7. Let's not fall in love

842 96 4
                                    


Gulf yang kini tengah berkutat dengan alat dapur dengan apron hitam yang melekat ditubuhnya. Tanpa ia ketahui jika ada sepasang mata yang tengah memperhatikan dirinya.

" ASTAGA! Aku lupa beli ikan salmon" gerutu Gulf yang melihat isi kulkas, ia melepaskan apronnya dan berjalan keluar dari apartemennya.

Akhirnya Mew keluar dari persembunyiannya, berjalan kearah dapur dan melihat apa yang sedang dipersiapkan oleh Gulf.

"Membuat Sushi eoh?" gumam Mew, yang melihat bahan-bahan untuk membuat sushi.

Ya memang, Mew menyuruh Gulf untuk membuat sushi tapi itu hanya bagian dari sandiwara, tak tahukah Gulf? Atau memang Gulf yang begitu polos? Mew hanya tersenyum dan kembali ke kamarnya.

-

-

-

"Gulf!" pekik Pria jangkung yang kini masuk kedalam apartemen Gulf yang tak terkunci. Ia berjalan melewati ruangan tamu dan berdiri didekat meja makan. Ia melihat sekelilingnya tanpa ia sadari ada sepasang mata yang tengah menatapnya jengah.

Pria yang memperhatikan gerak-gerik Pria jangkung ini hanya terdiam, tak berapa lama ia berdeham membuat Pria jangkung itu menoleh kearah sumber suara.

"Tuan? Maaf saya tidak tahu jika anda masih disini" gumam Phana yang membungkukkan badannya. Orang yang bersangkutan pun hanya melipat kedua tangannya didada.

Phana tersenyum kaku saat melihat suami Gulf yang berada dihadapannya sekarang. Mew berdiri tanpa berminat melihat Phana yang kini tengah memandanginya.

"Boleh aku duduk?" tanya Phana yang langsung duduk tanpa dipersilahkan oleh tuan rumahnya.

"Ada perlu apa?" tanya Mew yang kini ikut duduk bersama Phana. Belum sempat Phana menjawab, Gulf datang membawa kresek berisi ikan salmon yang ia butuhkan.

Gulf berjalan melewati keduanya yang kini tampak berdiam diri. Dia mulai membersihkan ikan yang dibelinya dan mulai membuat sushi.

Gulf menutup mulutnya dengan kedua tangannya dan tak berapa lama ia berlari menuju kamar mandi, Phana dan Mew hanya bengong melihatnya.

'ada apa dengannya?'

Tanpa menunggu lama Phana berlari mengikuti Gulf, Mew hanya melebarkan kedua matanya saat didahului oleh bawahannya. Tangannya terkepal kuat, bersiap untuk memukul siapa saja yang membuatnya kesal, marah dan kecewa.

"Gulf ? kau baik baik saja?"

Phana memegang tengkuk Gulf berusaha membantu Gulf,

Gulf memuntahkan semua isi perutnya. Ia merasa begitu mual. Gulf memegang perutnya.

"Ahh.. hah.. hah.. tidak apa apa, aku baik baik saja hanya sedikit mual"

Phana melirik kearah cermin besar yang ada dihadapannya. Ia tersenyum licik dan mendekatkan dirinya pada Gulf yang kini begitu lemas. Membuat sosok Pria kini bertambah emosi melihat keduanya.

Diumur Mew yang dikatakan sudah dikatakan dewasa tapi dirinya masih labil sangat labil karena tak bisa menahan emosinya, akhirnya Mew menghampiri Phana dan menarik kerah baju Phana.

Brukh..

Dengan sekali pukulan dari Mew, Phana tersungkur. Mew hendak menghampiri Phana tapi sebuah tangan melingkar sempurna dipinggang Mew.

" Jangan! Phi jangan" lirih Gulf yang kini benar-benar tak punya tenaga. "Jangan seperti ini"

-

Always Remember Us This WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang