roommates

2.1K 113 2
                                    

Sebelumnya, warning dulu cerita ini sejujurnya ratesnya agak dewasa cuma mungkin aku nulisnya gak terlalu vulgar, jadi mohon bijak dalam membaca ya.

Dentuman suara musik terdengar di seluruh ruangan, berbagai macam bebauan tercium di rongga penciumannya, berbagai jenis manusia memenuhi setiap bagian. Malam ini terulang kembali, rasa patah hati yang Chaeyoung alami. Ini lebih sakit, dari sebelum-sebelumnya.

Bajingan yang biasa ia panggil 'sayang' itu berselingkuh dengan salah satu temanya, dasar bajingan. Ketahuanpun bukannya merasa bersalah malah besar kepala. Haha, kasihan sekali Chaeyoung sudah diselingkuhi, direndahkan pula.

Ini gelas ke-8 yang ia teguk entah sudah dimana pikirannya. Minuman jenis whiskey yang tidak pernah ia sentuh pun kini mengalir di tenggorokannya. Oh terkutuklah Chaeyoung, selama ini ia hanya selalu meneguk bir dan tiba-tiba whiskey menjadi pilihannya kali ini.

Ponselnya berbunyi sedari tadi, salah satu bartender yang bekerja disana sudah mencoba memberi tahunya tapi tidak ia hiraukan. Hingga sang bartender yang terpaksa mengangkat panggilan itu, ia menginformasikan keadaan kacau Chaeyoung dihadapannya, gadis itu sudah meracau tidak jelas, untung saja bartender ini sangat baik ia mencoba menjaga Chaeyoung hingga seseorang yang berada di sambungan telfon itu datang.

.
.

Kepalanya sangat pusing, bahkan kini ia ingin muntah. Tenggorokannya sangat panas, ah Chaeyoung menyesali kelakuannya semalaman. Ia terbangun diatas kasur milik pemuda itu, bahkan kini ia sudah mengenakan hoodie kebanggaanya.

Chaeyoung menyusuri apartemen-nya mencari keberadaan seseorang yang sudah bersedia mengangkutnya semalam. Ah ketemu, pria itu sedang berada dibalik kompor sepertinya ia sedang membuat sarapan. Ia berjalan kearahnya lalu memeluk sang pemuda dari belakang.

Bentuk tubuh sempurna dan punggung lebar yang menjadi tempat favorite Chaeyoung untuk bersandar. Pria itu terkejut, ia mencoba berbalik tapi Chaeyoung menahan pelukannya.

"Terimakasih, maaf sudah membuatmu kerepotan." kalimat pertama yang diucapkan Chaeyoung pagi ini, sialan tenggorokannya sangat panas.

"Kau selalu membuatku repot, kau tau itukan?" katanya ketus. Chaeyoung melepaskan pelukannya pemuda itu berbalik menghadap dirinya. "Cepat cuci mukamu lalu kita sarapan, aku sudah hafal tabiat perut ratamu itu." gadis itu berbalik lalu berjalan kearah kamar mandi dengan kesal.

Sarapan Chaeyoung kali ini dengan bubur hambar dan kuah sup. Ini adalah salahnya yang mabuk-mabukan semalam, ah salah kan saja pria bajingan itu, karna dia yang membuat Chaeyoung seperti ini.

Keadaan meja makan sangat sunyi, manusia yang sedang makan dihadapannya tidak sekalipun berbicara lagi setelah menyuruhnya untuk makan, Chaeyoung sangat membenci situasi ini.

"Kau tidak ke kampus?" tanya Chaeyoung, pasalnya gadis itu sudah hafal jadwal kuliah pemuda dihadapannya.

ia menggeleng. "Ada bayi besar yang harus aku urus. Siang nanti aku akan mengantarmu pulang, Ibumu khawatir dengan keadaanmu." jawabnya singkat.

"Aku tidak mau pulang. Chanyeol ayolah tolong aku."

"Tidak bisa, kau harus pulang. Salahmu yang mengkhawatirkan semua orang. Bahkan semalam Ibumu datang kemari untuk memberikanmu makan malam tapi ternyata anaknya itu malah mabuk-mabukan tidak jelas."

"Ibuku datang? tumben sekali."

"Ibumu selalu datang, tapi kebetulan anak gadisnya malah sedang bersenang-senang dengan prianya." ahh wajahnya sudah mulai kesal.

"Kau cemburu?" Chaeyoung sangat suka ketika Chanyeol seperti ini, ah pemuda itu sangat menggemaskan.

"Sejak kapan? Aku hanya mengkhawatirkan Ibumu. Dia sudah datang jauh kemari dan kau malah tidak ada. Bahkan ia menolak ketika aku antar pulang."

our story | chanyeol - rosé Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang