Bab 1 - 1 : Siapa dia?

17 3 4
                                    

|#1 - 431 words|

~|~
رب زدني علما
"Ya Allah, tambahkanlah ilmu kepadaku"
◊ The Volunteer ◊

Aroma harum dari masakan Edwina—ibunya Syahidah, mulai memenuhi seluruh ruangan dan membuat lapar seseorang yang menciumnya langsung terekspresikan. Rasa masakannya memang tidak ada duanya.

"Nisa yuk kita makan dulu," ajak Edwina sambil membersihkan dapur seperti habis bergelut dengan peralatan masaknya.

"Iya Bu, Nisa segera makan," jawab Nisa—Syahidah sambil menaiki anak tangga dan segera bergegas ke bawah.
Tepat di ruang makan, Ayah, Ibu, dan Kakak perempuannya sudah menunggunya.

Nisa adalah anak ke-3 dari 3 bersaudara, kakak laki-lakinya sudah menikah dan memiliki 1 anak laki-laki, dia sudah pindah rumah karena sudah memiliki keluarga, kakak perempuannya bekerja sebagai guru TK di TK Al-Hikmah.

"Masakan ibu memang yang paling enak," puji Nisa untuk suapan pertamanya.

"Alhamdulillah, jangan lupa untuk selalu bersyukur ya nak," dengan nada lembut pada anak-anaknya.

Rutinitas makan bersama memang hal yang luar biasa bagi Nisa, terlebih lagi Nisa sudah beranjak dewasa dan mungkin akan lebih sibuk di sekolah.

Oleh karena itu, dengan makan bersama Nisa bisa berkumpul dengan keluarganya meskipun hanya beberapa menit saja. Tetapi, itulah yang Nisa syukuri. Karena ketika pulang dari kesibukkan hariannya, semua orang pasti membutuhkan sesuatu yang berbeda pula.

Setelah selesai makan, semua orang mengambil posisi masing-masing untuk bergegas pergi bekerja sesuai dengan yang dilakoninya. Dan Nisa, tentu saja pergi ke sekolah setelah berpamitan kepada orang tuanya.

***

Dengan tatapan yang penuh rindu, keramik koridor sekolah menyapa pelan sapatu Nisa yang sudah lama tak dipakai, hembusan nafas yang tersendat dan tak beraturan, memperjelas kondisi bahwa Nisa merasa lelah berangkat dari rumah menuju sekolah. Dengan jalan kaki.

Hanya 100 meter menuju sekolah.
Namun Nisa sangat bersyukur karena dia masih diberi umur panjang di masa mudanya ini. Dan masih bisa merasakan seluruh anggota tubuhnya.

Dengan rok span dan kerudung segi empat yang menutupi dadanya—sesuai syariat islam, di baju lengan kiri atas tersemat lambang PMI yang membuat seragamnya terasa lengkap, dan terlihat berwibawa dengan tasnya yang hanya digandong oleh tangan kanannya. Tak lupa kharismatiknya yang terpancar.

Nisa rindu teman-temannya, guru-gurunya, rekan seorganisasinya, dan suasana tertawa maupun sedih sekalipun yang selalu menimpa dirinya.

"Nisa?!" Dengan suara cemprengnya dia bersuara namun tetap terdengar lembut. Nisa menoleh dengan mata berbinar.

——————————
Hallo sahabat pena, Aiza update nih❤️
Mudah2an kalian suka ya sama ceritanya, mon maaf kalo banyak yg typo.. maaf juga kalo feelnya nggak ngena, masih belajar hhe..
Dijamin deh, di bab2 selanjutnya ceritanya semakin seru😊
Terus ikuti bab selanjutnya ya🤗
Utamakan baca Alquran💓

Untuk kedepannya, Aiza akan update setiap hari Rabu dan Sabtu aja ya😘

~150720

The Volunteer [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang