01

2.6K 292 212
                                    

Seorang gadis berkacamata bulat serta rambut panjangnya yang dikepang dua masih setia berdiri di depan gerbang sekolah SMA Garuda. Raut wajahnya mengatakan ia enggan untuk masuk sekolah.

Siswa-siswi yang melewati gerbang menatap jijik gadis itu. Banyak dari mereka yang melontarkan kata-kata kasar seperti,

"Caper banget berdiri di situ."

"Ganggu pemandangan banget."

"Heh, lont* mau caper lo?"

"Biar diliat sama cowok-cowok kali makanya berdiri di situ."

"Gak sudi gue ngeliat dia."

"Najis."

"Lont*."

"Jal*ng."

"Cewek murahan."

Gadis itu menghela nafas panjang. Menghiraukan tatapan dan bisikan-bisikan tersebut, ia mulai melangkahkan kakinya ke dalam gedung sekolah.

Sepanjang perjalanan ia ditatap jijik oleh semua murid. Entah dia punya salah apa sama mereka sampai-sampai semua orang menjauhinya, sehingga ia tak punya teman sama sekali.

Baru saja ingin masuk kelas, tiba-tiba ia jatuh sampai berbunyi gedebuk. Semua murid yang melihat bukannya menolong malah menertawakan dirinya.

"Makanya kalo jalan tuh pake mata," ucap seorang gadis berambut ombre, Sonya namanya.

Zahwa berdiri, menatap sejenak muka Sonya lalu sedetik kemudian menunduk.

"Apa lo liat-liat? Berani lo sama gue hah?!" suara Sonya sontak meninggi. Ia tidak sudi ditatap oleh cewek itu.

"Eng-enggak, Sonya." gadis itu makin menundukkan kepalanya dalam.

"Ya udah sana lo duduk. Ngapain masih disini? Nunggu di bully?"

Lagi-lagi Zahwa menggeleng. Ia berjalan menuju tempat duduknya yang berada di barisan paling belakang dan pojok. Duduk sendirian.

Menghempaskan bokongnya di kursi lalu menelungkup kan kepalanya di lipatan tangan. Baru saja ingin tidur, tiba-tiba Sonya menggebrak meja memakai buku tulis.

"Kerjain tugas gue, baru lo bisa tidur," titah cewek itu.

Lagi-lagi paginya seperti ini. Menghela nafas lelah, gadis itu mulai mengerjakan tugas Sonya yang seharusnya tidak ia kerjakan.

***

Bel istirahat sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu. Namun, gadis berkacamata bulat itu masih setia mengerjakan tugas-tugas Sonya dan antek-anteknya.

Sebenarnya ia sudah selesai mengerjakan tugas yang Sonya kasih di awal, namun gadis itu memberikan lagi tugas diikuti oleh teman-temannya.

Sungguh perutnya sudah berbunyi, namun apa boleh buat. Toh, dia tidak punya tenaga untuk melawannya.

"Woy cupu beliin gue makanan." Sonya berteriak seakan jarak dirinya dengan Zahwa jauh, nyatanya hanya terhalang beberapa meja dibelakangnya.

Zahwa mengangguk walaupun anggukannya itu tidak terlihat oleh Sonya. Ia bangkit dari kursinya lalu berjalan ke arah tempat duduk Sonya.

"Seperti biasa, sambelnya banyakin," ucap Sonya.

"Iya, Sonya."

Sonya mengangguk, lalu kepalanya menoleh kearah teman sebangkunya.

"Lo mau ikut pesen juga gak?" Sonya menawarkan.

Temannya itu berpikir sejenak kemudian mengangguk-angguk.

"Gue cemilan aja deh yang di koperasi sama es jeruk, ya," katanya.

Lagi-lagi Zahwa mengangguk usai kedua cewek itu menyebutkan pesanannya.

"Dah sana buruan gue udah laper." Sonya mengibas-ngibas tangannya bermaksud mengusir gadis dihadapannya.

Gadis itu segera keluar kelas dan berlari menuju kantin. Ia tidak mau mendapatkan masalah dengan ratu bullying itu.

***

Sesampainya di kantin, gadis itu mendesah lelah. Pasalnya pesanan Sonya tempatnya sangat ramai, bahkan ada beberapa orang yang mengantri dibelakangnya.

Tak mau menunggu lama, ia segera melangkahkan kakinya ke tempat makanan tersebut. Mengantri seperti murid lainnya.

Kurang lebih 5 menit ia mengantri, akhirnya ia mendapat giliran untuk memesan. Tanpa diberitahu pun penjualnya sudah hapal apa yang akan dipesan oleh pelanggannya yang satu ini.

"Buat Sonya ya, neng?" ucap mang Nurdin, penjual bakso di SMA Garuda.

"Iya, mang."

"Kenapa kamu mau disuruh-suruh sama tuh anak?"

"Kalo saya tolak nanti saya di bully, mang."

Mang Nurdin mengangguk prihatin. "Sabar ya, neng. Ikutin alurnya aja, siapa tau tuh orang dapet karma."

"Aamiin." Zahwa tersenyum lantas mengambil bakso yang sudah selesai disiapkan. Tak lupa juga ia mengucapkan terimakasih.

Lanjut, ia berjalan ke arah koperasi. Untungnya situasi di koperasi tidak seramai tadi.

Ia langsung mengambil beberapa cemilan dan memesan es jeruk di sana.

Fyi, koperasi di sana menyediakan minuman seduh. Seperti es jeruk, jus buah, dan sebagainya. Makanya setiap istirahat koperasi tak pernah sepi.

Selesai dengan pekerjaannya, ia segera ke kelas. Karna tangannya sudah pegal membawa nampan yang berisi pesanan mereka.

"Lama banget sih lo," ketus Sonya saat melihat Zahwa memasuki kelas.

"Di kantin ramai tadi."

Sonya mengabaikan ucapan gadis dihadapannya lalu mengambil mangkuk bakso dan memakannya.

Sedangkan Zahwa, ia kembali ke tempat duduk dan lanjut mengerjakan tugas Sonya.

Tidak diijinkan untuk makan oleh Sonya sebelum gadis itu menyelesaikan tugasnya.

•••

TBC...

Transmigrasi AbigailTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang