7

39 10 3
                                    

Ryan merebahkan badannya disofa, ia habis membersihkan rumahnya, teman temannya itu suka sekali mengacak acak rumahnya. Sekarang teman temannya sudah pada pulang. Saat ini waktu menunjukan pukul 18:30. Ia sangat kelaparan.

Ryan berjalan menuju kamarnya, ia menaiki anak tangga satu persatu. Setelah sampai kamar ia mengambil jaketnya yang tergantung dibalik pintu, dan mengambil kunci motornya yang tergeletak dimeja belajarnya.

Ia berjalan menuju kebawah, membuka pintu rumahnya dan tidak lupa mengunci lagi pintu rumahnya. Jangan tanya Ryan akan kemana, jelas dia akan mencari makan karena sedari pulang sekolah tadi ia sangat kelaparan. Ia menstarter motornya lalu meninggalkan rumahnya.

Lampu lalu lintas menampilkan warna merah yang berarti berhenti, ia memainkan jari jemarinya.

Aderr.

Nama itu muncul dibenaknya entah kenapa akhir akhir ini pikirannya dipenuhi oleh sosok Aderr. Apa gue beneran suka ya sama dia? Tapikan gue baru ketemu dia 1 hari, apakah ini yang dinamakan pandangan pertama, batin Ryan sembari memegang dadanya. Alay sih, tapi ya gimana. Lampu lalu lintas berubah menjadi hijau, ia melajukan motornya menuju restoran cepat saji.

Setelah sampai direstoran cepat saji, ia memakirkan motornya disana. Ia berjalan masuk melihat sekitar seketika matanya memincing melihat keberadaan Aderr, ia menyipitkan matanya apa yang ia lihat benar atau tidak atau hanya khayalannya saja, dan yang dilihat Ryan ternyata benar dia Aderr.

Jodoh emang ga kemana, batin Ryan dengan senyum tipis. Ia menghampiri meja bernomer 4 yang ditempati oleh Aderr.

"Halo sayangg." panggil Ryan ke Aderr.

Lalu ia mendaratkan pantatnya kekursi, ia duduk didepan Aderr. Aderr tersedak lalu Ryan menyodorkan minuman ke Aderr, Aderr mengelus elus dadanya karena habis terkejut dengan kehadiran Ryan.

kenapa makhluk jadi jadian ada disini? batin Aderr.

"Sayang sayang pala kau kotak." ketus Aderr. Ryan terkekeh geli melihat ekspresi Aderr.

"Kalau kotak adudu dong?" jawab Ryan.

"Bomat." ujar Aderr

"Gue ga manggil lo, orang gue manggil Gerald, ya ga bang," jawab Ryan sembari tersenyum kearah Gerlad.

Aderr mendecih. Aderr melirik abangnya, ia hanya tersenyum saja. Aderr memutar bola matanya malas, kenapa abangnya diam aja ketika ada orang yang manggil adeknya sayang.

"Hai zar, Chika mana?" tanya Ryan

"Ngapain lo nanya Chika?" tanya Aderr tiba tiba

"Jangan cemburu gitu dong sayang, cuman nanya aja kok," jawab Ryan

"Soyang sayang, ngapain juga gue cemburu sama lo dih." jawab Aderr

"Brisik deh lo berdua, gue lagi makan nih. Ga tenang gue makannya" kata Zarah melanjutkan makan.

"Oh ya lo nanya apa tadi? Chika? Dia ga ikut, ngapa nanya?" tanya Zarah.

Aderr ikut mendengarkan percakapannya Zarah dengan Ryan karena ia sangat kepo, kenapa Ryan menanyai Chika.

"Ada deh, ntar aja dichat. Disini ada yang nguping." jawab Ryan sambil melirik Aderr.

Aderr menatap sinis ke Ryan, disusul memutar bola matanya. Ia mengalihkan pandangannya, menatap kearah pintu masuk, ia sudah tidak mood makan karena kehadiran makhluk jadi jadian.

Ia menyenggol lengan Gerald, mengode abangnya untuk segera pulang. Gerald yang peka dengan kodean adeknya itu mengangguk. Aderr berdiri disusul dengan Gerald dan Zarah, Ryan yang merasa dirinya akan ditinggal sendirian disini pun mendongak menatap kearah Aderr.

"Lah lah pada mau kemana, tungguin gue selesai makanlah." ujar Ryan, mencerutkan bibirnya.

"Gausah sok imut. Lo udah gede kan?  Mandiri, makan sendiri." jawab Aderr.

Saat ia ingin meninggalan meja makan itu, tiba tiba pergelangan tangannya ditahan oleh Ryan, Aderr menatap wajah Ryan yang mengisyaratkan tungguin gue.

Aderr menghela nafas panjang melihat Zarah dan abangnya sudah keluar dari restoran, lalu ia duduk lagi. Aderr bingung kenapa dia mau nunggu makhluk jadi jadian sampai selesai makan.

Pergelangan tangannya masih dicekal oleh Ryan, ia mendengus kesal lalu membuka ponselnya, dan entah kenapa fokusnya mendadak pecah. Perhatiannya tersita oleh Ryan yang sedang menghabiskan makanannya itu.
Ia menatap Ryan dari balik ponselnya.

Alis tebal, mata hitam pekat, hidung mancung, bibirnya yang memerah seperti artis artis korea. Aderr mengakui bahwa Ryan itu ganteng.

Suara notifikasi diponselnya membuat Aderr terkejut, hampir saja ponsel dari genggamannya terlepas. Ia melotot melihat pesan dari abangnya.

Gerald agasa
Adekku tercinta, gue udah pulang duluan sama Zarah , abisnya lo kelamaan sih gue tinggalin aja. Maapkan abang lo yang ganteng ini, lo minta anter pulang aja sama si Ryan oke.

Emang ada ya abang yang ninggalin adeknya disini sendiri sama cowo lagi.
Ntar bisa muncul berita tuh, diduga abang meninggalkan adeknya sendirian direstoran bersama om om.

Kan ngeri.

Aderr menatap ponselnya kesal, lalu masukannya kedalam tasnya. Moodnya benar benar sudah rusak, ditambah cowok didepannya. Rasanya ia ingin pulang sekarang juga.

Adeknya sebenernya siapa sih, Zarah atau gue. Kenapa malah Zarah yang dibawa pulang, gue yang ditinggal sendirian disini. Lebih tepatnya ga sendiri, gue disini berdua sama om om.

"Yuk pulang," ajak Ryan

Aderr menatap Ryan judes. Ryan hanya tersenyum tak berdosa.

"Gue ditinggal sama abang gue gara gara lo tau ga?!" ujar Aderr terlihat marah

"Abang lo peka juga," jawab Ryan terkekeh geli.

"Jadi lo yang suruh abang gue pulang duluan iya?!"

"Kalo iya kenapa?" jawab Ryan dengan senyum miring.

Ketika Aderr ingin mengucapkan kata lagi, tangannya sudah ditarik lebih dahulu oleh Ryan menuju parkiran.

"Buruan naik, mau pulang ga? apa mau gue tinggal disini sendirian?"

Tanpa banyak cincong, Aderr segera naik kemotor tersebut.

"Cepetan ubab, gue dah capek." ujar Aderr

Ryan hanya tersenyum, ia sangat berterima kasih pada Gerlad karena sudah diperbolehkan buat mendekati adeknya. Walaupun Aderr ngomongnya ceplas ceplos itu tidak membuat Ryan berpaling dari yang lain.

Ia melajukan motornya menuju rumah Aderr, dan membawa pulang dengan selamat.

Setelah sampai dirumah Aderr, Aderr turun dari motor, lalu mengembalikan helm milik Ryan, tidak lupa ia mengucapkan terima kasih. Ia berjalan gontai memasuki rumahnya.

Ryan memperhatikan Aderr dari gerbang, ia memastikan bahwa Aderr sudah masuk kedalam rumahnya. Ryan kembali melajukan motornya untuk pulang kerumah.












⭐️⭐️⭐️⭐️

HAI HAI HAI HAI HAI HAI HAI HAI HAI

JANGAN LUPA VOTE YA
KLIK BAWAH POJOK KIRI 😉

EUNOIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang