Star can't shine without a little darkness

1.3K 53 2
                                    

Misty masih serius dengan mantra yang dia baca. Aku yang ketakutan ikut menutup mata agar tidak bisa melihat hantu yang muncul jika ritualnya berhasil.

Beberapa menit kemudian, benda-benda disekeliling kami mulai bergerak. Lilin didepan kami bahkan meleleh lebih cepat, dan halaman-halaman dibuku itu terbuka sendiri.

Keringatku mulai mengucur. Tanganku bergetar makin hebat. Suasana disini terasa sangat dingin hingga wajah Misty terlihat makin pucat. Aku benar-benar takut dan rasanya sulit menelan ludah.

Bibir Misty sudah berhenti mengucap mantra. Suasana disini tiba-tiba hening. Benda-benda juga ikut diam, lilin berhenti mencair. Jangan-jangan waktu ikut berhenti berjalan(?)

Kupikir ritualnya sudah selesai. Hampir kulepaskan genggaman Misty, tapi dia menggenggamnya dengan keras lagi. Mulutnya tiba-tiba menganga lebar, matanya terbuka. Tapi aku tidak melihat bagian pupil matanya. Semuanya putih.

Ekspresiku mungkin sudah tak karuan. Takut bercampur tidak percaya. Mata cokelat indahnya kini berubah jadi mengerikan. Mulutnya yang menganga lebar tidak menampakkan giginya satupun. Itu hanya terlihat seperti lubang hitam yang hampa.

Misty menarik nafas melalui mulutnya, untunglah aku tidak terseret. Pikiranku sudah kemana-mana, apalagi kondisi Misty saat itu membuatku berpikir dia sedang dirasuki.

"Apa yang terjadi padamu?" Kataku ketika Misty sudah kembali normal. Matanya sudah kembali normal, juga mulutnya yang tak lagi menganga.

Nafas Misty masih terengah engah, seperti habis berlari jauh. "Aku gagal..ritual nya gagal. Maaf ya.." Misty terlihat sangat kecewa. "Tidak apa-apa kok!" Aku akhirnya bisa bernafas lega. Setidaknya aku tidak melihat hantu diritual ini.

"Mataharinya sudah muncul belum ya?" Kataku yang kemudian mengajak Misty berjalan keluar ruangan. "Zure...ini masih malam kan" aku kembali mendengar suara bergetar Misty. "Hah?" Aku menatap Misty dengan ekspresi bingung.

Kami berdua keluar dari ruang kostum. Aku bingung, kenapa langitnya masih gelap??

"Matahari tidak hilang Zure, ini masih malam..."
"Apa maksudmu?"
"Ya kita sama-sama berangkat sekolah dimalam hari"

Terjadi keheningan untuk beberapa saat. Lalu aku memutuskan untuk kembali ke kelas dan mengambil ransel biruku.

"Ayo pulang" ajak Misty
"Aku bisa dihajar orang tuaku..mereka pasti mengira aku pergi larut malam"
"Hahaha, kalau begitu main kerumahku saja!"

Aku menurut. Lebih baik main kerumahnya, daripada harus dihajar dirumah. Jarak rumahnya tidak begitu jauh, hanya saja rumahnya terpencil. Dekat dengan hutan.

Tak terasa, kaki kami sudah menginjak halaman rumah Misty. Rumahnya sangat gelap, tamannya dipenuhi dengan bunga-bunga. Tidak mengerikan seperti yang kubayangkan ternyata. Dari rumah ini, bintang-bintang terlihat lebih jelas. Berbaris membentuk susunan yang indah.

"Hei, ayo masuk!" Misty memecah lamunanku. Rumah ini mungkin sudah tua, tapi masih terlihat sangat terawat. Misty menyalakan lampu yang sudah redup.

"Kau tinggal sendirian?" Kataku yang memecah kesunyian.
"Hmm, bisa dibilang begitu. Ibuku tinggal di dalam hutan dengan nenekku" Jawab Misty yang sedang membuatkan minum.
"Lah, ayahmu?" Tanyaku lagi.
"Dia pergi dari rumah...sekalipun dia kembali aku tidak akan membiarkannya masuk kedalam rumah ini..Ini diminum teh nya, masih hangat" dia memberiku secangkir teh hangat.
"Makasih..memangnya ayahmu salah apa? Sampai-sampai kau tidak akan membiarkannya masuk..." Aku memandangi cangkir yang kupegang.
"Dia membuat kesalahan yang tidak akan pernah kumaafkan..dia membunuh sahabatku...tulangnya dijadikan hiasan, dan kulitnya dijadikan cover buku mantraku..dia psikopat"

Horror AddictTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang