Saat Doyoung membuka matanya, kepalanya terasa sedikit berat, perutnya yang sebelumnya terasa mual sudah lebih baik.
Kemudian, dia mendudukan dirinya dan langsung ingat saat-saat Jaehyun membawanya pulang kerumah.
"Ah- Jaehyun jadi membolos karena aku" dia menghela nafas, dan kemudian berniat turun dari kasurnya.
Tapi, belum sempat dia meletakan kakinya di lantai, pintu kamarnya dibuka secara perlahan.
Dan mata Doyoung langsung menemukan Jaehyun yang sudah berganti pakaian dengan kaos hitam dan celana pendeknya, membawa nampan dengan mangkuk putih dan gelas.
"Kau sudah bangun?"
Doyoung mengangguk "berapa lama aku tertidur?"
"Hampir satu jam" pandangan Jaehyun mengelilingi kamar Doyoung untuk mencari meja kecil untuk meletakan bubur yang dia bawa "tidak ada meja kecil?"
Doyoung menyernyit sesaat "ah, tidak ada"
"Lalu, dimana aku harus meletakkan ini?" Dia menunjukkan apa yang dia bawa pada Doyoung.
"Kemarin kan" tangan Doyoung langsung mengambil bawaan Jaehyun, dengan senyum yang cukup lebar "aku tidak tau jika ternyata kau perhatian padaku" mata Doyoung langsung terpana saat mencium aroma menyegarkan dari bubur yang kini sudah ada di pangkuannya "Apa kau yang membuatnya?"
"Tidak, aku membelinya"
Doyoung kemudian mengangguk, dan mencicipi buburnya "ini enak sekali" matanya langsung berbinar-binar saat lidahnya merasakannya "Jaehyun, kau beli di mana bubur ini?"
"Leo Restaurant"
Doyoung mengangguk-ngangguk "pasti restoran nya sangat ramai, buburnya saja seenak ini" puji Doyoung sambil memakan buburnya, dan kemudian dia menatap Jaehyun yang masih berdiri sambil melihatnya makan "Jae, berikan aku alamatnya, kapan-kapan kita makan disana, tenang saja, aku akan traktir jika aku sudah gajian"
Jaehyun hanya mengangguk.
"Wah bubur gingseng ini memang sangat menyegarkan, Jae terimaksih, kau memang yang terbaik" Doyoung memberikan satu jempolnya pada Jaehyun, sambil makan "kira-kira berapa harga bubur ini Jae?"
"Hanya dua ratus enam puluh ribu won"
Doyoung langsung terbatuk-batuk, dan langsung mengambil minum dan meminum air putih itu sampai tidak lagi tersedak, setelah sudah lebih baik dia langsung melotot pada Jaehyun.
"Apa kau gila! Mengapa kau harus mengeluarkan banyak uang hanya untuk bubur yang bisa kau beli dipinggir jalan dengan harga yang murah Jae! Astaga ... Bagaimana bisa kau seboros itu?"
"Tapi, kau menyukainya kan?"
Doyoung langsung diam sesaat dan terlihat gugup menjawab "ya, ya .. karena rasanya sangat enak" tapi dia kembali melotot pada Jaehyun "tapi, tidak seharusnya kau membeli bubur semahal ini, pokoknya, kedepannya kau jangan membeli lagi bubur ini, aku bisa membuatnya sendiri, jadi jangan terlalu boros, kau mengerti?" Doyoung berdecak, meski begitu dia tetap memakan buburnya "aku harus menghabiskan ini, karena jika tidak, sama saja aku membuang uang sebanyak itu" dia menggeleng "dasar orang kaya!"
Jaehyun tersenyum tipis saat melihat tingkah Doyoung yang suka berubah-ubah dan unik.
"Apa kau mau terus berdiri disitu? Kau bisa duduk disini Jae" Doyoung menepuk tempat disampingnya.
"Tidak, aku harus belajar"
"Jangan belajar terus, kau itu sudah pintar, duduklah, ada yang ingin aku bicarakan pada mu juga"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY TEACHER IS MY WIFE [End]
FanfictionJaehyun tidak pernah menyangka jika kakaknya akan kabur dari pernikahannya dan berakhir dia yang harus menggantikan posisi kakak nya agar tidak membuat malu keluarga untuk menikahi perempuan yang harusnya menjadi kakak iparnya. Dia masih sekolah dan...