NAME TAG

24 0 0
                                    

Aku bukanlah orang yang berani untuk mengatakan sesuatu yang ada dipikiran-ku. Sulit bagiku untuk berbicara. Jadi aku hanya menjadi anak yang pendiam. Aku sedang berada ditempat bernama Rumah sakit. Aku sedang berkeliling disini, untuk mencari berita. Diriku mahasiswi yang sedang melakukan praktek bekerja di sebuah stasiun televisi dan ini adalah tugas pertama-ku. Aku sekarang sedang mencari teman-temanku yang lain, kami semua berbeda universitas.

>>>>>>

Selesainya kami mengerjakan pekerjaan kami. Kami pergi beristirahat lebih tepatnya untuk makan. Seperti biasa aku makan dengan diriku sendiri dan tak ada yang mengajak-ku berbicara. Mungkin mereka mengira aku aneh. Aku biasa makan dengan menggunakan headset dan menonton drama kesukaanku. Mungkin ini kurang sopan tapi aku tidak suka makan dengan suasana ini.

Kenapa aku melakukannya? Karena tidak ada yang berbicara padaku.

Hingga sebuah suara .....

"Hai ... aku kira kita satu tim, bolehkah aku duduk disini?"

Aku hanya mengangguk.

"kau dari Universitas mana? apa kau berasal dari kota ini?"

Banyak pertanyaan yang dia tanyakan dan aku menjawabnya dengan seadanya.

"kau tau game ini? ini seru ayo bermain bersamaku"

Dia adalah orang pertama yang mengajak ku berbicara di tempat ini.

Dia berbeda dan perasaan ku menjadi kacau.

Tiba-tiba perasaan aneh muncul didalam diriku dan aku tak tau ini apa.

>>>>>>

Sesudah itu kami se-tim kembali ke stasiun televisi untuk ber-kerja. Aku tak tau apa yang kurasakan tapi ini sangat mengganggu. Aku selalu ingin melihatnya. Senyuman itu membuat ku ikut tersenyum. Aku merasakan sesuatu yang membuat senang.

Tiba saatnya untuk pulang. Aku bergegas membereskan meja kerjaku kemudian aku pergi ke parkiran untuk pulang ke rumah, dan siapa yang kutemui?. Dia yang makan bersamaku di rumah sakit. kami bertemu kembali. Aku tak tau perasaan ini sangatlah mengganggu dan entah-lah  apa yang membuatku melakukannya. Aku tidak bisa menahannya.

"hei!"

Aku memberikannya Name Tag (tempat Name Tag)

Ia terdiam 

Melihat-ku secara bergantian dengan Name Tag di tangan-ku 

dan ia menjawab 

"Maaf" 

Satu kata itu .... 

"aku tidak bisa menerimanya"

Satu kalimat itu ....

"tak apa itu untuk kamu" 

Kemudian aku pergi meninggalkan tempat itu dan ...

Perasaan Itu tak mengganguku lagi.

>>>>>>>>>>>

Tetapi ... 

Ada seuatu yang menganjal ... 

Entah bagaimana ia bisa mengerti bahwa NAME TAG yang kuberikan padanya adalah bertanda bahwa aku ingin mengenalnya.

END


ConscienceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang