tuan puteri

956 76 5
                                    

Perpustakaan menjadi tempat terbaik bagi Chaeyoung, buku menjadi salah satu sahabat terbaik baginya, selain Chanyeol dan juga Baekhyun tentunya.

Menjadi siswi terbaik dengan nilai tertinggi di seluruh universitas, wajah yang rupawan, dicintai semua dosen bahkan rektor, digilai seluruh pria hingga sahabatnya yang merupakan dua pria tampan. Itu semua menjadi alat ukur semua orang padanya, semua orang akan berkata;

"Menjadi cantik dan pintar disaat yang bersamaan sepertinya sangat nyaman."

"Oh tuhan, kenapa aku tidak bisa menjadi seorang Park Chaeyoung, pintar, cantik, dikelilingi seluruh pria."

"Selain itu semua, dia juga anak tunggal dari pemilik rumah sakit terkenal."

Ya ya puji aja selalu gadis ini sesuka kalian, kalian hanya mesti tahu baiknya saja, tapi jangan dengan sakitnya menjadi seorang Park Chaeyoung.

Kalian bilang akan sangat menyenangkan menjadi dirinya? coba saja kalau kuat menjalani betapa kejamnya si pemilik rumah sakit terkenal itu. Chaeyoung dipaksa belajar 15 jam dalam satu hari bahkan itu juga berlaku dihari libur, menjadi gadis anggun yang selalu mengangguk patuh ketika diperintah ini itu, gadis yang tidak boleh meninggikan suaranya walau sedikit saja, dan harus selalu tersenyum dihadapan semua orang. Chaeyoung berani bertaruh, tidak akan ada satu pun yang kuat menjalani hari sebagai dirinya, walau sehari saja.

Kedua sahabatnya bahkan pernah berkata; "Park Chaeyoung adalah seorang puteri raja, Pewaris kerajaan ternama, yang akan selalu berkata 'baik yang mulia' kepada rajanya." sialan, kalau dia pikir kembali itu memang kenyataan.

Kembali ke Chaeyoung yang sedang membaca buku, bau perpustakaan sepertinya sudah menjadi candu baginya, bahkan sehari saja tidak menginjakan kaki di perpustakaan rasanya ada yang kurang.

Kedua sahabatnya kini datang, masing-masing duduk diantara sisi kanan dan kiri gadis itu.

"Aku bingung, kau ini makan nasi tidak sih?" kata Baekhyun memperhatikan gadis di sisi kanannya. Pasalnya sejak pagi tadi gadis itu hanya mengunyah sebuah wafer.

"Makan kok, kenapa memangnya?" Baekhyun hanya menggeleng sedangkan Chanyeol mendengus.

"Kau tidak sadar apa bagaimana sih? Seharian ini kau belum makan kan?" gadis itu sedikit berpikir lalu tersenyum kearah Baekhyun sedangkan pemuda itu mendengus.

"Aku tidak ingat." jawabnya kelewat santai.

"Perutmu itu penyakitan. Aku dan Baekhyun akan makan siang diluar, ayo kita makan bertiga." ajak Chanyeol padanya, gadis itu memang mengidap penyakit lambung tapi selalu saja melewatkan jam makannya, dasar tuan puteri.

"Aku tidak lapar Chanyeol, lagi pula aku akan makan ketika aku lapar."

"Lalu kapan kau akan lapar? Tuan puteri kalau kau sakit para penjaga kerjaan akan membunuhku dan Baekhyun. Ayo ikut kami." Chanyeol masi keukeuh dengan ajakannya.

"Benar, aku tidak mau mati karna tuan puteri sakit. Para penjaga kerajaan sangat menakutkan. Ayo kau ikut kami." gadis itu hanya terkekeh, kadang keduanya terlalu berlebihan.

"Aku tidak lapar. Dan lagi, aku tidak mau menganggu acara kalian, aku tidak mau menjadi nyamuk diantara kalian ya?!"

"Kau ini sahabatku mana mungkin aku mengacuhkanmu, ayo ikut kami." gadis itu masih menggeleng.

"Tidak ah, sudah sana kalian saja. Lagi pula lumayan kan kalian bisa berkencan di waktu seperti ini." dia tersenyum kearah keduanya. "Sudah sana pergi, aku masih harus membaca beberapa halaman lagi. Setelah itu aku janji akan makan siang."

our story | chanyeol - rosé Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang