Bab 7 - 1 : PMR

7 3 0
                                    

|#7 - 1251 Words|

~|~
Kalian adalah orang-orang istimewa yang telah dipertemukan dalam satu nama organisasi, yaitu Palang Merah Remaja.
◊ The Volunteer ◊

Nisa mengerjapkan kedua matanya, ia terkejut karena yang ia lihat adalah dirinya sendiri. Nisa terdiam sesaat.

Setelah Nisa benar-benar sadar ternyata di depan dirinya ada sebuah cermin yang dipegang oleh seseorang. Mata Nisa menelusuri tangan tersebut dan Nisa ternganga melihatnya.

Dia merekahkan senyumannya yang khas—tidak lebar namun tulus dan sangat menawan. Matanya masih terbuka lebar meski kantuk menghantui, tidak seperti Nisa yang sudah tertutup samar.

"Zikri?" Gumamnya, "Eh-maaf ya Aku-tadi ketiduran" ucap Nisa gelagapan dengan setengah sadarnya.

Ya, dia adalah Zikri. Orang yang telah meminjamkan bahunya untuk Nisa. Tatapan Zikri masih terpokus pada pekerjaan yang berada di depannya.
Nisa berusaha untuk tidak tegang, juga tetap tenang. Astagfirullah, maafkan hambamu ini ya Rabb. Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim. Ampuni hambamu ini yang telah berdosa Ya Rabb. Nisa menunduk, menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Zikri melirik Nisa yang bersikap seperti itu—merasa bersalah. Zikri tersenyum tipis, "Gak papa Nis santai aja, nggak aku apa-apain kok." Senyumnya yang seperti mengejek, membuat Nisa menatapnya dengan tajam.

Fatih dan syakila hanya tersenyum di ujung sana melihat Nisa yang menunjukkan tatapan tajamnya kepada Zikri. Nisa mengerutkan dahinya kesal. Juga merasa malu.

"Haah" Nisa menghela nafas, membiarkan pikiran dan hatinya bergelut menyesali apa yang telah terjadi.

Suasana hening, jalanan lengang. Ternyata suasana lebih mendukung Nisa. Membiarkan Nisa bergelut dengan batinnya. Melamun dengan khayalannya.

"Haah" Zikri mengangkat kedua tangannya ke atas, meregangkan semua otot-otot jarinya yang sedari tadi berjuang dengan ligatnya di atas papan keyboard. "Akhirnya beres juga" sambung Zikri menghempaskan punggungnya.

Nisa yang sedari tadi memainkan jarinya, terkejut ketika sebuah tangan menyenggol pergelangan tangannya. "Hey.. nggak baik melamun" gerutu Zikri karena tak direspon oleh Nisa.

Nisa memicingkan matanya dan ekspresinya menunjukkan seolah berkata "Apa?".

Zikri menatap Nisa, "Ini udah beres yuk kita pulang! udah jam 10 malam nih, nanti orangtua kamu khawatir lho"

Mata Nisa membulat, telapak tangan Nisa berhasil mendarat di dahinya. "Astagfirullah ayo pulang udah malam," kata Nisa membereskan perlengkapannya dan bersiap pulang sebelum tatapan tajam syakila menghentikan aktivitasnya.

"Eh Syakila.. hehe" Nisa tersenyum lebar dan menampakkan giginya, seolah anak kecil yang ketahuan ibunya menyembunyikan permen di kantungnya. Ya, seperti itulah Nisa.

Syakila mengerutkan dahinya, "Ya udah sana kamu pulang" sedangkan Fatih membereskan videonya.

"Ih kok kamu galak sih," Nisa menampakkan muka masamnya. Melihat Nisa yang seperti itu Syakila menyunggingkan bibirnya tersenyum.

"Ya udah, yuk pulang udah malam, nggak baik buat perempuan pulang malam kayak gini" Syakila menatap Nisa.

Mendengar itu dari Syakila Nisa terperangah tersenyum tipis, dan langsung membantu Zikri membereskan pekerjaannya. Fatih pun bergegas mengikuti Fahri dan Nisa.

Setelah mereka selesai dari menjaga kantuknya agar bisa pulang dengan selamat, mereka pun berpamitan kepada kedua orang tua Syakila dan membawa motor mereka melesat menyapu jalanan yang hening. Sangat lengang.

The Volunteer [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang