5

292 46 4
                                    


Malam harinya, Minju galau sendiri di dalam kamarnya.

Yohan pasti sudah mencarinya dan itu sangat merepotkannya. Ia ingin sekali menelpon abangnya tersebut tetapi takut kalau disuruh pulang–walaupun ia tetap tidak akan pulang.

Tetapi kalau ia tidak menelpon... kan kasihan. Walau bagaimana pun Minju juga menyayangi Yohan.

Akhirnya setelah berpikir matang, Minju membulatkan tekad untuk menelpon abangnya tersebut via video.

“Dek, kamu kemana aja?” Raut wajah khawatir Yohan langsung terlihat di layar IPhone barunya saat sambungan telepon sudah terhubung dengannya.

Gadis itu tersenyum kikuk, bingung ingin mulai bercerita darimana. “Minju sekarang nginap dirumah temen.”

“Minju, ayo pulang, besok mama sama papa pulang. Mereka panik waktu tahu kamu kabur.”

“Hah?!” Minju membuka mulutnya tidak percaya lalu selanjutnya ia merengek kepada abangnya, “Bang, please, Minju mohon jangan kasih tahu Papa Mama kalau Minju di rumah temen yaaaa...”

“Iya, abang gak akan kasih tahu. Tapi sampai kapan kamu nginap dirumah temenmu?”

“Gak tahu...” Minju mengembungkan pipinya.

“Kamu besok sekolah gimana? Seragam kamu ‘kan ada di rumah. Apa mau abang anterin?”

“Iya bang, tolong banget ya antarkan seragam Minju. Kayaknya Minju disini nggak bakal sebentar.”

“Kamu dirumah temenmu yang namanya siapa?”

Minju terdiam sebentar, “Hnggg, namanya Hyunjin. Nanti Minju send location nya ya di WA.”

“Hyunjin?” Yohan mengerutkan keningnya, merasa tak asing dengan nama tersebut. “Cewek atau cowok?”

Hoaaampp... Minju udah ngantuk nih. Abang cepetan ya antarnya. Nanti kalo udah sampai disini telepon aja Minju pasti keluar kok.” Terpaksa Minju berkata demikian karena jika tidak, Yohan akan sangat marah mengetahui ia satu atap dengan lawan jenis.

“Tapi-“

“Dadah bang Yohan, I love you!” Lalu dalam sekejap, sambungan telepon diputuskan secara sepihak olehnya.



***


Hyunjin terpaksa keluar saat melihat yaris putih yang berhenti di halaman villa nya. Ia sedikit terkejut saat melihat Yohan yang keluar dari mobil tersebut.

Yohan sendiri tak kalah terkejutnya melihat Hyunjin. Berkali-kali ia melirik maps yang ada di ponselnya, memastikan kalau lokasi yang dikirim Minju tidak salah.

"Bang Yohan?" Panggil Hyunjin. "Nyari Minju ya?"

Bukannya menjawab, Yohan balik bertanya, "Lo lagi sama Minju dirumah ini?"

Hyunjin menggaruk tengkuknya, takut diamuk Yohan kalau ia mengiyakan. Tapi akhirnya ia tetap jujur. "Iya, ceritanya panjang."

"Lo tahu kan, lo sama Minju mau dijodohin?"

"Iya tahu, Bang."

Yohan menghela napas, lalu menyodorkan totebag berisikan seragam sekolah milik Minju yang langsung diterima Hyunjin. "Jagain adik gua, ya. Dia memang sedikit cerewet, semoga lo sabar selama sama dia."

Akhirnya Yohan pergi dengan mobil yaris putihnya.

Dalam perjalanan ponselnya berdering, tertera nama 'Mama' di layar ponselnya.

"Halo, Ma? "

"Han, Adik kamu udah ketemu belum?"

"Dia ternyata kabur sama Hyunjin, Ma. Lagi di villa nya Hyunjin."

"Loh kok bisa? Tapi bagus dong kalo gitu. Mama sama tante Suzy nggak perlu susah-susah nyari mereka."

"Mana ada cewek sama cowok yang belum nikah tinggal satu atap. Itu nggak bagus, Ma."

"Ah, kamu ini protektif banget sama Minju. Adik kamu itu sudah besar, Hyunjin juga udah besar. Nggak perlu dijaga-jaga lagi."

"Justru karena mereka udah besar makanya Yohan khawatir, Mamaku tercintaa..." Ucap Yohan. Gemas banget sama Mamanya.

"Udah, ah. Mama mau cepet-cepet hubungin tante Suzy. Mau ngasih tahu kalau anaknya lagi sama Minju. Pasti senang banget dia."

"Tapi, Ma-"

Tut.

Telepon dimatikan sepihak oleh Eunbi. Yang Yohan lakukan hanya bisa berharap kalau adiknya itu baik-baik saja di sana.


***



kim family

kim family

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


hwang family

lovi milih suzy jd emaknya haje karna mereka mirip

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

lovi milih suzy jd emaknya haje karna mereka mirip.

Satu AtapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang