggak mau, buat kenang kenangan nanti bisa lihat muka lo."
"Sini ponsel lo kasi' ke gue."
"Kalo gue nggak mau?"

"Harus mau!!"
"Yah itu kalo lo bisa rebut dari gue." Ucap Seungwoo mengejek.

Chorong yang merasa diejek marah dan berjinjit untuk ngambil ponsel Seungwoo. Seungwoo cukup tinggi untuk seorang Chorong.

"Ayo rebut kalo bisa!!"

Chorong yang pendek malah jatuh di pelukan Seungwoo dan membuat Seungwoo juga jatuh. Mereka berdua berhadapan dan saling menatap.

"Mampus, Jantung gue hampir copot." Gumam Seungwoo.
"Aduh kenapa jadi begini sih?!" Gerutu Chorong pada dirinya dalam hati.

[Victon|Apink] High School Love Story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang