14

751 146 14
                                    

Bodohnya ayah menceritakan hal ini pada ketiga sahabat idiot itu. Hari berikutnya, ayah tidak masuk ke sekolah lagi karena yakin bahwa mereka bertiga sangat bocor.

Namun secara mengejutkan tiba-tiba saja orang yang sangat ayah hindari datang ke rumah ayah.

Dia diantar oleh Wooyoung, dan si kepala merah itu langsung pulang setelah mengantarkannya.

Kau tau siapa yang ku maksud disini nak, dia adalah ibumu.

Choi Beomgyu datang ke rumah ayah di saat ayah baru saja bangun tidur. Masih dengan wajah berantakan, ayah membukakan pintu untuk Beomgyu, apalagi saat itu rumah sedang sepi-sepinya.

"B—Beomgyu?" kaget ayah saat membukakan pintu untuknya.

"Ha—hai Yeonjun. Apa aku boleh masuk?" Ibumu dengan sopan meminta izin.

Dengan sangat terpaksa ayah membiarkannya masuk dan melihat wajah berantakan ayah.

Kami duduk hanya berdua di ruang tengah. Lagi-lagi ayah mati kutu di dekatnya.

Bayangkan saja nak, hampir 6 bulan ayah menghindar dan tidak bicara padanya.

Sekarang kami berdua duduk bersebelahan di ruangan yang sama.

"Untuk apa kau datang kesini?" tanya ayah mencoba bersikap acuh.

"A—aku hanya ingin tau kenapa kau tiba-tiba menghilang."

"Pasti Wooyoung, Wooseok dan San adalah orang dibalik semua ini," tebak ayah dan ternyata memang benar karena ibumu mengangguk.

"Aku tidak bisa berhenti memikirkanmu Yeon."

Jawaban ibumu membuat dunia ayah tiba-tiba saja berhenti dan tanpa sadar terus menatapnya tajam.

"Bukannya kau jatuh cinta pada seseorang?" Pertanyaan super bodoh keluar begitu saja dari mulut ayah.

Ibumu mengangguk dan kemudian menggenggam kedua tangan ayah dengan kedua tangannya.

Pada awalnya ayah tidak tau kenapa dia melakukan itu, tapi entah mendapat pencerahan darimana, ayah seolah sadar dan merasa sangat percaya diri bahwa orang yang dimaksud ibumu adalah ayah.

"Ka—kau jatuh cinta padaku?" tanya ayah dengan suhu tubuh ayah yang tiba-tiba saja merasa panas seketika.

Ibumu mengangguk sambil semakin mengencangkan genggaman tangannya pada tangan ayah.

Senang, bahagia dan lega bercampur menjadi satu.

Ayah bahagia karena ibumu membalas perasaan ayah selama ini walaupun harus ada masa renggang selama 6 bulan.

"Kalau begitu kau mau kan menjadi pacarku?"

Pertanyaan super bodoh lainnya keluar lagi dari mulut ayah dan ibumu langsung menganggukan kepalanya.

Senang bukan main nak.

Hingga ayah reflek memeluknya, masih dalam keadaan duduk. Seolah tidak mau melepaskannya, ayah semakin memeluknya dalam dan erat.

Mungkin 5 menit kami berpelukan satu sama lain, hingga ayah melepaskan pelukan kami.

Entah perasaan ayah saja atau bagaimana, namun ketika pelukan itu terlepas secara perlahan, mata ayah tertuju pada bibir manis ibumu.

Ayah menelan ludah sekuat tenaga mencoba melawan naluri lelaki ayah.

Namun entah apa yang terjadi berikutnya, bibir ayah dan ibumu sudah bersentuhan.

Itu adalah ciuman pertama kami berdua nak.

Terrible Things ✦ YeongyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang