Aku menangis terisak, aku tidak kuat disini.
"mana uang yang saya minta?" Tanya ibuku. aku hanya menangis.
"Aku meminta uangnya bukan meminta agar kau menangis, Irene!" teriak ibuku keras.
"a..aku ti..dak di..berikan"Ucapku terseduh-seduh.
Ibuku langsung menjambak rambut panjang ku. aku berteriak karena kesakitan. Tolong,siapapun tolong aku.
"Lantas kenapa kau baru pulang, apakah kau memakai uangnya? Irene-ssi aku menyuruhmu keSeoul untuk meminta uang kepada ayahmu, bukan sekedar berlibur ke Seoul" kesal ibuku.
"Eomma!Aku tidak berlibur disana!aku dipukuli disana,Aku meminta uang tapi dia malah memukul dan mengusirku" emosiku memuncak.
Plakk.
"siapa kau yang berani berteriak didepanku? Wah,kau tidak tahu diri. Dia pantas memukulmu, karna kau anak tidak tahu diuntung" Ucapnya lalu berjalan keluar dari kamarku
Bolehkah aku mati? bolehkah? Aku ingin sekali mengakhiri semuanya. Tapi adikku tidak bisa kutinggalkan sendiri dirumah mengerikan ini.
Aku memohon kepada tuhan untuk membiarkanku mati dan memohon agar menjaga adikku.
Kau tahu alasanku diperlakukan seperti itu? aku anak haram, ibuku dihamili tanpa pertanggung jawaban dari ayahku. Kau mengerti sekarang?
Aku iri, aku iri dengan mereka yang hidup bahagia bersama keluarganya. mereka tertawa bersama ibu dan ayahnya, mereka disayang oleh ibu dan ayahnya. Berbanding terbalik dengan ku yang tidak pernah merasakan apa itu kasih sayang orang tua.
"Tuhan...kau mau memberiku penderitaan seperti apa lagi?" Rintihku sambil meneteskan air mata.
"Aku lelah.."
aku menghapus air mataku. pergi kecermin kemudian menghancurkan cermin itu sehingga pecah. aku mengambil salah satu beling disitu. Aku mengarahkan tepat dinadi ku.
Nafasku terhenti,Aku mati.
Tidak, aku tidak mati. Dokter sialan itu menyelamatkan ku. Kenapa aku tidak mati saja? kenapa aku hidup? aku tidak berguna, aku ingin mati.
Aku menangis, menangis tanpa suara agar adikku jisu tidak mendengarnya.
"unnie...berhentilah menangis" ucapnya.
"Jisu-ya,Kau?" tanyaku gantung.
"Jangan menangis tanpa suara,aku tahu sakitnya luar biasa" kata adikku membuatku terkejut.
"kau...kau selalu menangis?" tanyaku sambil mengusap pipinya.
"aku?ah tidak" jelas sekali kau dia berbohong.
"Jangan berbohong"
"Aku tidak bohong. Tidur unnie, kau pasti lelah" jisu membuatku berpikir, dia selalu memperhatikanku?
"unnie harus dirawat inap selama 1 minggu, jadi bersabarlah"
"tidak, aku harus pulang. jika tidak ibu akan membunuh kita. Tidak apa jika hanya aku yang dibunuh, tapi kau..."
"Aku tidak akan membiarkannya" kataku tegas.
"unnie, kau belum pulih sepenuhnya" kesal jisu.
"Tidak apa-apa. lagipula dimana kau akan mendapatkan uang untuk biaya rumah sakit?" Tanyaku
"aku akan bekerja"
"Kau pikir mudah mencari kerja? kau seharusnya membiarkanku mati bunuh diri" Ucapku Emosi.
"unnie! Jika unnie mati siapa yang akan menemaniku? Hanya unnie yang menyayangiku dan hanya aku yang menyayangi unnie" jisu ikut tersulut emosi.
"Tidak ya tidak! aku akan pulang" kataku
"Unnie, mohon dengarkan aku kali ini" mohon jisu kepadaku.
"Tidak"
"unnie..."
"Tidak jisu!" Aku marah. memang masih sakit, tapi dimana kami akan mendapat uang untuk membayar seluruh biaya rumah sakit?
"Ayo keluar" Aku menarik jisu keluar rumah sakit.
"Aku hutang kepada mereka" Ucap jisu,membuat ku menatapnya tajam.
"Sudah kubilang agar kau tidak berurusan dengan Mereka! Kau tidak akan hidup tenang jisu!"
"Aku tidak peduli,yang terpenting unnie hidup" Ucap adikku tulus.
"jisu-ya...aku mengerti, tapi kau tahukan bagaimana mereka?"
"Mereka gila!" Sambungku
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Bear✔️| Dwileess
Random[Sebagian chapter diprivat🔒]Follow! belum di revisi! "Untuk kau yang dulu selalu disampingku, Jangan pernah lupakan kenangan manis kita" Chapter nya pendek!