[22] Perbadutan Dunia

72 9 37
                                    

Halo gaissss, akhirnya aku balik lagi ke 'sirkus'

Keknya sebulan lebih gak nulis, keren udah kek hiatus.

Maap yak ≧ ﹏ ≦

Banyak yang terjadi selama hidupku 1 bulan tidak menulis ini, gapap ngumpulin inspirasi.

Kadang kesel kali aku kalo gak sesuai ekspetasi.

Maap banyak typo, btw cerita gua plot hole banyakkkkkk sekali baru kusadari.

Oh iye.

Gua hampir lupa ngasih peringatan, pokoknya 18++ gua nulis ini merasa berdosa banget alurnya bisa kek gitu. Tapi ini lebih ke sex education sihhh, yaudah dah.

Hepi Readinggg  🤍🤍🤍o(* ̄▽ ̄*)ブ

=

=

=

Ubin lompat-lompatan diatas trotoar, bernyanyi riang sambil memamerkan gigi kelincinya. "Aku ingin begini, aku ingin begitu, ingin ingin ingin itu banyak sekaliiiii....."

Nyanyianya membuat beberpa orang-orang disekitar menatapnya bahkan membatalkan melanjutkan aktivitas mereka demi melihat Ubin, namun Ubin tidak peduli, ia tetap menikmati hari yang indah.

Dua hari ini adalah hari yang penuh keajaiban. Melihat fenomena Bulan dan Daon berpelukan membuatnya menangis terharu, jika diingat-ingat ia jadi malu sendiri karena kemarin turut menangis terharu di pundak Pin sampai bajunya Pin basah kuyub. Walau kata Pin gak apa-apa tapi dari wajahnya kayak kesel.

Tapi sepertinya penderitaan Pin terbayar, karena tadi pagi Ubin mendengar kabar gembira yang sampai membuat Pin rela bangun pagi-pagi di hari weekend. Yaa... Pin menang arisan, lumayan, 500 ribu. Akhirnya mimpinya tercapai untuk membeli panci pink premium.

Pagi ini ia juga melihat penampakan uwu dari Mbak Yon dan Kang Brian. Kadang Ubin suka nguping Mbak Yon curhat sama Daon karena katanya Brian terlalu cuek, sampai Mbak Yon bingung. 

Akhirnya hari ini Ubin melihat Kang Brian pagi-pagi ngapelin Mbak Yon sambil bawain bubur kacang ijo. Waktu itu rambutnya Mbak Yon sedikit berantakan , terus kepalanya diusap-usap  manjah sama Brian. Pas ngeliat pemandangan itu Ubin serasa masuk ke dunia paralel Drama Korea. Ubin ikutan meleleh.

Kalo Bang Jean?? Tadi pagi ia melihat Bang Jean tersenyum senang mendapat paket berisi kopi, walau ekspresinya datar tapi kayaknya bahagia.

Ubin juga ikut merasa bahagia karena setiap malam ia mengerjakan jurnal, ia tak pernah lagi mendengar suara tangis seorang perempuan dari kamar seberangnya. Mungkin oknum Ujin sudah terbiasa dengan 'dunia yang bercanda'. 

Sebenarnya Ubin pernah sekali ingin menenangkan Ujin yang waktu itu masih galau sama Ruto, dengan membawakan teh hangat. Namun ia malah diusir dengan tragis, jadinya Ubin cuma bisa ikutan sedih dari kamarnya kalo denger Ujin nangis, bahkan waktu itu dia gabis atisur nyenyak.

Ahh memang, definisi kebahagiaaan seorang Ubin sangat sederhana, hanya sekedar melihat seseorang disekelilingnya bahagia, virusnya bisa nyampe ke dia. Karena terlalu bahagia atas kebahagiaan orang lain, sampai ia sekarang lupa bahwa hari ini adalah hari terakhir ia PKL dan sebentar lagi ia akan lulus. Yey.

Ubin melirik ponselnya yang bergetar didalam saku celananya. "Halooo mam-" Seketika Ubin langsung menjauhkan ponsel dari telingannya.

"ANAK MAMA HARI INI KELAR PROTOKOL YA? EH PKL YA?"

KOST'AN UlBiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang