Chapter 10

41 8 1
                                    

🐥🐥

Jaemin POV.

"Ekh, dasar Choi Lisa!" Gue ngacak rambut gue frustasi. Ga ngerti gue sama pemikirannya dia.

Flashback 4 hours ago.....

"Hai~ kamu belum lupa sama janji kamu kan?"
Sumpah gue kaget dengan keberadaan Choi Lisa yang sudah ada di hadapan gue. Ini orang kaya hantu sumpah, tiba-tiba suka muncul. Muncul kok suka tiba-tiba.
"Lo?"
"Kok kamu kaget gitu sih? Takut ya, kalau sampai gebetan kamu tahu, sebenarnya kamu itu siapa?" dia mendekatkan wajahnya tepat di depan gue.
"Masuk lo, kita cari tempat lain," gue gamau kalau sampai Vania lihat. Jadi gue inisiatif buat cari tempat lain selain disini. Gue ga tahu apalagi rencana busuk dari perempuan gila ini. Tapi mau gimana lagi, gue udah terlanjur janji bakalan denger penjelasan dan permintaan maaf dia.

"Okay, kalau kamu maunya gitu. Aku masuk," dia langsung masuk kedalam mobil gue. Dan gue langsung bawa dia ke cafe lain yang ada di sekitar situ.

"Yaudah, lo mau jelasin apa?" tanya gue to the point begitu kita sampai di salah satu resto.
"Hm, to the point banget sih. Ngobrolin yang lain dulu kek, basa-basi kek," jawabnya sambil mengaduk minumannya.
"Ga, kalau lo gamau ngomong dan banyak bacot, lo gue tinggal. Dan inget, gue gaakan terima alasan lo, apapun itu,"
"Oke oke, calm down my boy. Sekarang gue bakal bilang sesuatu. Tapi kalau kamu pikir gue bakal minta maaf, itu salah besar,"
"Maksud lo?"
"Na Jaemin, gue tahu kalau lo itu suka sama si cewe Indonesia itu,"
"Bukan urusan lo,"

"Emang bukan urusan gue, tapi gue ga suka. Gue gasuka kalau kamu suka sama cewe itu. Apasih yang kamu lihat dari dia? Cantik? Cantikan juga gue. Dan, hal yang paling penting adalah kamu sama aku itu sama. Sedangkan kamu sama dia itu beda,"
Gue diem. Gue ga bisa ngelak. Gue akui apa yang dikatakan Choi Lisa kali ini benar. Gue dan Vania itu beda.
"Tapi ya, gue heran deh. Itu cewe kok masih mau aja ya diajak jalan, ditemenin sama kamu? Biasanya tipe cewe kaya dia tuh kalau sadar ada penghalang apalagi perbedaan sebesar ini, dia bakal lebih hati-hati dan jaga jarak. Atau... jangan-jangan... dia gatau kalau kamu sama dia itu-"
"Udah Choi Lisa Cukup! Lo mau apasih sebenernya hah? Lo mau apa? Gausah muter-muter deh ngomongnya. Pusing gue," gue mulai ga santai.
"Oh, kamu tanya mau gue apa? Akhirnya kamu tanya juga ya mau gue apa. Kamu mau tahu gue mau apa? GUE MAU LO JAEMIN! MAU LO!" dia teriak dan air matanya mulai mengalir. Gue bingung. Tapi gue diem aja. Bodo amat dikira gue orang jahat disini. Emang itu mau dia kali.
"Lo tahu kan kalau gue dari dulu suka sama lo, gue gabisa berpaling dari lo satu detik pun. Bahkan gue rela pindah sekolah, demi lupain lo tapi hiks tapi gue gabisa. Gue gabisa lupain lo sama sekali. Dan saat gue ketemu lagi sama lo, lo malah ngelirik cewe lain. Padahal lo tahu kalau dia itu hiks beda sama lo hiks. Kenapa sih lo tega sama gue?apa karena dua sahabat lo meninggal? itu bukan karena gue Jaem, bukan. Gue bersumpah Jaem," dia terisak dan gue tetap diam mendengarkan semua perkataan dia.
"Kalau, kalau lo masih jalan sama cewe itu, gue bakal bongkar semuanya Jaem, biar dia tahu, siapa lo sebenarnya Jaem," ancamnya dan meninggalkan gue sendiri.

Kacau. Kalau sampai dia yang bilang ke Vania bisa gawat. Gue harus duluan jelasin ke Vania. Tapi gimana? gue belum siap. Gue juga gatau gimana caranya. Argh!. Emang gila tuh cewe.

"Psst, liat tuh, cowo itu gaada perasaan ya,"
"Iya, masa dia tega sih buat cewe secantik itu nangis,"
"Denger ga tadi si cewe bilang kalau dia itu jahat,"
"Ih gila sih dia, tapi emang sih dia ganteng, udah pasti dia punya lebih banyak cewe diluar sana,"
"Player banget dia tuh,"
"Padahal gue kira dia orang baik, tadinya gue udah mau kenalan eh taunya, ih ga guna banget tampangnya,"
"Player,"
"Sstt, jangan kenceng-kenceng, ntar dia denger,"
"Bodo amat hihihi,"

Assalamualaikum,Nana| Na Jaemin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang