3. calon permaisuri

94 27 0
                                    





Wendy mengerjap beberapa kali, matanya begitu susah diajaknya berkompromi agar tidak terlelap. Dokter Tatyana_ wanita yang melahirkannya, sejak tadi tak hentinya memberikan dirinya wejangan, Tata krama, dan berbagai tips agar bisa mengambil hati sang putra mahkota. Meski tak minat, wendy dengan setengah hati mendengarkan tanpa menyelah.

"Gadis yang penuh sopan santun dan kelembutan, akan sangat dibutuhkan oleh seorang calon Permaisuri, Shilla"

Tangan wanita parubaya itu, bergerak penuh teliti. Memilah Pakaian yang baru saja dibelinya pada pusat perbelanjaan terbesar dighazian. Sebelum matanya jatuh pada gaun kuning yang dipenuhi mutiara yang memberi kesan mewah, dengan beberapa renda yang semakin menambah kesan manis.

"Gunakan ini"

Wendy meraih gaun itu dan segera menggunakannya. Dengan bantuan ibunya. Dia sedikit memaksa perutnya mengecil, agar ibunya tidak kesulitan saat membantu mengancingnya.

Dokter Tatyana tersenyum senang, wajah berseri menunjukkan kesan puas akan gaun pilihannya. Wendy terlihat Anggun dengan gaun itu. "Momma rasa, Gaun ini memang berjodoh denganmu, nak. Bahkan ini terlihat sempurna! " puji Tiyana, tak melepaskan tatapannya dari putrinya.

Wendy ikut tersenyum melihat ibunya bisa sebahagia itu, meski jujur ia begitu tak nyaman dengan pembelaan bagian dada gaunnya yang terlalu renda.

"Mommy paling tahu apa yang cocok untukku! "

"Sebentar lagi, Nona Sya Akan kemari untuk membuatmu tampak lebih cantik. Berlakulah dengan baik, jangan buat Mommi Malu."

"Aku mengerti. "

Tyana mengelus lembut kepala wendy, sebelum berbalik meninggalkan kamar itu dengan meraih tas jinjitnya yang terletak pada Meja rias.

"Aku haus sekali. Dimana Kelly?"

Wendy mendekati pintu kamarnya, melirik keluar untuk memanggil salah satu pelayan. Sepi, gadis itu mendengus kesal dan terpaksa harus kedapur sendiri untuk menemukan segelas jus.

-------------------------


Krystal merasa tak percaya diri, saat melihat bagaimana cantiknya gadis-gadis dihadapannya dan Pakaian yang mereka kenakan terlihat sangat Mahal, seperti sedang menunjukkan perbedaan kasta mereka secara tidak langsung. Berbeda dengan Pakaian yang saat ini digunakannya, memang tidak buruk akan tetapi gaun yang melekat ditubuhnya merupakan hadiah ulang tahun ke-18 nya, dua tahun lalu dari sang Ibu. Meski begitu, krystal sangat menyukainya. Tidak akan ada yang memiliki baju sepertinya, mengingat ibunya sendirilah yang menjahitnya.

"Krystal! "

Mendengar Ada yang memanggilnya, Krystal membalikkan badannya, Tepat saat Ia melihat Gadis yang hampir tak dikenalinya, melambaikan tangan kearahnya. Krystal mengeryit, melihat wajah tak nyaman tetangga kamarnya Di asrama, tak nyaman saat berjalan.

"Kamu kenapa? "

"Sepatu ini, terlalu tinggi dan membuat kakiku kesakitan." keluh Wendy dengan menunjukkannya Sepatu yang digunakannya.

Krystal kembali dibuat tersenyum miris, sepatu itu yang begitu ingin dimilikinya, tapi mengingat dia bukan berasal dari kalangan bangsawan seperti wensy,  juga bukan saudagar kaya, menyadarkan gadis berkulit pucat itu hanya bisa bermimpi, untuk bisa memilikinya.

"Sini biar Aku Bantu. Malam ini Aku percaya,  jika Kamu ternyata benar wanita. Kamu terlihat sangat cantik! "

Wendy mendelik kesal dan meraih tangannya Krystal yang bersedia membantunya berjalan. " Kamu tidak ada bedanya dengan Kak Kyungsoo." kesalnya dan disambut tawa kecil Agnistya.

CALON PERMAISURI (EXO X GIRLS94) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang