Lamborghini hitam itu berhenti tepat di halaman rumah elite yang disebut sebagai villa milik keluarga Hyunjin. Minju sedikit membuka mulutnya takjub. Tidak heran lagi karena seluruh siswa Seoul International High School juga sudah tahu bahwa Hyunjin lahir dari keluarga berada.
Hyunjin memasuki villa tersebut sedangkan Minju masih mengekor dari belakang bak anak ayam yang mengekori induknya. Sedikit heran mengapa ia bisa berakhir bersama pemuda paling arrogant di sekolahnya. Padahal saat di sekolah yang mereka lakukan hanya bertengkar.
"Lo bisa pilih kamar." Suara Hyunjin kembali terdengar setelah hampir satu jam tidak saling bicara.
"Seriusan terserah gue? Lantai atas juga boleh dong?" Tanya Minju tak menyangka.
"Hm." Hyunjin menanggapinya sambil berjalan ke dapur untuk meminum segelas air.
"Yeayyy!!" Sorak Minju, Dengan semangat menaiki anak tangga menuju lantai atas untuk mencari kamarnya. Hyunjin yang melihat itu sempat berpikir bahwa mengajak gadis itu satu atap dengannya adalah salah satu kesalahan besar.
***
Minju memekik girang setelah menemukan kamarnya.Menghempaskan tubuhnya di kasur, setelah itu menghela napas lega. Setidaknya dia bisa mendapat kamar ideal ini walau sebentar.
Tiba-tiba ponselnya bergetar, ada pesan masuk.
+882728629628 : jangan tidur. ada yang harus di urus.
Minju : ini siapa?
+882728629628 : Hyunjin
Minju : dapat nomor gue dari mana???
+882728629628 : grup basket
Setelah mengetahui bahwa sang pemilik nomor asing adalah Hyunjin, Minju otomatis menyimpan nomornya di kontak. Hyunjin dan Minju memang satu ekskul yaitu basket.
Minju : emang apa yang di urus?
Hyunjin : mandi sana
Minju : laper :(
Hyunjin : mandi
Minju : ishh -___-
***
Tok Tok Tok!
Minju segera membuka pintu kamarnya dan mendapati Hyunjin yang sudah sangat rapih, "Napa?"
"Ayo." Hyunjin berbalik, berjalan mendahuluinya.
"Mau kemana? Gue capek banget nih!" Minju merengek.
Hyunjin melengos, "Mau Iphone baru gak?"
Minju mengerjap beberapa kali, "Serius?!" Dengan segera Minju mengangguk, "Oke-oke gue ikut!"
***
Minju masih tidak menyangka kalau sampai detik ini ia berada bersama seorang Hwang Hyunjin.
Bahkan pemuda tersebut tanpa repot-repot menggantikan Iphone-nya dengan merek terbaru yang pastinya super duper mahal.
Parah, Minju baru ingat kalau orang tua Hyunjin bukanlah orang sembarangan. Yang ia tahu, Hyunjin memang dibesarkan dari keluarga yang bergelimang harta. Sepertinya hanya untuk membeli Iphone terbaru bukan masalah besar buat Hyunjin.
"Hyunjin," Panggil Minju saat keduanya baru saja selesai membeli Iphone.
Hyunjin menoleh, melihat menarik kedua sudut bibirnya membentuk senyuman tulus. "Thanks ya." Ucapnya sambil mengangkat kantung yang berisi Iphone baru.
Hyunjin menarik salah satu sudut bibirnya, "Sans." Jawabnya santai.
Minju tidak mengerti lagi kenapa Hyunjin yang saat ini sedang bersamanya jauh berbeda dari seorang Hwang Hyunjin yang ia kenal di sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Atap
FanfictionAda suatu kejadian yang membuat Hyunjin dan Minju bisa tinggal satu atap.