4. || Nathan dan Nayla

30 3 6
                                    

"Mulut bisa berdusta, tapi
tidak dengan pancaran mata."

Vote and comment yeup❤️
Happy reading!😘

◕ ‿ ◕

"Kamu siapa ya?" tanya Nayla hati-hati.

"Gue kakel lo lah," jawab cowok itu.

"Eh ma-maaf Kak," ujar Nayla pada cowok itu.

Cowok itu mengulurkan tangannya. Dengan ragu, Nayla membalas uluran tangan itu.

"Nathan Satria Derlangga," ujar Nathan.

"Naylara Maheswari Wijaya," balas Nayla.

Tautan tangan itu terlepas bersamaan dengan Nathan yang menanyakan keadaan Nayla untuk yang kedua kalinya.

"Aku gak papa Kak," jawab Nayla. "Aku permisi," lanjutnya.

"Eh tunggu. Lo mau kemana?" tanya Nathan.

"Mau ke kelas Kak."

Baru saja Nathan ingin membuka suaranya untuk menawarkan bantuan, Nayla sudah berlari terlebih dahulu ke kelasnya.

"Kenapa rasanya masih ada?"

ღ✿ღ

Nayla membereskan barang-barangnya. Bel sudah terdengar di seluruh antero Atlanta. Para guru juga sudah kembali ke ruang guru.

"Nay, tadi lo ngerti gak, sih, pelajaran yang dikasih bu Lala?" tanya Rania sembari memasukkan alat tulis ke dalam kotak pensil hologram miliknya.

"Ngerti," jawab Nayla yang juga membereskan bukunya.

"Kok gue gangerti, sih?" ujar Rania dengan nada yang pasrah.

"Makannya belajar!" balas Nayla.

"Ih! Gue tuh udah belajar, tapi gak tau kenapa pelajarannya gak ada yang mau masuk ke otak gue. Ngambek kali dia sama gue ya?"

Nayla melirik Rania, setelah itu dia menyentil kening Rania pelan. "Gak ada kayak gitu. Kamu aja yang kurang fokus!"

Rania menghela napas. "Nanti ajarin gue titik gak pake koma!"

"Iya Rania," ucap Nayla lembut.

"Yey! Makasih Nayla sayang." Rania memeluk Nayla.

"Nay, Ran! Jangan lupa piket ya," kata seseorang yang berada di pintu kelas. Dia adalah Sagara -- Ketua kelas X MIPA 1.

"Siap Abang Gara," jawab Rania dengan gerakan hormat.

"Iya Gara," tambah Nayla. Dan setelah itu Sagara pergi.

Kini tersisa Nayla dan Rania di kelas. Teman-teman yang piket hari ini sudah pulang karena mereka dapat piket pagi. Sedangkan Nayla dan Rania mendapat piket siang.

"Joko gak ada akhlak!" ujar Rania sedikit keras.

Nayla yang sedang menghapus papan tulis berbalik badan, lalu bertanya, "Kenapa Ran?"

Rania menunjuk lantai tempatnya menyapu. "Tuh liat Nay! Sampah kertasnya banyak banget. Dikira gue gak pegel nyapuinnya!"

Nayla tersenyum lalu menghampiri Rania. "Mau aku bantu?"

"Gak usah Nay. Lo lanjutin hapus itu aja," ucap Rania yang dibalas anggukan oleh Nayla.

Sekitar 30 menit mereka piket. Mulai dari menyapu, mengepel dan yang lainnya. Mereka berdua tersenyum puas. Kelas tampak lebih bersih dan rapi.

"Yuk pulang," ajak Rania.

Mereka berdua jalan berdampingan. SMA Atlanta kini telah sepi. Hanya ada anak dari eskul marching band yang berada di lapangan sana.

I DARE YOU! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang