Happy reading♥️♥️
Jangan lupa tinggalkan jejak ya⭐⭐⭐♥️♥️♥️
Seorang gadis dengan seragam sekolahnya berdiri memadang dirinya di depan sebuah cermin besar di kamarnya. Andai waktu bisa diputar kembali, dia tidak ingin diposisi seperti saat ini. Berjalan dengan bantuan tongkat penyangga tentu tidak semenyenangkan saat bisa berjalan dengan bebas tanpa bantuan alat apapun. Tapi waktu telah berlalu, bukan? Dia hanya perlu menjalani yang ada di depan mata saat ini.
Tapi bolehkan dia merasa sedih? Pasalnya dia telah bisa berjalan tanpa bantuan tongkat beberapa bulan ini, dan hari ini tongkat yang telah dia simpan rapih itu kembali digunakan sehari-hari. Bukan tanpa perjuangan untuk dia dapat berjalan normal. Hinaan, pandangan sebelah mata, bahkan biaya yang dikeluarkan keluarga tantenya juga tak sedikit. Namun, Shanum tak dapat merawat dirinya dengan baik. Andai saja dia bisa bernegosiasi pada saat dihukum hari itu, meminta belas kasih Raynan agar berbaik hati memberi hukuman lainnya. Tapi semua sudah terlanjur terjadi, dia bisa apa?
Jihan memandang sedih pada sepupunya yang masih berdiri di depan sebuah cermin. Jihan mengumpat dalam hati pada tongkat sialan yang harus dipakai oleh Shanum kembali. Baru beberapa bulan terlepas, kenapa harus kembali sih? Gerutu gadis itu.
"Sha, pokoknya kamu nggak boleh lama-lama pake tongkat itu. Kamu harus bisa jalan normal lagi." Jihan memeluk Shanum dari belakang. Shanum tau sepupunya pasti sedih melihat keadaannya sekarang, karena sepupunya yang paling tau derita Shanum yang berjalan tak normal. Dia takut, takut hinaan itu kembali datang pada sepupunya lagi. Sudah cukup seharusnya Shanumnya diremehkan orang.
"Yaah semoga aja cepet pulih, Han." Jihan berkacak pinggang di hadapan sepupunya.
"Ya gimana mau cepet sembuh, kamu diterapi aja nolaknya habis-habisan." Shanum meringis menatap sepupunya yang cemberut.
"Sayang uang orang tua kamu selalu dipakai untuk pengobatanku. Mereka pasti punya keperluan lain yang lebih penting." Shanum mengambil tas dan memakainya, lalu menghadap sepupunya lagi yang masih menatapnya dengan wajah masam.
"Aku baik, kok, Han. Kan ada kamu yang selalu lindungin aku. Aku bakal tutup telinga kalau mereka hina aku." Shanum mencoba menenangkan sepupu cengengnya satu itu. Tapi perlu diketahui kalau Jihan adalah gadis pemberani di hadapan semua orang, kecuali di depan orangtua dan sepupunya. Gadis itu akan berubah menjadi gadis manja dan cengeng. Tapi mau bagaimanapun Jihan, Shanum tetap menyayangi sepupunya itu karena hanya dia dan orangtua Jihan yang Shanum punya saat ini.
"Kamu gadis kuat, Sha. Kamu pasti bisa lewatin semua ini. Semoga ada ending bahagia untuk semua air mata kamu selama ini. Sepupuku wanita kuat." Mereka berpelukan. Peluka yang membuat Shanum jauh lebih bersemangat menjalani hari ini untum bersekolah. Semoga ucapan sepupunya dapat diijabah oleh sang Ilahi.
♥️♥️♥️
Dilain tempat seorang lelaki berbadan tinggi sekitar 175 cm tengah melamun memikirkan ucapan gadis songong yang menemuinya 2 hari yang lalu. Rasa bersalahpun tanpa dia sadari menyusup dalam dirinya yang memberi hukuman tak kira-kira pada gadis bermata sayu kala itu.
"Bodoh Rey! Bener-bener bodoh!"
Hari itu, saat jam istirahat, Rey dan teman-temannya tengah menghabiskan waktu di kantin sekolah. Tiba-tiba seorang gadis dengan rambut kuncir satu menghampirinya dan langsung menyiramnya dengan air mineral yang dibawa gadis itu. Rey yang kaget segera bangkit dan menatap nyalang gadis di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shanum
SpiritualAku percaya takdir-nya yang terbaik, karena tak ada satu daunpun yang gugur tanpa sebab, begitupun dengan kita. Tak ada satupun peristiwa yang terjadi tanpa alasan dan hikmah di dalamnya. Dia yang memisahkan, maka Dia juga yang akan mempertemukan...