Bima Rey dan Rangga mengelurkan tenda, matras dan pasak untuk mendirikan tenda. Kita membawa tiga tenda dengan masing-masing tenda berisi untuk 2 orang. Setelah beberapa menit berlalu tiga tenda kita jadi dengan berjejeran, yang pertama tenda Rey dan Mahes yang kedua tenda Gue sama Bima dan yang terakhir tenda Ragga dan Angga. Diantara tenda Rey sama Bima ada jarak sekitar 1 meter buat acara masak-masak kita.
"Bawa sini kompornya Bim Lo yang bawa kan" kata Rey yang udah duduk di atas matras diantara tenda dia dan Bima.
Bima keluar membawa kompor kecil dengan benda bentuk tabung yang kata dia itu adalah tabung gas. Gue gak ngerti sama sekali Gue aja baru lihat. Bentuknya lucu semua serba kecil. Rey Bima dan Rangga memasak mie instan yang gampang buat kita berenam. Sedangkan Gue Mahes dan Angga sibuk selfie sendiri.
Setelah mereka selesai memasak kita semua makan dengan ocehan Gue yang tiada henti ditambah kekonyolan Rey dengan Angga yang memperebutkan Rangga.
"Gue tidur dulu ya capek" kata Mahes melangkah pergi masuk kedalam tenda setelah selesai acara makan.
"Gue juga biar besok bisa bangun pagi lihat sunrise" susul Angga pergi ke arah tendanya.
"Gue sama Rangga mau ke puncak Andong, ikut gak kalian" tanya Rey.
"Ogah capek baru juga naik mau turun lagi habis itu naik lagi. Ohh tidak tidak" tolak Gue.
"Lo Bim?" tanya Rangga.
"Tinggal aja" jawab Bima singkat.
Setelah kepergian Rey dan Rangga suasana diantara kami berdua jadi hening. Sebenarnya bukan hening sih malah rame masih banyak pendaki lain yang lalu lalang lewat depan tenda kita dan juga dipojok sana ada segerombolan pendaki sekitar 5 orang sedang bermain musik dengan petikan gitar sambil bernyanyi bersama.
"Angin disini gede ya, untung Lo nyaranin Gue pake jaket ini" kata Gue nunjuk jaket yang Gue pake.
"Lo kan gak kuat dingin makanya Gue saranin Lo jaket kusus pendaki itu" kata Bima sambil membereskan bekas makanan kita tadi.
"Lo bener Bim pemandangan di atas sini bagus banget" kata Gue memandangan gemerlap cahaya dibawah sana.
"Kalau kita beruntung dan cuaca bagus di pagi hari lebih bagus lagi" kata Bima duduk di sebelah Gue. Kita berdua duduk dengan alas matras hitam di belakang tenda memandang langit gelap juga cahaya lampu rumah penduduk dibawah.
"Thanks ya udah ngajakin Gue kesini. Gue kek anak kecil ya ngerengek mulu saat mendaki tadi" kata Gue masih memandang lurus kedepan.
"Enggak... Lo hebat belum ada pengalaman mendaki sama sekali, baru pertama kali ini dan jarak waktu yang kita habiskan kurang dari dua jam, permulaan yang bagus" kata Bima muji. Emang bener sih waktu kita tadi nyampe puncak masih jam 7 kurang. Gue aja kaget tadi, Gue kira udah jam 9 atau 10 gitu.
"Tapi Gue cerewet banget maaf ya Gue susahin terus Lonya" kata Gue menghadap Bima.
"Gapapa lagi Gue malah seneng Lo cerewet dari pada diem bisa-bisa dikira Gue lagi gandeng patung" kata Bima bercanda.
"Gue gak merasa di susahin Lo kok kan Gue yang ajak Lo naik, jadi Lo tanggung jawab Gue disini. Lagian Gue udah terbiasa disusahin Lo kali" kata Bima kembali dengan senyum manisnya.
"Sialan!!" Kami berdua tertawa bersama menikmati indahnya malam diatas puncak dengan hembusan angin yang terus menerpa badan kita. Hawa dingin mulai merambati kaki Gue tapi walau begitu tak ada satupun dari Gue atau Bima mau beranjak masuk ke tenda. Hati Gue menghangat seperti ada api unggun yang menyala di dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
PENDAKIAN (PLUEMON)
Historia Corta[(END)] Berawal dari gunung..... 🗻🗻🗻🗻🗻🗻🗻🗻🗻🗻 ✔ Pluemon alias Pluem dan Chimon ✔ Versi Lokal ✔ Bahasa campur aduk ⚠ Boyslove / BxB / Cowok >< Cowok ~ 18 Juli 2020 ~