Entah kenapa pagi ini matahari terlihat enggan bersinar. Langit masih gelap, padahal waktu terasa sudah berjalan lama.
Kembali ke misiku. Aku perlahan membuka pintu ruangan itu. Perlahan.
Gelap dan pengap didalam sana. Tapi ada cahaya yang samar-samar menerangi ruangan itu. Cahayanya cenderung berwarna oren kemerahan.
Aku mengumpulkan nyali. Menarik nafas panjang-panjang, lalu membuangnya perlahan. Kemudian baru kututup pintu ruangan itu tanpa suara.
Langkahku nyaris tidak terdengar. Aku berjalan dengan sangat hati-hati. Siapa tau si misterius itu bersembuyi jika mendengar suaraku..
Baru beberapa langkah berjalan, langkahku terhenti.
Begitu juga jantungku yang terasa berhenti berdetak untuk beberapa saat.
Aku menatap lurus kedepan, dan saat itu kita saling menatap satu sama lain."Apa yang kau lakukan? Apakah misimu untuk memata-mataiku belum selesai?"
"Aku minta maaf...Benar-benar minta maaf. Tapi kau membuatku penasaran setengah mati" jawabku terbata-bata.
"Penasaran akan apa?" Suaranya terdengar bergetar.
"Baiklah..aku akan jujur. Sejujurnya aku ingin berteman denganmu.."
"Orang lain menjauhiku..kenapa kau mau berteman denganku?" Dia berjalan mendekatiku.
"Aku juga tertarik dengan hal-hal ghaib, sama sepertimu.." Aku sedikit berbisik.
"Hah? Sungguh?" Gadis berambut hitam itu mulai melengkungkan senyum di bibir pucatnya.
"Ya!" jawabku berusaha terlihat antusias.Dia membalikkan badan lalu mengajakku mengikutinya. Sambil melihat-lihat sekeliling, aku berjalan tepat dibelakangnya.
Rak-rak baju berbaris rapi disini. Banyak kostum yang sangat megah, dan sepertinya pantas untuk kupakai saat pesta topeng.
"Sebelumnya siapa namamu..?" Hampir saja aku lupa bertanya.
"Oh iya, aku belum memperkenalkan diri ya? Namaku Misty..." Dia tertawa kecil.
"Ohh, namaku Zure..Namamu cocok ya dengan sifatmu yang agak misterius.."
"Hahaha, aneh-aneh saja! Kau kan populer, jelas aku sudah mengenalmu.." Wajahnya berubah menjadi merah padam karena malu.Kami duduk mengelilingi sebuah lilin. Didepannya ada sebuah buku tebal yang selalu ia bawa itu. Itu adalah buku dengan cover kulit, seperti buku zaman dulu.
"Pernah melihat hantu sebelumnya?" Misty menatapku dengan wajah polosnya. "Belumlah.." Jawabku tanpa berpikir. "Baiklah, kau akan melihatnya setelah ini" ia terlihat sangat bersemangat.
Dia menyalakan beberapa lilin lagi..sudah pasti untuk ritualnya.
Jantungku berdegup kencang, tanganku juga bergetar. Dia gila apa? Aku tidak mau melihat hantu! Bisa-bisa aku mematung ketakutan!"Sekarang letakkan tanganmu diatas tanganku" perintah Misty. Mau tau mau aku harus melakukannya, tidak ada pilihan. Tangan Misty yang mungil dan dingin menggenggam erat tanganku. Misty memejamkan matanya, bibirnya komat-kamit membaca sesuatu, dan genggamannya makin kuat.
Ritual sudah dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Horror Addict
HorrorDia tidak terlalu menonjol disekolah. Sangat pendiam dan biasa menyendiri. Mungkin beberapa ejekan sering ia dengar, tapi ia tetap sabar. Dia membuatku penasaran dengan siapa dia sebenarnya. Aku ingin menganalnya lebih dekat. Dia memang cukup sulit...