"RACHELLL!!!"
Teriakkan itu begitu nyaring hingga para pekerja yang sedang menjemur padi menoleh sejenak sebelum akhirnya melanjutkan aktivitasnya.
"Ampun, Maaaak!" teriak gadis kecil berambut panjang sebahu. Ia berlari mengitari lapangan yang tengah dijadikan tempat menjemur padi tersebut.
Orang-orang yang ada disekitar lapangan itu seperti sudah terbiasa melihat aksi kejar-kejaran seorang ibu dan anak. Mereka tetap melakukan pekerjaannya tanpa menghiraukan majikannya yang tengah mengejar gadis kecil yang lari terbirit-birit karena telah melakukan kesalahan.
"Awas ya kamu. Disuruh jaga gerabah malah main!" teriak sang ibu. "Dimakan ayam semua 'kan padinya. Dasar anak nakal!"
"Maaf, maaak!"
"Sini, kamu. RACHELLL!"
Dan, aksi kejar-kejaran pun berlanjut sampai akhirnya Rachel memanjat pohon mangga dan berdiam di sana. Membuat ibunya tidak lagi mengejarnya dan memilih untuk kembali dengan gerutuan yang tidak mengenakkan.
ಥ⌣ಥ
Malam itu, ketujuh saudara yang semuanya adalah perempuan berkumpul di ruang tengah. Salah satu diantara ketujuh saudara itu adalah Rachel. Semuanya nampak gembira kecuali gadis cerewet tersebut.
Bagaimana tidak? Ia disuruh untuk melanjutkan sekolahnya ke kota. Sedangkan ketiga saudaranya yang lain boleh tetap sekolah di desa.
"Kamu itu harus mau biar jadi anak pintar. Biar bisa jadi kades nanti," ujar ibunya.
Rachel itu anak kelima dari tujuh bersaudara. Anak dari Mpok Minah dan Pak Basuri yang mempunyai kekayaan berlimpah. Juga, lelaki paruh baya yang disegani di desa dan tidak ada satupun yang tidak mengenalnya.
Ia mempunyai tanah yang berhektar-hektar luasnya yang nantinya akan diwariskan kepada ketujuh anak perempuannya. Semua anaknya sangat penurut dan begitu menghormati ayahnya. Namun, tidak dengan Rachel.
Rachel anak yang tidak bisa diam dan selalu membuat kedua orangtuanya marah. Ia tidak sepenurut keenam saudaranya dan selalu melakukan apa yang memang ingin dilakukannya. Itu sebabnya, Ayah ingin mengirimnya keluar kota agar dia melanjutkan sekolah disana dan menjadi pribadi yang lebih baik.
"Nggak mau, pokoknya nggak mau!" ucap Rachel ketus. Masih dengan pendiriannya.
Basuri memijit pelipisnya karena merasa pusing dengan sikap Rachel yang keras kepala.
"Ra, kan kamu tinggal di rumahnya Mbak Ani nanti," ujar Anggraini. Kakak ketiga Rachel.
Gadis itu menoleh, "Tapi, nanti aku ganggu mbak Ani sama Bang Kepray."
Oh iya, Ani itu sudah menikah dengan suaminya Kepray. Dan, mereka juga sudah memiliki rumah sendiri yang memang Kepray buat untuk istrinya.
"Enggak, 'kan Kepray suka kalau ada kamu. Jadi ada teman ngobrol," balas Ani.
"Iya, lagian kalau disini kamu cuma bikin emak darah tinggi, Ra!" ujar Lilis. Anak keenam sekaligus adik Rachel yang memang mempunyai cara bicara yang ketus.
Rachel hanya mendengus kesal. Detik berikutnya ia mendapati bahwa salah satu pembantunya membawa dua tas besar yang Rachel ketahui berisi pakaian dan perlengkapannya.
"Emak, Rachel nggak mau sekolah. Rachel mau kerja bantuin Emak aja, ya," ujar Rachel memelas. Berharap Minah berubah pikiran.
"Kamu sekolah biar pintar, biar bisa jadi anak yang baik dan nggak bandel. Harusnya kamu mencontoh mbak-mbak kamu yang sudah menikah itu, mereka baik dan penurut. Nggak kayak kamu," jawab Minah. Membuat Rachel semakin kesal.
"Lagi pula, kamu sudah Emak daftarkan di sekolah yang ada di kota sana. Jadi, mau nggak mau kamu harus nurut. Besok kamu berangkat ke kota dengan Anggraini."
Rasanya Rachel ingin mati saja. Di desa, Rachel bahkan tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik, apalagi kalau sekolah di kota? Bisa gila rasanya.
Gadis cerewet itu menoleh ke beberapa saudaranya yang tengah menertawakan nasibnya yang malang. Ia menunduk tidak menginginkan hari esok terjadi.
ಥ⌣ಥ
Tidak ada rasa minat sama sekali selama Rachel di kota. Ia lebih suka tinggal di desa yang sejuk dan tenang. Tidak seperti disini, terlalu ramai, berisik, dan panas. Benar-benar bukan dunianya.
Apalagi, selama dia bersekolah disini ia selalu melanggar aturan-aturan sekolah dan membuat Anggraini pusing karena harus berkali-kali datang ke sekolah Rachel.
Yang harus Rachel syukuri adalah suami dari kakaknya yang tidak pernah marah kepadanya. Sekalipun dirinya tidak lulus dengan nilai terbaik disekolah. Kepray begitu menyayangi siapapun yang masih menjadi bagian dari Anggraini. Lelaki itupun sangat menyayangi mertuanya.
Pernah suatu ketika Rachel diajak Kepray dan Anggraini pergi berbelanja di sebuah mall. Dan, Kepray menyuruhnya untuk memilih baju yang akan dibeli terlebih dahulu sebelum istrinya.
"Kenapa aku, Bang?" tanya Rachel bingung.
"Udah, pilih aja dulu. Nanti sisanya baru Mbak Ani," balasnya membuat Rachel terkekeh.
Detik selanjutnya Rachel sudah pergi dan memilih beberapa pakaian yang menurutnya bagus. Ia sempat mendengar gerutuan kakaknya yang kesal karena dia selalu mendapatkan sisa ketika berbelanja bersama Rachel.
ಥ⌣ಥ
From Author:
Masih tentang Rachel. Si gadis polos yang nakal. Kupercepat alurnya di part ini karena part selanjutnya aku harus segera menunjukkan kisahnya. Bagaimana? Terlalu cepat, ya? Maaf. Karena cerita yang sebenarnya belum di mulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
RADIO [On Going]
RomanceSeorang gadis bodoh dan ceroboh seperti Rachel, bertemu dengan seorang mahasiswa terpopuler yang tampan seperti Awan. Membuat mereka berpadu dalam sebuah kisah romansa yang pada zaman itu tak pernah terbayangkan. Dalam sebuah radio kecil itu, terluk...