07

1.5K 143 6
                                    

Pulang sekolah Abigail menyempatkan diri untuk menjenguk raganya yang terbaring lemah di rumah sakit.

Ia mengalami koma hampir 3 bulan lamanya akibat insiden yang hampir merenggut nyawanya. Kecelakaan yang dibuat oleh beberapa orang yang membencinya.

Orang-orang yang memiliki dendam akibat rencana busuknya di gagalkan olehnya.

Di sekolah lamanya, Abigail sering menyelamatkan siswa/siswi yang dibully, dan hal itu membuat pembully membenci dirinya.

Bahkan ia tak segan menghukum pembully dengan cara yang keji dan sadis.

Untung saja ia bertransmigrasi ke tubuh seorang gadis cupu dan bisa membalaskan dendam gadis itu.

Saat ini ia telah berada di rumah sakit. Berdiri menatap tubuh yang terbaring lemah di brankar rumah sakit serta alat-alat yang ditempel di tubuh sebagai penunjang hidupnya.

Hati kecilnya ingin memeluk raganya, namun ia tepis sejauh mungkin. Bisa berabe nanti urusannya jika ada yang tau orang asing memeluk tubuhnya.

Ia hanya bisa memandangnya lewat kaca yang membatasi kamar dan lorong. Sesekali ia menghela nafas berat. Kangen dengan raga aslinya dan suasana kehidupannya.

Tidak sampai berjam-jam ia berada di rumah sakit, Abigail mulai melangkahkan kakinya keluar. Tepat di pintu masuk ia melihat dua orang yang sangat ia kenal. Arsen dan Adele.

Kedua kakaknya yang begitu setia melihat keadaan dirinya. Yang berharap dirinya terbangun dari tidur panjangnya.

Hampir saja ia memeluk kedua orang itu kalau ia tidak lupa bahwa dirinya tengah berada di raga orang lain. Bisa-bisa dirinya di anggap orang gila memeluk orang asing sembarangan.

Menahan kangen dan semacamnya, Abigail berlari keluar. Tepat di gerbang, angkutan umum datang lalu dengan cepat ia menaikinya.

Selama diperjalanan ia dibuat bertanya-tanya, mengapa jiwanya bertransmigrasi? Ia kira jiwanya telah berada di surga. Tapi ada untungnya juga ia bertransmigrasi di tubuh Zahwa, karna selama ini ia kangen memberi pelajaran para bullying di sekolah.

***

Abigail tidak langsung pulang, melainkan ia pergi ke dokter kecantikan untuk perawatan kulit wajah serta badan.

Ia ingin menghilangkan bekas-bekas jerawat serta flek hitam di muka Zahwa. Kalau hanya pakai skincare saja akan lama hilangnya, maka dari itu ia akan rajin-rajin treatment kulit.

Bukan sembarang dokter ia kunjungi, melainkan dokter langganan nya dahulu. Sebelum insiden tersebut terjadi.

Setelah berbincang dengan resepsionis, ia di bawa ke suatu ruangan yang dimana kulitnya akan dimanjakan.

Usai berganti pakaian serta melepas sepatu, Abigail masuk ke dalam ruangan dan bertemu langsung dengan dokter yang akan menangani nya nanti.

Berbincang sebentar sebelum melakukan treatment, Abigail menyampaikan keluh kesahnya.

Dokter cantik bernama Diana, mengangguk paham dengan masalah kulit Abigail. Dengan cepat ia menuntun Abigail untuk berbaring di ranjang yang telah disediakan.

Tak perlu menunggu lama, treatment tersebut langsung dimulai.

***

Hampir 3 jam lamanya ia melakukan treatment. Bukan treatment untuk wajah saja, ia juga sekalian di spa dan sauna. Bahkan ia tidak tanggung untuk mengambil paket lengkap yang isinya bermacam-macam.

Hasil treatment di sini sangat memuaskan, ia sudah mencobanya beberapa kali dan kulitnya pun langsung cerah. Tidak lupa juga ia menyuntikkan vitamin C ke tubuhnya.

Tidak tanggung-tanggung ia mengeluarkan biaya hampir 10 juta. Memang ya untuk tampil cantik saja harus mahal.

Setelah selesai semua, Abigail langsung pulang ke kontrakan nya. Ah, rasanya ia ingin tinggal di hotel atau apartemen miliknya. Apartemen... kenapa ia baru ingat jika dirinya mempunyai apartemen? Ck, akibat kelamaan koma ia jadi lupa gini.

Ia harus siap-siap untuk pindah rumah. Ah, jadi tidak sabar merasakan empuknya kasur apartemen serta dinginnya pendingin ruangan di sana.

Menunggu taksi yang lewat sambil bermain ponsel, ia duduk di bangku dekat pohon rindang. Angin sejuk menerpa kulitnya. Baru saja matanya ingin terpejam tiba-tiba namanya di panggil.

"Zahwa?"

•••

TBC...

Transmigrasi AbigailTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang