11. Love me again (End)

1.3K 105 24
                                    


[aku mencintaimu sebesar aku mengenalmu]

Gulf mengelus perutnya, matanya yang menyiratkan kecerahan kini telah redup. Wajahnya terlihat datar melihat sekelilingya, melihat dari jendelanya. Menatap anak-anak yang duduk dikursi roda. Dan perawat lainnya sibuk mengurusi pasiennya.

"Kau memikirkan apa eoh?"

Gulf tersenyum dan membalikan tubuhnya menatap sosok tinggi Tul yang 'mengaku'adalah ayah dari kandungan Gulf, walau Tul tidak mengatakan bahwa mereka sudah menikah. Tentu saja Gulf akan percaya itu.

"Antarkan aku kepantai ya?"

Tul nampak berpikir sejenak dan kemudian mengangguk pelan, Gulf tersenyum dan berjalan berdampingan dengan Tul dan sebelumnya Gulf mengganti pakaian pasiennya dengan yang biasa.

"Phi, kau mau kemana?" Tanya Jimmy yang berpapasan dengan keduanya, Gulf tersenyum dan menatap Tul yang kini menggandengan tangannya.

"Pantai" jawabnya singkat dan berjalan meninggalkan Jimmy yang masih menatap Phinya-Gulf. Jimmy merogoh ponselnya dan menekan beberapa angkanya dan menempelkannya ditelingannya.

"Tiang, ikuti P'Gulf, dia sedang dengan iblis itu. Aku akan memberimu lima mangkuk ramen super duper jumbo" ucap Jimmy dengan cepat dan mematikan secara sepihak setelah mendengar suara dari seberang sana berteriak.

"Tul Pakorn yang terhormat! Kau akan tahu akibatnya."

-

-

-

Hamparan laut yang terlihat didepan mata kini begitu terasa familiar bagi seorang- Gulf . Ia tengah menatap dengan wajah datarnya, entahlah kata-kata Mew beberapa hari lalu yang mengatakan jika dia adalah suaminya masih terngiang-ngiang ditelinganya.

"Gulf kau sedang memikirkan apa?" sosok tubuh tinggi tersenyum dan merangkul tubuh ramping Gulf. Gulf menoleh dan tersenyum tipis. Ia menggeleng pelan.

"Kau mau ice cream?" tanya Tul dengan tersenyum pada Gulf. Gulf mengangguk pelan dan Tul beranjak meninggalkan Gulf. Gulf mengeratkan jaket tebal yang dikenakannya tapi sesesuatu disakunya membuatnya mengerutkan keningnya.

Gulf mengerutkan keningnya saat ia mengeluarkan secarik kertas disakunya, apa ini?.pikirnya. Gulf membuka secarik kertas yang terlihat usang. Membaca kata demi kata, mencerna apa yang ia baca.

Saat Tul menawarkan ice cream seolah ia mengalami dejavu dan sekarang ia meraskan hal yang sama. Gulf menggeleng pelan dan mencoba menenangkan pikirannya, tapi matanya menangkap objek yang membuat dirinya tersadar.

-

-

-

Mew duduk termenung diruang tengah menonton acara TV dengan secangkir cappucino ditangannya, menyesapnya sesaat dan menghembuskan nafasnya jengah. Hal itu dilakukan berulang-ulang, menatap datar layar TV yang sekarang ditontonnya.

Perkataan ibunya membuatnya sedikit terkejut, ia tersenyum getir saat mengingatnya walau samar-samar tentang kejadian saat dirinya mabuk dan 'menyentuh' Gulf, tapi mengapa Gulf menyembunyikan kehamilannya?

"Gulf~" desah Mew pelan dan memejamkan matanya perlahan, tapi suara pintu terdengar membuatnya memaksa membukakan kembali matanya.

"Khun!" suara pekikan sekertarisnya PHANA terdengar nyaring, tapi Mew tak ingin mempermasalahkannya. Tak menoleh ataupun menyahut ucapan Phana, ia malah sibuk dengan acara TVnya Membuat Pria jangkung itu kesal. Tapi bukan Phana yang begitu saja menyerah.

Always Remember Us This WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang