10. Our Story Tale

897 93 4
                                    

Mew hanya menggerutu kesal karena antrian untuk membeli ice cream begitu panjang, astaga kenapa dirinya seperti babu Gulf yang disuruh ini itu? Mew mengalihkan pandangannya kearah lain, tolong dicatat dan kenapa kedai ice creamnya harus menyebrang jalan?

Yang pasti Mew tak bisa mengawasi istrinya dari kejauhan, akhirnya bagian Mew untuk membeli ice ceram kesampaian. Mew memesan dua cup ice cream vanilla ukuran jumbo tentunya. Setelah membeli, ia melangkahkan kakinya menuju Gulf.

"Huwee... ibuuu, aku ingin ice cleaamm"

Mew menghentikan langkahnya dan menatap kearah perempuan kecil yang merajuk pada ibunya, Mew mendekati Perempuan mungil yang kini tengah meraung-raung dan menarik ujung kemeja sang ibu yang tengah menggendong bayi.

"Hi~ manis, paman berikan satu mau?"

Mew memberikan satu cup untuk anak itu.

" Maaf merepotkan tapi terimakasih. Gara-gara anakku, ice creammu berkurang."

Mew tersenyum dan mensejajarkan tubuhnya dengan Perempuan mungil tersebut, ia mengusap pelan anak itu yang dengan lahap memakan ice creamnya.

"Jangan merepotkan ibumu lagi ok?"

Perempuan mungil itu hanya mengangguk dengan bibir yang penuh dengan ice cream membuat Mew teringat pada Gulf, oh tidak.. pasti Gulf akan memarahinya jika ia telat, Mew ingin cepat-cepat menghampiri istrinya. Karena ia merasakan Gulf membutuhkan bantuannya saat ini.

"Aku harus pergi, istriku menunggu" ucap Mew pada Perempuan dewasa tersebut, lagi-lagi langkahnya terhenti saat sebuah suara yang mengintruksinya.

"Istrimu pasti cantik dan pasti anaknya akan mengikuti wajahmu, ini berikan padanya. ini adalah kalung keburuntungan jika melakukan persalinan"

Persalinan? Istri Mew?

"Ah.. tak usah "

"Tak apa, ambilah. Ini akan bermanfaat"

Akhirnya Mew mengambilnya " Terimakasih" ia menatap bandul kalung yang tengah dipegangnya, berbentuk belalai gajah dan ekor yang bisa ditebak itu beruang.

Mew mengedarkan pandangannya kearah pantai, kemana Gulf? Bukankah tadi dia berada disini? Mew terus berjalan mencari Gulf hingga akhirnya ice cream yang dipegangnya mencair. Kemana lagi menghilangnya?

Ponsel Gulf terus menerus sibuk. Ia membuang ice cream yang dipegangnya, ia kesal. Kenapa Gulf suka sekali membuatnya khawatir akhir-akhir ini? Akhirnya Mew memutuskan untuk pulang.

-

-

-

Bughh..

"Jangan pernah menyentuh Gulf atau kepalamu akan hilang!" desis Phana tajam, ia terlihat terengah-engah saat memukuli Tul. Sosok Pria tersebut hanya terbaring tak berdaya, setelah dipukuli dua Pria dihadapannya. Tommy dan Phana.

"Phi Gulf kau baik baik saja?"tanya Tommy yang mendekati Gulf yang berada dipelukan Jimmy, nampak mengkhawatirkan. Kenapa Tul tiba-tiba mengganggu Gulf? Sebenarnya apa yang diinginkan Pria tersebut?

Jimmy malah terisak melihat Gulf yang tak sadarkan diri, astaga. Tommy menatap Phana yang terus menerus memukuli tubuh Tul yang tak berdaya.

"Tak ada gunanya kau memukulinya terus menerus, lebih baik kita selamatkan Gulf "

Phana menghentikan pukulannya dan berbalik menatap Gulf yang nampak pucat, hati Phana yang begitu dingin akibat melihat Tul, luluh seketika saat melihat wajah Gulf .

"Phi kumohon bangunlah" ucap Jimmy yang masih terisak, ia terus menerus terisak dipelukannya sejak Gulf masuk keruang operasi.

Phana hanya menekuk kedua kakinya dan meletakan kepalanya diantara kaki panjangnya. Ia tak bisa menyembunyikan rasa sedihnya. Lampu masih berwarna merah bertanda jika operasi belum selesai.

Always Remember Us This WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang