Terlambat

21 1 0
                                    

"Turun disini aja, kak!" Pinta ku pada kak Virgo sa'at motor ninja yang kami tumpangi sampai di depan gerbang sekolah ku. Gerbang yang tertutup total karena bel sudah berdering 10 menit yang lalu.

Bagus. Aku terlambat 'Lagi'. Kak Virgo menatap ku ragu sebelum akhir nya kakak ku yang tampan ini bertanya, "Lo yakin dek? Gerbang nya udah ditutup loh. Gak mau pulang aja?"

Aku mendelikkan bahu. Kalau sudah begini, kak Virgo tau apa yang ku mau. Kak Virgo menghela nafas nya, aku bisa mendengar hela'an nya karena helmet yang dipakai kak Virgo tidak berkaca. Kau mengerti maksudku?

Kak Virgo mengulurkan tangan nya. Mengusap lembut puncak kepala ku, "Yaudah. Hati-hati ya. Kakak pergi dulu" Ku anggukan kepala ku memastikan aku akan baik-baik saja. Kak Virgo pergi. Kini hanya aku sendiri. Siswi malang yang tengah berdiri didepan gerbang menanti keajaiban yang akan datang untuk membukakan gerbang padaku. Agar aku dapat masuk mengikuti berbagai mata pelajaran hari ini.

Baik. Sambil menunggu gerbang dibuka -belum dapat dipastikan- Aku akan memperkenalkan siapa diri ku juga keluargaku.

Nama ku Virda Laksani. Anak kedua dari dua bersaudara. Ini untuk sementara loh. Sebab, beberapa bulan lagi, aku akan memiliki seorang adik. Mamah tengah mengandung 5 bulan. Huh... mamah bilang semoga adik ku dan kak Virgo tidak menuruni sifat kami.

Ini semua kan karena mamah juga. Sewaktu aku dan kak Virgo kecil, mamah menitipkan kami pada tante Nia. Kalian tau apa alasan nya? Alasan nya sangat sederhana. Mamah bilang, mamah dan papah butuh waktu jalan bersama. Berdua. Ya, bilang nya sih cuma 2 minggu, tapi nyata nya! 2 bulan. Ku ulangi, 2 bulan. Sayang nya mamah salah menitip kan anak-anak nya. Mamah menitip kan aku yang sa'at itu berusia 4 tahun dan kak Virgo yang berusia 8 tahun pada tante Nia. Tante ku yang super pemalas. Tante Nia belum menikah sampai sekarang. Aku bingung sama tante, usia nya sudah sangat matang untuk segera berumah tangga. Tapi dia masih belum kepikiran untuk menikah.

Mungkinkah... Mungkinkah tante tidak laku?

Astaga. Ma'afkan aku ya Allah telah shoudzon sama tante sendiri.

Oke. Lupakan soal tante Nia. Sekarang aku mau membahas soal kak Virgo. Sudah tau umur kak Virgo? Umur nya lebih tua 4 tahun dari ku. Aku sekarang 16, dan dapat ditebak, usia nya 20 tahun. Kak Virgo itu tampan -Menurut ku- tapi jangan salah, walau dia tampan, dia itu bisa jadi jelek ketika mamah memarahi nya. Kak Virgo langsung cemberut kalau mamah sedang memarahi nya karena suatu masalah. Kak Virgo bukan tipe anak pembantah orang tua. Malah sebalik nya. Dia anak penurut. Kak Virgo juga pengertian.

Bangga deh punya kakak seperti kak Virgo. Soal nya. Kalau lagi ada urusan mendadak. Dialah yang paling gampang ku manfa'atkan. Hanya dengan memasang wajah memohon plus mata berkaca-kaca, kak Virgo akan luluh. Pada akhir nya apa yang ku mau akan dituruti.

Nama panjang kak Virgo hampir sama seperti ku. Virgo Laksana. Keluarga kami, ralat. Keluarga kecil kami memiliki nama berawalan Vir. Mamah yang bernama Vira kusumawati. Dan papah, Virman Laksana.

Aku dan kak Virgo tidak mewarisi nama belakang mamah. Tidak aneh sih. Karena papah dan mamah memiliki perjanjian sebelum menikah. Janji nya adalah, anak pertama dan kedua mewarisi nama papah. Sedangkan anak ketiga dan empat mewarisi nama mamah.

Ya. Cukup adil bukan?

Uhukk... Tunggu. Perjanjian nya anak ketiga dan empat mewarisi nama mamah? Apa itu berarti setelah mamah melahir kan, mamah akan membuat adik lagi untuk ku dan kak Virgo? Ya ampun. Aku baru sadar sekarang. Biar ku selesai kan masalah calon adik ku pada mamah nanti.

Sedang asyik diam dalam berdiri. Aku mendengar gerbang yang dibuka. Suara decitan besi terdengar memilukan. Gerbang sekolah ku itu dibuka dengan cara digeser.

Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang