Abigail keluar kelas usai bel pulang berbunyi. Ia melangkah santai dan mengabaikan tatapan bertanya dari semua murid.
Pasalnya, Zahwa ketika berjalan kepalanya selalu tertunduk untuk menghindari tatapan menjijikkan yang selalu ia dapatkan setiap harinya. Dan untuk pertama kalinya, ia berjalan dengan kepala tegak. Seolah ada mahkota diatasnya yang tidak boleh terjatuh.
Dan hal itu dihiraukan kembali oleh Abigail. Ia akan membuat perubahan dari tubuh gadis ini. Itu adalah hal yang selalu ia tunggu-tunggu.
Ia menghela nafas lelah karna baru ingat ia harus berjalan kaki ke rumahnya. Bukan rumah Zahwa, karna gadis itu sudah diusir. Melainkan ke rumah Abigail yang dihadiahkan oleh kedua orang tuanya sebagai kado ulangtahun.
Jarak rumahnya dengan sekolah SMA Garuda cukup jauh. Ia juga tak mungkin meminta kedua kakaknya untuk mengantarkan ke rumahnya.
Ah, iya. Dirinya baru teringat jika sekolah ini adalah tempat kedua kakaknya bersekolah. Abigail dan kedua kakaknya memang beda sekolahan. Katanya bosen harus bertemu kakak-kakaknya itu disekolah maupun dirumah.
Ia celingak-celinguk mencari kendaraan umum yang melintas. Agaknya Dewi Fortuna tengah berpihak padanya. Buktinya sebuah angkot melintas di hadapannya. Tanpa menunggu lama, ia segera naik dan duduk manis didalamnya.
***
Hampir 20 menit ia berada di jalan. Kini, gadis itu tengah berada di depan sebuah rumah yang sangat megah bak istana. Jujur saja, ia rindu rumahnya.
Tapi bagaimana caranya ia masuk kedalam? Penjagaan di rumah itu sangatlah ketat. Tak bisa seorangpun masuk selain keluarganya. Masa iya, ia harus berbicara jujur jika dirinya tengah bertransmigrasi ke tubuh seseorang? Yang ada mereka tidak percaya.
Abigail menyeringai. Ia mendapatkan ide agar berhasil masuk ke rumahnya. Kepalanya celingak-celinguk mencari tali yang ia bisa pakai nanti. Ya, dirinya akan memanjat dinding rumah agar berhasil sampai di lantai dua tepat kamarnya berada.
Sebenarnya tubuh gadis yang ia tempati ini memiliki hunian yang tidak jauh dari sekolah. Hunian yang selalu orang sebut sebagai kontrakan. Dirinya akan tinggal di sana setelah mengambil beberapa uang yang ia taruh di ruangan yang berada dikamar nya.
Gadis itu menemukan sebuah tali tambang yang tergeletak tak jauh dari ia berdiri. Dengan gerakan cepat ia mengambilnya dan memulai ancang-ancang untuk melemparkan tali tersebut ke balkon kamarnya.
Jangkar kecil yang berada diujung tali tersebut mendarat sempurna di pembatas balkon. Abigail menarik pelan untuk memastikan jika jangkar tersebut kuat menahan berat tubuhnya jika ia naik nanti.
Usai dirasa kuat. Gadis itu mulai memanjat dinding tanpa alat pengaman, hanya satu tali tambang yang ia pakai.
Beberapa menit memanjat, akhirnya ia sampai di balkon dengan selamat. Dengan gerakan cepat, ia masuk ke dalam kamar dan memasuki ruangan rahasia yang biasa ia gunakan untuk menyimpan uang.
Meletakkan jari telunjuk disebuah alat yang tertempel di samping pintu dan alat tersebut dengan cepat memindai sidik jarinya.
Gagal. Ia berdecak kesal. Sekali lagi ia mencobanya dan lagi-lagi gagal.
"Kok gagal sih, anjir?!" umpat Abigail pelan.
"Ck, kelamaan koma jadi bego kan lo. Ini kan pake sidik jari lo bukan sidik jarinya si cupu."
Ia baru teringat jika dirinya tengah berada ditubuh seseorang. Pantas saja mesinnya berkali-kali memindai gagal, ternyata bukan sidik jarinya.
Untungnya mesin tersebut terdapat sebuah tombol yang dimana untuk memasukkan password.
Berhasil. Ia dengan cepat masuk kedalam dan mengambil beberapa uang yang berada di sana. Tak mau berlama-lama di sana dan akan ketahuan oleh pelayan yang berkerja dirumahnya.
Dirasa cukup, gadis itu mulai keluar dan tidak lupa menutup kembali pintu tersebut. Menuruni pagar balkon dan mulai mengayunkan tubuhnya ke bawah.
Brak!
Ia mendarat dengan sempurna. Ditariknya lagi tali tersebut lalu ditaruh ke tempat semula.
Setelah dimana urusannya selesai, ia berjalan keluar komplek dan memberhentikan sebuah taksi yang lewat.
•••
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Abigail
Teen Fiction⚠️ WARNING CERITA INI MENGANDUNG BAHASA VULGAR, KASAR, DAN TOXIC. SERTA PERLAKUAN KASAR. JANGAN DI TIRU! AMBIL SISI POSITIFNYA AJA! Abigail Chavali, gadis cuek serta mendapat julukan 'si penghantar kematian' itu mengalami kecelakaan dan berakhir kom...