1.|| Kedatangan Nathan

99 6 14
                                    

"Tidak semua hal bisa kamu ungkap dengan mudah pada semua orang."

Vote and comment yeup❤️
Happy Reading!😘

◕ ‿ ◕

"Huh, akhirnya!" Nayla menghela napas lega. Kerja bakti yang dilakukkan seluruh siswa kelas X dari 3 jurusan sudah selesai.

"Nayla, nih, minum dulu!" ujar seorang gadis ceria, cerewet dan cantik. Namanya Rania Zevaya. Rania adalah teman satu kelas sekaligus satu bangku Nayla.

"Makasih Ran," balas Nayla lalu mulai menenggak minumannya.

"Habis ini mau kemana?" tanya Rania.

"Kita ke kelas aja," jawab Nayla yang dibalas anggukan Rania.

Sesampainya di kelas Nayla memilih untuk membaca buku pelajarannya. Nayla ini adalah tipe gadis yang pintar memanfaatkan waktu. Sedangkan di sebelahnya, Rania mulai mengoceh tak jelas. Apapun yang terjadi pada Rania, pasti akan diceritakan kepada Nayla.

Kadang Nayla bersyukur punya sahabat cerewet seperti Rania yang bisa mengcover sifat lugu dan polosnya Nayla. Rania juga bisa menjadi penasehat yang baik. Tapi di satu sisi, Nayla kadang mendengus kesal atas celotehan tak jelas yang dilontarkan Rania. Bahkan, ketika sendal barunya hilang kemarin, Rania menceritakannya pada Nayla.

"Nay denger gak, sih?" tanya Rania kesal pasalnya sedari tadi, Nayla hanya menunduk membaca bukunya.

"Iya aku denger," jawab Nayla.

"Permisi cantik," ujar seorang cowok yang baru datang.

Rania memicingkan mata, lalu berkata, "Jangan bilang Kakak mau nembak Nayla?"

Laki-laki itu mengangguk. "Iya, temen lo cantik. Kalem lagi."

Nayla tidak mempedulikan percakapan keduanya. Dia memilih melanjutkan aksi membaca bukunya.

"Kak, kalo lo gak mau jadi cowok yang ditolak Nayla untuk ke sekian kalinya, lo mending pergi," ucap Rania. Pasalnya, selama 4 hari ini ada sekitar 10 lebih orang yang secara terang-terangan menyatakan perasaannya pada seorang Naylara Maheswari Wijaya.

"Kalo gue gak mau? Gue mau nyoba," balas laki-laki itu.

Rania gemas. Dia menunjuk Nayla, lalu berucap, "Lo liat dia sekarang deh, Kak. Apa ada tampang peduli?"

Cowok yang bername tag Adrian Nicholas itu tampak menegang. Dia juga tak memungkiri apa yang dikatakan adik kelasnya ini memang benar. Ah tapi ya sudahlah, tidak ada salahnya jika dia mencoba, kan?

"Nayla ...," panggil Adrian. Rania sudah mendengus sebal.

Nayla menoleh kepada Adrian, memasang wajah datar. Bukannya terlihat menyeramkan, gadis itu malah terlihat menggemaskan. Nayla bertanya dengan nada datar, "Ada perlu apa Kak?"

"L-lo cantik," ucap Adrian terbata-bata. Dia sedikit terkejut namun juga terkesan dengan wajah flatnya Nayla. Ingin rasanya Adrian bawa pulang.

"Ada perlu, Kak?" tanya Nayla ulang.

"Gak ada," jawab Adrian.

"Terus kenapa cari Nayla ya Kak?" balas Nayla.

"Eh, maksudnya ada," jawab Adrian ulang. "Nay, mau gak jadi pacar gue?" lanjut Adrian langsung.

Seluruh penghuni X MIPA 1 menoleh pada meja Nayla. Atensi mereka langsung berpindah akibat ucapan Adrian. Mereka penasaran apa yang akan dijawab Nayla. Pasalnya, hanya kata tolakan yang selalu terucap dari bibir gadis itu.

Nayla langsung menoleh pada Adrian, lalu menurunkan tangannya yang masih menggenggam buku itu. "Maaf Kak. Enggak," jawabnya dengan nada rendah.

"Nay please ...." Adrian memohon pada Nayla.

I DARE YOU! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang