1. Dia Adalah...

22 2 0
                                    

👆👆
Playlist Inikah Cinta

1. Dia Adalah....

"Aku melihatmu, lalu aku tersenyum karena cinta tanpa kusadari"

2014

Ia menopang dagu sembari menggerakan pensilnya diatas kertas, mengukir pola sedemikian rupa. Syarah dengan alat menggambarnya yang tak pernah berjauhan, bagai teman sehidup semati yang akan ia bawa kemanapun ia pergi.

Tak ada sepatah kata yang ia ujarkan, hanya fokus menggambar yang ada dipikirannya. Bahkan suara teman - temannya yang saling bersautan sejak mereka masuk ke kelas, membahas kegiatan yang akan dilaksanakan para siswa - siswi hari ini. Pemilihan Ketua Osis.

Sebagian dari mereka sibuk menentukan pilihannya, sebagian darinya sibuk membicarakan hal lain daripada membahas pemilihan tersebut. Dan, dipojok sebelah kanan kelas, Syarah duduk menyendiri. Tenang, bersama kesibukannya seakan tak ada siapapun selain dirinya.

" jadi kamu memilih siapa Ra?" celetuk salah satu dari mereka yang sedang berkumpul didepan papan tulis.

" aku pilih Zahra yang sudah terlihat berkompeten, kalau aku bisa pilih calon ketua osis dari bagian ikhwan, sudah kupilih si Elham!" balas Rara dengan cepat.

Teman - teman yang mendengarnya pun langsung membalas dengan ramai, menyorakinya.

"Heh! Kamu tuh! Ikhwan mulu! Gedung sudah dipisah, mengurangi pertemuan ikhwan dan akhwat, masih sempat-sempatnya ya!" Ujar Salsa dengan kesal , mengambil penghapus papan tulis yang ingin ia lempar ke arah Rara. Gemas, dengan kelakuannya.

Rara dan teman- temannya pun tertawa, "ya gimana atuh, lagian dia mirip banget sama Iqbal Ramadhan" Balas Rara dengan Pede.

"Sudah Gila kamu Ra!" ucap Salsa dengan kesal, melipat tangannya di dada. Sontak, teman-temannya pun tertawa karena melihat perseteruan mereka berdua. Percakapan itu terus berlanjut, berpindah pindah topik, tanpa tau titik akhirnya. Perempuan dengan ciri khasnya, selalu seperti itu.

Syarah yang menyimak percakapan teman-temannya hanya menonton dan tertawa kecil melihat tingkah laku teman-temannya yang semakin hari semakin absurd. Ia tak peduli, tentang bagaimana teman temannya yang sering kali membahas salah satu siswa yang katanya mirip dengan Iqbal Ramadhan.

Bagi syarah, Hanya Tomoyanya. Meski sudah 1 tahun berlalu sejak pertama kali Syarah melihatnya dan belum melihatnya lagi hingga saat ini. Syarah berusaha keras untuk melihatnya, dan mengetahui tentang sosok tersebut, tapi nihil!. Ia malah tak melihat lagi sosok tersebut selama 1 tahun lamanya. Entah karena sosok tersebut memang jarang muncul, atau Syarah yang memang lebih senang di kelas dengan alat gambarnya? Entahlah, tiada yang tau.

Tak Mengapa, pasti nanti akan bertemu lagi dengan Tomoyanya. Syarah selalu yakin, karena memang tak ada alasan untuk tidak yakin. Bukankah mereka satu sekolah, hanya saja memang dipisahkan oleh Gedung.

Ngomong- ngomong tentang pemilihan ketua osis, sontak membuat Syarah membulatkan matanya, dan menegakkan punggungnya. Bukankah hari ini pemilihan ketua osis, maka hari ini siswa dan siswi akan dipertemukan dalam satu tempat. Kemungkinan untuk bertemu sosok itu, pasti ada kan? Mungkinkah?

"Ya Rabb, kali ini saja" harap Syarah dalam hati.

Setelah kesadarannya akan hal tersebut, pemberitahuan untuk menuju ke Aula dalam rangka pemilihan ketua osis pun terdengar. Ia pun langsung merapikan alat gambarnya, dan memasukkan ke dalam tas. Meminum air untuk menghilangkan rasa gugupnya, meski belum ada kepastian akan bertemu atau tidak.

Karena Kamu...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang