5. Nyawa diujung batas

7 3 8
                                    

–Aku bennci menatapmu karena menatapmu perlahan aku menjadi lemah.

        ***

Keyla terus mempercepat laju mobil nya. Tidak memberikam celah sedikit untuk lawan menyalip. Banyak pikikan-pikikan suara yang memanggilnya namanya seakan dia adalah Ratu jalanan.

Suara-suara orang bertriak namanya semakin terdengar, menandakan bahwa dirinya semakin dekat dengan garis finish. Dengan rasa bangga yang berkejolak Keyla minginjak pedal gas kuat sampai dirinya menerobos garis finish. Merapikan rambutnya yang sedikit berantakan lalu keluar.

Keyla tersenyum kemenangan. Membuka mobil dengan senyuman bangga. Keyla tidak munafik jika dia menang dia akan senang. Beberapa orang menghampiri Keyla untuk memberikan hadiah atau sekedar ucapan selamat.

"Selemat Keyla lo emang hebat" Ben menepuk pundak Keyla bangga.

"Thanks bang"

"Ni uang taruhan lo" Ben menyodorkan amplop coklat yang cukup tebal.

"Gausah, gue ikut cuma buat seneng-seneng"

"Rejeki gak boleh ditolak, gue tau lo orang kaya tapi apa salahnya
lo terima sekali aja"

"Yaudah" Keyla menerima amplop tersebut. "Berapa juta ni bang?" Keyla tersenyum miring khas Keyla.

"Sekitar 25juta lah" Ben mengibaskan tanganya seakan uang 25juta adalah uang sedikit baginya.

"Oke thanks "Keyla membuka pintu mobilnya. Sebelum benar-benar masuk Keyla sempat melambaikan tangan pada Ben.

"Gue duluan!"

Keyla menjalankan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata karna jalanan cukup legang dan sepi terlebih ini sudah jam 02.00 dini hari, hingga tiba-tiba ada seseorang yang berdiri ditengah jalan. Keyla yang kaget langsung
mengerem mobilnya mendadak, tubuhnya terhayun kedepan membuat kepalanya menubruk stir mobil. Keyla mendongakan kepala melihat orang yang tadi berdiri ditengah jalan sudah tidak ada.

"Anjir! Ketabrak gak ya?!" batin Keyla.

Dengan ragu Keyla berjalan keluar dari mobil. Terdapat remaja laki-laki yang kira-kira seumuran dengannya sedang tergeletak tak berdaya didepan mobilnya.

Tiba-tiba dari arah belakang seseorang memukul punggungnya menggunakan kayu. Keyla memegang punggungnya. Merasakan sakit yang mulai menjalar diseluruh tubuhnya.
Keyla membalikan badannya melihat siapa yang telah memukulnya.

Sial gue dijebak

Terdapat sekitar sepuluh laki-laki yang menatapnya dengan tatapan membunuh. Entah kesalahan apa yang telah Keyla perbuat. Hal pertama yang tertangkap jelas di–indra penglihatan Keyla adalah mereka semua memakai jaket berwarna biru dongker sama persis dengan jaket yang dipakai oleh pemuda yang ditergeletak didepan mobilnya tadi.

Shit!. Keyla terus mengumpat dalam hati. Untuk apa dia keluar? Untuk apa dia peduli?. Keyla membalikan badan nya untuk melihat keadaan orang yang ia tabrak dan sialnya orang tersebut sudah berdiri tegak. Tersenyum miring kearah Keyla. Semua ini benar-benar sudah direncanakan!.

"Mau kalian apa?" Meski sekujur tubuhnya sakit Keyla tetap berusaha untuk bersikap normal setidaknya mereka tidak menganggap dirinya lemah.

"Gue mau nyawa lo" Jawab salah satu dari mereka sambil menyeringai kearah Keyla.

Keyla meludah tepat didepan wajah laki-laki tersebut. "Really? Kalo gitu lakuin apapun yang lo mau"

"Bangsat!" Laki-laki tersebut menatap Keyla nyalang "Udah mau mati masi belagu juga lo" Tertawa remeh.

DEVINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang