CHAP.10

553 85 2
                                    

Hai! ^^


Jangan lupa votenya!!
Kalo ada typo boleh tandain, oke!
Happy reading this story!<3

____________

_______________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_______________

Hembusan angin dikala dinginnya udara, membuat siapa saja ingin mencari kehangatan diri. Tatkala matahari mulai membenamkan diri, dan bulan menampakan diri bersama banyak bintang dilangit.

Disini. Pria yang sedaritadi merasakan angin menerjang tubuhnya, sesekali menghirup nafas panjang, mencium aroma dingin yang mencuat ke hidung. Rambut dibiarkan disapu angin, dan sesekali menutup mata. Menikmati angin sejuk di senja hari dan menengok pemandangan kelap kelip kota seoul.

"jadi, bagaimana?" Tanya pria memandang seorang yang memunggunginnya, menyeruput secangkir teh hangat sambil menunggu jawaban dari pria yang tengah berdiri itu.

Hembusan nafas terdengar dari pria yang sedari tadi berdiri "aku sudah memikirkan itu," gumam si pria Sambil memasukan tangannya ke kantung celana.

"aku sudah siap." Lanjutnya

"kau sudah meyakinkan dirimu?" Pria yang duduk di kursi santai rooftop, menyilang kakinya dan menyenderkan badannya disandaran kursi. Menaikan kacamata yang mulai turun.

"sudah saatnya aku menggatikan posisi ayah. Jika bukan aku, anak kandungnya. Lalu siapa yang memimpin semuanya?" Pria yang itu berbalik, menatap pria yang sudah lanjut usia itu.

"posisi ayahmu ini bukan main main, kekuasaannya sangat kuat dan berpengaruh untuk perusahaan lainnya di berbagai negara. Masih banyak waktu panjang untuk meyakinkan dirimu lagi."

"apa aku juga terlihat main-main, paman?" intimidasi dari pria muda itu

"sudah bertahun-tahun aku memyiapkan diriku untuk menjadi posisi itu. dan sekarang saatnya. Aku juga sudah membuktikan ke paman, kan, bahwa aku sudah sukses membangun bisnis ini?" tatapannya mengisyaratkan keangkuhan. Dia sudah melakukan semuanya dengan baik.

"aku akui, kau cukup Berjaya membangun rumah tamu ini. Aku sudah melihat juga caramu menarik pelanggan, memasangkan iklan, dan cara fikirmu mernginvestasi bisnis ini." Pria tua itu berdiri, manghampiri seorang didepannya.

"keputusan yang bagus, Choi Soobin." tutur si pria sembari menepuk pelan bahu lebar Soobin.

Soobin tersenyum kepada seorang didepannya yang jauh lebih tua dibandingnya sembari bergumam "terimakasih. Paman Hwang."


~~~~~

"HUENINGKAI! DALAM KEHITUNGAN LIMA KAU BELUM JUGA SIAP. BENAR BENAR KUTINGGAL PERGI!" suara teriak Yuna benar benar nyaring, menggema diseluruh ruangan.

"SATU"

"DUA"
"TIGA"

"EM-"

"Ada apa? Kenapa kau selalu berteriak, sih?" Yeji sehabis dari Geust House sebelah, protes kepada Yuna. Mungkin teriakannya terdengar sampai sana.

THE GUEST HOUSE- {TXZY}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang