Hancur(End)

86 3 2
                                    

Sudah satu bulan semenjak kematian Angkasa dan Langit tidak tau akan hal itu. Yang Langit tau, Angkasa tetap hidup karena sosok yang Langit anggap itu Angkasa selalu menemani dirinya.

"Angkasa, besok bukannya pesta pernikahan temanmu? Kenapa kita tidak siap siap dari sekarang? Kenapa kita malah pergi ke taman bermain?"

"Semua persiapan kita sudah aku siapkan, dan untuk sekarang aku hanya ingin membuat mu bahagia"

Orang orang yang menatap kearah Langit, memandang dirinya aneh karena mereka menganggap Langit berbicara sendiri. Mereka tidak bisa melihat Angkasa, yang dapat melihat Angkasa hanya langit.

"Angkasa, kenapa mereka memandang kita seperti itu?"tanya Langit karena dia merasa aneh dengan tatapan orang orang itu.

"Abaikan mereka Langit" Jawab Angkasa.

Setalah mengucapkan itu, mereka mencoba menaiki semua wahana yang ada di sana. Wahana terakhir yang mereka naiki adalah bianglala.

"Langit" panggil angkasa dengan lembut,dan tersenyum.

"iyaa Angkasa?" jawab langit.

"Ada yang ingin Aku katakan"

"katakan saja"

"Jika suatu saat nanti, kau mengetahui sebuah fakta yang membuat mu kaget, jangan pernah menangis, jangan pernah murung, kau harua tetap tersenyum. Aku tidak ingin melihat kamu sedih, aku tidak ingin melihat kamu menangis. Jadi kau harua janji saat kau mengetahui fakta itu kau harus tetap tersenyum. Okey" jelas Angkasa.

"Apa maksud kamu?" Tanya Langit bingung dengan omongan Angkasa.

"Kau akan mengetahuinya nanti" Jawab Angkasa dengan lembut.

Setelah mereka menyelesaikan wahana terakhir mereka, Angkasa mengantarkan Langit ke mobilnya. Karena mereka kesini dengan mobil sendiri sendiri, lebih tepatnya hanya Langit yang membawa mobil, sedangkan angkasa dia tidak membawa mobil ataupun motor.

"Langit"panggil Angkasa setelah mereka di depan mobil Langit. Angkasa maju mendekat ke langit, sampai tidak ada jarak di antara mereka.

"Aku mencintaimu,sangat mencintaimu, mungkin ini telat tapi aku tidak bisa memendam nya lagi. Aku sangat mencintai mu" ungkap Angkasa, setelah itu Angkasa pergi menjauh dari Langit yang masih dalam keterkejutannya. Namun Langit menyadari sesuatu, dia menyadari seperti hari ini adalah hari terakhir dia melihat Angkasa.

"Tidak.. apa yang aku fikirkan, dia akan selalu bersamaku. Dan dia bilang dia mencintai ku? Yaa, Aku juga mencintainya." gumam Langit, setelah itu dia memasuki mobil nya yang terpakir, dan melajukan mobilnya ke arah rumahnya.

*****
Ke esokan harinya.

Tok tok tok

"Ahh siapa yang pagi pagi seperti ini bertamu, apa itu Angkasa. Biasanya dia langsung masuk" gumam Langit sambil berjalan kearah pintu. Setah dia membukakan pintu, Dia cukup kaget karena yang dia liat bukan Angkasa.

"Apa yang kalian lakukan disini?" Tanya Langit.

"Menjemput mu" Jawab zean.

"Menjemput ku? Untuk apa?" tanya Langit bingung.

"Kita akan menemanimu ke acara pernikahan teman Angkasa" jawab Rafael dengan lembut.

"Lalu di mana Angkasa?" tanya Langit.

"Umm.. Bukan nya kita akan telat jika kita terus berbicara? Ayo kita berangkat" Ucap Rafael mencoba mengalihkan pembicaran. Dia belom bisa memberi tahu apa yang sebenernya terjadi.

"Ahh iyaa,mungkin Angkasa sudah di sana. Tunggi sebentar aku ambil tas ki dulu"

Setelah Langit kembali masuk kerumahnya, Rafael menatap Zean yang sedari tadi diam.

Sahabat Jadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang