Ia sampai disekolah sangat pagi, tas selempang hitamnya disangkutkan dipundak kanannya. Ia juga terlihat membawa satu buku tebal yang hampir setiap hari ia bawa.
Aku memperhatikannya dari kejauhan, digerbang sekolahan. Aku terpaksa berangkat sepagi ini demi memata-matainya.
Mataku sama sekali tidak berpaling darinya. Aku memperhatikan setiap detail dirinya. Rambut hitam lurus yang digerai, tas hitam, sepatu hitam, dan kalung tengkorak yang menurutku sangat gothic.
Mata cokelat nya terlihat mengintai halaman sekolah, mungkin mencari-cari tempat persembunyian(?)
"Cepatlah bergerak..jangan hanya diam disana" kataku yang mulai malas menunggunya. Tiba-tiba hp yang ada disaku celana ku bergetar, tidak lain lagi...ada sms yang masuk. Kutarik hp itu dari saku dan membacanya. "Alah, sms sampah!" Aku memasukkan hp ku kedalam saku lagi.
Aku memasang badan, siap-siap mengamati gadis misterius itu. "Lah, dia dimana?!" Aku sekarang mencari-cari gadis itu. Baru ditinggal sebentar saja dia sudah menghilang, sebenarnya apa ilmu yang dia pakai?
"Yasudah, siapa tau dia sudah berada dikelas..." Kataku yang mencoba berpikir positif.
Langkah kakiku menggema memenuhi koridor yang masih sepi ini. Langit belum begitu terang, mungkin matahari masih malu untuk menampakkan diri.
Kelas yang hanya diisi meja, kursi, dan papan tulis itu terlihat benar-benar hampa. Aku masih berdiri di ambang pintu, memerhatikan setiap meja dan kursi yang berjajar rapi. Sebelum masuk ke kelas, aku memastikan bahwa koridor itu masih kosong.
Aku meletakkan ransel biruku di atas meja dibarisan kedua dari belakang. Aku memang termasuk anak bandel, dan malas belajar. Mendapat ranking 200 besar dari 324 siswa saja aku sudah bersyukur, hehehe.
Tiba-tiba lamunanku buyar. Aku mendengar langkah kaki yang berjalan lambat dikoridor. Tanpa berpikir panjang, aku langsung berjalan keluar kelas. Menengok ke kanan, lalu ke kiri. "Gadis misterius itu!" Mataku tak mungkin salah melihat...dia masih membawa tas hitam, juga buku tebal itu.
Dia berhenti diujung koridor, dimana tersadapat sebuah pintu bertulisan "ruang kostum"
Ia mengenggam gagang pintu ruangan itu. Perlahan memutarnya, lalu sedikit mendorong pintunya agar terbuka. Terdengar suara decitan pelan sebelum terdwngar suara gedebuk pintu yang tertutup.
"Haruskah aku masuk atau menunggunya diluar?" Kataku pada diri sendiri yang mulai bingung harus melakukan apa. Tapi aku penasaran dengan apa yang dia lakukan didalam sana, tidak mungkin kan dia akan kabur dari kelas dan bersembunyi diruang kostum(?)
Ya. Selalu begini. Rasa penasaranku selalu mengalahkan rasa takutku. Aku selalu benci dibuat penasaran. Jadi, tekadku sudah bulat. Aku akan masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Horror Addict
HorrorDia tidak terlalu menonjol disekolah. Sangat pendiam dan biasa menyendiri. Mungkin beberapa ejekan sering ia dengar, tapi ia tetap sabar. Dia membuatku penasaran dengan siapa dia sebenarnya. Aku ingin menganalnya lebih dekat. Dia memang cukup sulit...