Dia terdiam, tanpa berniat beranjak dari tempat yang saat ini ditempatinya. Meski aroma menusuk bunga lavender, sejak tadi membuat gadis berkaca mata itu merasa mual. Ini akhir pekan yang biasanya anak-anak akan memilih pulang kerumah masing-masing untuk mengisi waktu liburnya. Tapi tidak untuk diri gadis dengan mata bening ini, Keinginannya untuk menghabiskan akhir pekannya di kediaman Aldora, sama sekali tak terlintas dipikirannya.
"Kau tidak usah membawa berita yang bukan-bukan, un. "
dari ujung kanannya, seorang gadis berseru tak senang. Wajah kesalnya bahkan sampai membuat gadis yang sejak tadi mengajaknya berbicara sedikit menciut, meski tak gentar menyuarakan berita yang baru di dapatkannya.
Seulgi melepas buku yang menjadi pengalihan pikirannya, suara kedua gadis yang berada tak jauh darinya, benar-benar memecah konsentrasinya.
"Kau kenal, Xiumin? Si brengsek itu yang melihatnya sendiri. Krystal menjadi penghibur di salah satu rumah bordil langganannya!"
"Aku tidak menyukai pembicaraan ini, sungguh!." keluh jiyong tak senang.
"Kamu pikir aku membual? Astaga, xiumin bahkan melihat sendiri, bagaimana krystal mer.. "
"Hentikan!. Aku bisa melapor ke Madam Yuri, jika kamu tak berhenti menjelekkan orang lain."
Tanpa di duga, seulgi
berujar dengan suara tenangnya. Dia bangkit dan berjalan ke arah dua gadis yang sejak tadi membuatnya tak konsen mendalami dunianya. Jiyong menggigit bibir bawahnya takut, karakternya yang tak suka terlibat masalah saat ini sedang diuji akibat kebodohan teman sekamarnya.Sohyun, gadis yang menjadi pelaku utamanya, mencari pembenaran dengan memasang wajah menantang "Aku hanya mengatakan sesuai apa yang ku dengar." balasnya sesantai mungkin. Berharap gadis yang terkenal jarang bersosialisasi yang sedang menatapnya saat ini, tak melihat genggaman tangannya yang sudah mengetat pada rok miliknya.
"Kau bisa mengatakan hal itu pada Madam yuri. Tak perlu mengumbar sesuatu yang tidak kamu tahu kebenarannya secara langsung."
Seulgi Aldora berlalu tanpa menunggu reaksi kedua gadis yang masih tak bergeming. Satu tangannya terangkat memperbiki letak kacamata bacanya yang melorot. Suara berisik dedaunan yang terinjak olehnya, menemani langkahnya meninggalkan halaman asrama xeville.
"Dia tidak sungguh-sungguh melaporkanku pada Madam yuri, kan? "
Suara sohyun tercekat. Pandangan bahkan tak berpindah pada punggung gadis penghuni kamar no 0195 yang sudah tak terjangkau indranya.
"Semoga saja tidak, un. Lain kali berhati-hatilah membawa berita. Kali ini kau beruntung, setidaknya, seulgi bukan gadis yang peduli dengan urusan orang lain. Mungkin saja suaramu yang berisik itu mengacaukan dunia membacanya. "
Jiyong mengangkat bahunya saat bergumam, Sebelum tersenyum melihat wajah pucat sohyun yang selamah ini selalu mengusik waktu santainya. Mengingat Madam yuri dan peraturan asrama yang menjadi salah satu fasilitas yang diberikan pemerintahan terhadap warga ghazian untuk dinikmati secara gratis memiliki peraturan yang ketat, jiyong tak bisa mengabaikan ke khawatiran sohyun.
Sistem pemerintahan dengan keadilan dan kemerataan dalam dunia pendidikan warga Ghazian. Menjadikan rakyatnya hidup dalam ketentraman, tanpa ada satupun yang lebih menonjol. Meraka sama rata dimata pemerintahan, yang sudah dibangun dengan mengagumkan oleh sang Raja terdahulu. Rakyat dibebaskan untuk mendapat pendidikan secara gratis, dengan mematuhi semua peraturan yang sudah diterapkan. Namun tidak untuk pekerjaan, meraka harus berusaha keras mendapatkan hal itu, sebuah kecerdasan serta sedikit keberuntungan, menjadi tolak ukur mereka untuk bisa mendapatkan posisi yang baik. Setidaknya bisa terpandang dimasyarakat.
KAMU SEDANG MEMBACA
CALON PERMAISURI (EXO X GIRLS94)
Acakjuni, 2020... Berawal dari istana yang mengadakan sayembara pemilihan permaisuri untuk pangeran pertama. Seluruh gadis Ghazian mendapatkan undangan Raja, terkecuali yang telah memiliki kekasih. Seulgi Aldora, Wendy Razafgh, Krystal Ruhland serta Hy...