3. Awake

853 93 1
                                    

Dua sosok Pria tengah duduk santai dengan kesibukan masing-masing, yang satu hanya melihat pemandangan kota dari atas gedung sedangkan yang satu lagi menyibukan dirinya menandatangani berkas-berkas yang harus diselesaikannya.

"aku tak menyangka kau melakukan hal sebodoh itu" ucap sosok yang tengah berdiri tanpa melihat Pria yang sedang sibuk dengan pekerjaannya. Mendengar ucapan tersebut Pria tersebut terdiam, menghentikan aktivitasnya.

"apa maksudmu?" Tanya Pria bermata elang

Pria manis tersebut menggeleng sebagai jawabannya walau Pria yang bermata elang, Mew Suppasit tak melihatnya.

"kenapa kau terdiam? Jawab aku Tommy"

Mendengar namanya disebut, pria manis yang bernama Tommy berbalik manatap Mew yang ada dihadapannya, ia tersenyum kecut dan berjalan menuju sofa yang sudah tersedia diruangan kerja Direktur dingin itu.

Mew menatap Tommy dengan seksama, menunggu jawaban dari lelaki yang duduk santai disofa dan melihat sekeliling ruangan milik Mew tanpa memperdulikan tatapan yang diberikan Mew padanya.

"Hey... bukankah kau sudah menikah? Dimana foto penikahanmu?"

Mew terdiam dan menatap berkas-berkas yang ada dimeja kerjanya, tidak dipungkiri kalau Mew pernah menceritakan kalau dirinya sudah menikah dengan seorang Pria tapi Mew tak pernah menceritakan nama pasangannya tersebut pada Tommy.

Dan perlu diketahui kalau Mew tak pernah sudi memajang foto pernikahannya dengan seorang Gulf yang berstatus istri nya.

"ternyata kau menikahi kakaknya kekasihku, ternyata Mew yang dibicarakan kekasihku itu kau? Dunia ini benar-benar sempit bukan?"

Mew muak dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Tommy, rasanya Mew ingin memukul kepala milik Tommy, namun Tommy hanya tersenyum dengan penuh kemenangan saat melihat exspresi dari seorang Mew Suppasit.

"apa kau ingin menyindirku Tommy?"Tanya Mew geram dan menatap Tommy dengan tatapan tajamnya,

Tommy hanya menggeleng dengan senyuman yang masih mengembang."Lalu?"

"ish.. kau ini, aku hanya bertanya. Apa salahnya bertanya?"

Suasana hening kembali. Tommy tampak sibuk melihat ruangan tersebut. Sedangkan Mew kembali menyibukan dirinya dengan berkas-berkasnya.

"ahh.. aku harus pulang, aku tak ingin menyia-nyiakan liburanku" ujar Tommy yang beranjak dari tempat duduknya dan melirik sekilas kearah Pria bermata elang yang tampak enggan melihatnya.

"Selamat malam tuan besar Suppasit" lanjutnya dan berjalan menuju pintu dan pergi meninggalkan Mew seorang diri.

Mew sedang tak sibuk dengan pekerjaannya tapi ia sangat sibuk dengan pertanyaan konyol sahabatnya, Tommy.

Mew menyimpan pena yang dipegangnya sedari tadi dan meregangkan otot-ototnnya yang kaku. Ia melihat sekeliling ruangannya, meneliti apa yang baru saja yang dikatakan Tommy. Hanya ada lukisan-lukisan pemberian kekasih gelapnya KAOWNAH yang terpajang diruangannya.

Mew memijat pelipisnya yang terasa begiitu berdenyut, ia berusaha menetralkan pikirannya. Sepertinya Mew butuh memejamkan mata elangnya, ingin mengistirahatkan semua anggota tubuhnya yang terasa begitu menyakitkan.

Tapi tak berlangsung lama karena deringan ponsel memaksanya untuk membuka matanya dan mengambil ponselnya dimeja dan menempelkannya di telinga kirinya.

" Ya? Hallo?" ucapnya malas

"hey, ini ibu, Mew" Mew mengerutkan keningnya saat tahu siapa yang menelfonnya saat ini, tumben sekali ibunya menelfonnya disaat jam kerja.

Always Remember Us This WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang