[17] Garis Awal

85 12 38
                                    

Hai gaissss aku balikkk

Akhirnya ada inspirasi huhuhuhuhuh

Padahal tadinya aku mau unpublish ini tapi gak jadi wkwkwkwk

Btw bab ini penuh .... tanda tanya

Semoga kaga confuse

Soalnya gua pas ngetik bingung sendiri juga 🙂

Hepi readingg ❤❤❤

=

=

=

Daon udah lompat-lompatan kayak orang gila dilorong perusahaan, karena dia telah melalui hari pertamanya bekerja sebagai web designer. Bukan pekerjaan yang sulit tapi juga tidak mudah bagi seorang Daon, tapi Daon akan berusaha sekuat tenaga. Sampai titik darah penghabisamn, sehingga ia akan dapat memperoleh gaji.

Sebenarnya Daon merasa dirinya tidak terlalu pintar, namun sepertinya ia berpotensi untuk menghasilkan ide-ide kreatif untuk membentuk suatu karya yang luar biasa, eaaaaa. Daon jadi ingat masa-masa dia SMA.

Walau perusahaan tempat ia bekerja kecil, tapi Daon memang sengaja masuk melamar disana, karena ia takut kepada banyak hal salah satunya ayahnya yang tidak memperbolehkan ia bekerja.

Tapi untuk apa sudah kuliah tapi tidak kerja? Buang-buang duit doang mah itu.

"Haloo bebbbb" ucap Daon ketika telponnya tersambung ke nomor yang ia tuju.

"Bab beb bab beb naonn?" balas manusia disebrang telpon yang tak lain dan tak bukan adalah Bulan.

"Udah official gua" ucap Daon sambil tawa-tawa sendiri, orang-orang disekitarnya melihat dia sampai geleng-geleng kepala.

"PACARAN SAMA YUYUN? Gercep gilee" ucap Bulan ngegas, Daon menjauhkan telponnya, padahal itu gak di loud speaker tapi kupingnya Daon sampe pengang.

"Nah itu dia, salah satu tipe Yuyun tuh lelaki yang sudah berpenghasilan sendiri" ucap Daon percaya diri. Mentang-mentang sekarang udah bisa ngebiayain hidup sendiri.

Daon ngomong kayak gitu jadi halu sendiri. Sejak Daon memberikan Yuyun nomor telfonnya mereka jadi sering chattan dan rupanya mereka 'satu sever'. Daon juga merasakan adanya koneksi antara dirinya dengan Yuyun

"Hehehehe ahhh jadi malu "seru Daon sambil mukul-mukul manjah batang pohon disampingnya.

"On, keknya lu dah gila dah"ucap Bulan datar tapi penuh penekanan.

Sebenarnya Bulan menyadari keanehan sahabatnya itu dari beberapa hari yang lalu. Sejak Daon sering chatan dan telfonan dengan Yuyun ia selalu mengurung diri dikamar, saat diajak nongkrong selalu nolak, diajak kulineran noalak, diajak belanja bulanan tentu saja nolak.

Sampai si Wonpil teman sepermabaran ngajakin mabar juga ditolak, padahal Wonpil udah bela-belain bawain martabak buat keluarga Pak Imin biar malem-malem bisa diizinin masuk kostan, demi mabar doang.

Tapi akhirnya ditolak, daripada Wonpil pulang dengan perasaan kecewa akhirnya Bulan nemenin mabar Wonpil walaupun dia main game aja kagak bisa, alhasil bukannya Wonpil bahagia malah emosi ngajarin Bulan ngegame.

"lan, doain gua ya" ujar Daon bersungguh-sungguh.

"Mau Ngapain lu? Lu mah inget Tuhan pas butuh doang" ucapan Bulan terbukti valid 100%.

KOST'AN UlBiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang