Chapter 5-2

7.4K 602 68
                                    

"Kita nonton film ini? "

Jaemin mengangguk "ku dengar,  filmnya bagus" Jaemin bertanya pada temannya, dan cari diinternet juga, tentang film yang bagus untuk berkencan.

Dan hampir semua mengatakan,  film drama sangat cocok untuk ditonton saat berkencan.

Mark dan Jeno hanya bisa pasrah,  mereka berdua tidak bisa membantah Jaemin.

"Kau suka drama? "

Jaemin berfikir,  dia tidak terlalu sering menonton tv apalagi menonton di bioskop,  yang dia tau hanya belajar,  baca komik dan main game "suka kok" tapi sekarang kan beda,  dia sedang berkencan, dan Mark barusan bertanya.

Akhirnya Mark membeli tiket dan kemudian dia menyuruh Jaemin dan Renjun menunggu dibangku yang tersedia setelah mereka membeli tiket,  karena Mark dan Jeno akan membeli popcorn dan minuman.

"Tidak terlalu buruk"

Renjun mengangguk,  dia melihat kesekeliling gedung bioskop,  cukup ramai dan beberapa pria yang kebetulan dibioskop menatap Jaemin dengan pandangan terpesona.

"Apa harus seramai ini ya? "

Jaemin mengangkat bahunya,  dia menatap Mark dan Jeno yang sedang mengantri,  tidak memperdulikan pandangan kagum orang padanya "aku benarkan jika Jeno oppa akan datang"

Renjun mengikuti arah pandang Jaemin,  dari belakang dua pria itu benar-benar terlihat mempesona.

"Terimakasih ya" jika bukan karena Jaemin,  mungkin dia tidak akan bertemu Jeno lagi,  dan tidak mungkin juga kan bisa menonton dibioskop.

Jaemin tersenyum "kau tidak harus berterimakasih,  dia kan suami mu,  jadi sudah sepantasnya dia ikut jika kau ikut"

Renjun mengangguk setuju,  tapi senyumnya kemudian luntur "apa Jeno oppa menganggap ku istrinya? "

Mata Jaemin langsung teralihkan,  yang seperti itu mana dia tau,  tapi dia tidak ingin membuat Renjun sedih "kau bicara apa,  kalian sudah menikah dan sudah pasti dia menganggap mu istrinya"

Renjun mencoba tersenyum, dia tau jika Jeno tidak menginginkannya.

"Jaemin cantik ya" kata Mark  sambil melihat Jaemin dari jauh,  dan kemudian dia tersenyum saat Jaemin tersenyum padanya.

Jeno mengangguk setuju,  dia melihat Renjun yang juga tersenyum,  dia jadi merasa jahat karena cuek pada gadis itu,  habis mau bagaimana lagi,  Jaemin terlalu cantik sampai menutupi kehadiran Renjun.

"Istri mu berusaha keras agar terlihat menarik,  kau seharusnya lebih menghargainya"

Jeno menghela nafas, mereka melangkah saat satu antrian berkurang "jika aku memujinya cantik dan menawan,  itu suatu kebohongan namanya"

"Tapi setidaknya buat lah dia lebih dihargai"

Mark itu terkadang lebih baik dari Jeno,  Jeno kembali memikirkan ucapan Mark,  dan kembali melihat senyum Renjun yang terlihat dipaksakan.

"Tapi memang sulit juga sih,  seberapapun usahanya,  tetap tidak terlihat menarik ya" itu Mark juga yang bicara, padahal Jeno baru saja memuji jika Mark baik,  nyatanya sama saja dengannya.

"Sudahlah,  dan berhentilah mengejek nya"

"Kau marah? Kau menyukainya? " Mark menaikan kedua alisnya,  dia senang menggoda Jeno.

Jeno memutar malas matanya,  dan kemudian dia melihat hampir semua pria menatap Jaemin,  sedangkan mata para wanita mengarah pada mereka.

"Hati hatilah,  memiliki kekasih terlalu cantik juga tidak terlalu baik, Terlalu banyak mata yang mengarah padanya"

[END] PERTAMA DAN TERAKHIR (NOREN & MARKMIN VER.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang