ATTENTION!
SEKALI LAGI, GENRE INI AKAN MENGANDUNG UNSUR 18+ (Termasuk di dalamnya adegan kekerasan, suicidal, pembunuhan dan hubungan dewasa).
PEMBACA DI BAWAH 18 TAHUN DIHARAP BIJAK SAAT MEMBACA.
JANGAN LUPA KLIK TOMBOL BINTANG DI SUDUT KIRI BAWAH YA TEMAN-TEMAN.***
Star High School, New York.
Isabella berjalan meninggalkan kafetaria dengan perasaan lega. Satu poin! Ia berujar dalam hati. Seolah kata-kata itu ditujukan untuk Alisa yang melihatnya dari atas sana;surga. Kakinya kemudian berhenti tepat di depan sebuah balkon di atap asrama. Netra birunya yang senada dengan langit berkeliling, menyapu seluruh sudut pemandangan di sekitarnya.
Tempat yang bagus.
Siapa sangka, gadis itu menemukan sebuah tempat yang cocok untuknya. Atap asrama. Tempat terbuka dengan beberapa kursi kelas yang sudah tak terpakai, angin yang berembus kencang dan sinar matahari yang terhalang oleh terpal bekas. Isabella mengamati sekitar dan tersenyum puas. "Dua poin," katanya bangga.
Lalu, tubuhnya yang ramping berbalut seragam asrama pun berjalan menuju salah satu bangku yang ada di sudut. Ia menarik puncak kursi dan membalikkannya ke arah utara, sehingga rumah-rumah dan kebun yang mengelilingi asrama lah yang menjadi pemandangan utamanya. Isabella lalu duduk di sana dan mengeluarkan sebatang rokok yang berhasil ia sembunyikan di dalam kaus kakinya. Pun dengan korek gas yang ia simpan di bawah kaki kirinya, di dalam sepatu. Gadis itu menyalakan rokok dan mulai menyesapnya dengan santai.
Sampai embusan asap yang ketiga, seseorang tiba-tiba muncul dari arah belakang dan berkata, "Kau tidak boleh merokok di sini," hingga membuat Isabella terkesiap dan buru-buru menginjak rokoknya dengan panik. Isabella berbalik dan mengernyitkan kening saat mengetahui bahwa sosok Bryan lah yang berdiri di sana, tengah berjalan menghampirinya. "jika sendirian," sambungnya sembari menyodorkan sebatang rokok lain pada Isabella.
Namun gadis itu tidak langsung merespons. Ia hanya menatap Bryan lurus-lurus dan mencoba membaca sikapnya yang tidak biasa.
Bryan kembali menyodorkan rokok di tangannya pada Isabella. "Ayolah, ini hanya rokok biasa," katanya memberi tahu. "Kau mematikan milikmu karena berpikir bahwa aku mungkin melaporkanmu pada Paman Ben, bukan?"
Lagi, Isabella hanya diam. Sementara salah satu alisnya yang tebal terangkat naik.
Membuat laki-laki yang tampil dengan pakaian setengah berantakannya itu mengangkat kedua alisnya di depan Isabella. Ia membalas tatapan penuh selidik dari gadis itu dengan eskpresi kesal, berusaha meyakinkan. "Apa aku terlihat seperti seorang pecandu atau semacamnya?" Sehingga Isabella menyeringai miring dan menerima rokok pemberian Bryan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIGH SCHOOL SECRET : Alisa
Mystery / ThrillerAlisa Harrison, seorang anak dari investor terbesar di Star High School ditemukan tewas di dalam toilet asrama dengan luka sayatan di nadi kirinya. Namun, Alisa kidal dan tak mungkin melakukan sayatan dalam sekali percobaan. Isabella, sahabat Alisa...