"Kau mau tinggal bersamaku?" tawar Yeonjun tiba-tiba.
Soobin melongo. Ia tak sadar jika wajahnya saat ini benar-benar tampak konyol. Yeonjun ingin tertawa jadinya.
"Hei, aku bertanya padamu."
Kesadaran Soobin kembali saat Yeonjun memanggilnya.
"Ka-kakak yakin?"
Yeonjun mengangguk. "Tapi, ada syaratnya."
"Apa?"
"Kau harus membantuku mengerjakan pekerjaan rumah, terutama saat aku pergi bekerja. Ya... anggap saja itu sebagai harga sewa. Bagaimana?"
"Ta-tapi, aku tidak bisa memasak." Soobin mendesah kecewa.
"Tidak masalah. Urusan makanan serahkan saja kepadaku. Kau tinggal melakukan hal yang lain."
Sorot mata Soobin yang meredup, kembali bersinar. Ia dengan wajah berseri-seri, mengangguk semangat menerima tawaran Yeonjun.
"Soobin mau!"
*****
"Kamarmu yang itu," tunjuk Yeonjun pada sebuah pintu dengan tempelan stiker kartun.
Soobin mengangguk paham. Yeonjun melanjutkan, "Bersihkan tubuhmu. Aku ambilkan pakaianku."
Yeonjun melangkah ke pintu sebelahnya. Itu berarti kamar mereka bersebelahan.
Yeonjun berhenti dan berbalik menatap Soobin. "Kau punya persediaan celana dalam, kan?"
Muka Soobin memerah malu. "Tentu saja!"
"Baiklah." Yeonjun masuk ke dalam kamar dan mengambil pakaian miliknya.
Soobin pun turut masuk ke dalam kamar barunya.
Kamar itu berukuran sedang, dengan dinding warna putih mengelilinginya. Soobin mengamati sekitar dan matanya menangkap potret foto yang sama dengan foto yang berada di ruang tamu.
Sebuah foto sepasang suami istri dengan pemuda usia remaja di tengahnya. Pemuda itu mengenakan jas dan memegang sebuah bucket bunga. Soobin mengamati pemuda itu dengan teliti.
"Apa dia sungguh Kak Yeonjun? Mukanya berbeda."
Suara ketukan di pintu menghentikan aktivitasnya. Itu Yeonjun yang membawa pakaian untuk Soobin pakai.
Setelah mengambil pakaian yang Yeonjun berikan, Soobin segera mandi.
*****
15 menit berlalu dan Soobin telah menyelesaikan mandinya.
Ia berjalan keluar dengan mengenakan sepasang piyama kotak-kotak biru tua milik Yeonjun. Entah piyama itu yang terlalu besar atau Soobin yang terlalu kurus, piyama itu tampak kebesaran di tubuhnya.
"Kak, kebesaran ihh," adu Soobin pada Yeonjun.
Yeonjun yang sedang mengaduk sesuatu dalam cangkir menoleh. Ia mengamati Soobin dari atas sampai bawah, lalu mengangguk.
"Tidak buruk."
Mendapati respon Yeonjun yang seperti itu, Soobin hanya mendengus. Ia melangkah menuju sofa ruang tamu, menampilkan tayangan film mistery di tv berukuran 14 inch tersebut.
Yeonjun datang setelahnya. Ia menyerahkan sebuah cangkir berisi cokelat panas kepada pemuda yang nampak fokus pada layar tv.
"Nih, coklat panas."
Soobin menoleh dan mengambil cangkir tersebut. "Terima kasih, kak."
Soobin meminum dengan segera, melupakan kenyataan bahwa coklat cair itu masih terasa sangat panas. "Sshh... panas."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yellow Lily
Fanfiction[ON GOING but SLOW UPDATE] Yeonjun ingin mengakhiri hidupnya, namun digagalkan oleh Soobin, seorang pemuda tunawisma. Mereka berakhir tinggal bersama. ➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖ • Genre: Friendship, Drama • Main cast: Choi Yeonjun & Choi Soobin ➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖ Sta...